cinta dalam jas putih

Anak Takut Gelap



Anak Takut Gelap

1"Kenapa semuanya tiba-tiba gelap? " axel yang merasa baru beberapa menit yang lalu mengirim pesan pada ellen dan tertidur lelap mendapati suasana kamarnya yang gelap gulita.     

Satu tangannya meraba-raba meja yang berada di dekat tempat tidurnya, dan dia tidak menemukannya. Lalu mencoba mencarinya di bawah bantal tempat tidurnya, dan akhirnya menemukan ponsel yang dia cari sedari tadi.     

"Jam berapa ini? " axel menyalakan ponselnya dan melihat waktu yang sedang dicarinya itu.     

Dia melihat ke layar ponselnya yang menunjukan malam ini telah pukul dua belas malam dan perut axel mulai keroncongan, karena sejak dia sampai di tempat barunya dia hanya sibuk merapikan barang-barangnya dan menerima panggilan dari orang terdekatnya. Hanya satu panggilan yang tidak diterima tadi, yaitu sebuah panggilan dari leiyya.     

Dia telah beberapa kali mengirim pesan dan menghubunginya tetapi axel tidak meresponnya, semua karena kekecewaannya pada apa yang sudah dilakukannya dengan dokter azka. Bukan karena rasa sakit hatinya karena cinta tidak terbalaskan, tetapi karena tindakannya yang tidak baik dan merusak hubungan baik keluarga lain.     

"Kenapa malam ini aku lapar sekali!! " axel mencoba berjalan memakai senter yang dia dapatkan dari ponsel miliknya, walaupun cahayanya sama sekali tidak membantu axel.     

Dia tidak dapat berjalan dengan baik dan langkahnya menjadi tersendat-sendat, semua axel paksakan karena perutnya yang sudah tidak bias berkompromi lagi.     

"Kakiku! " axel meringis kesakitan ketika jari-jari kaki kanannya menabrak kursi yang ada di rumah dinasnya.     

Kursi itu benar-benar terbuat dari kayu yang sangat asli sekali, karena jari-jarinya merasakan kerasnya kursi tersebut sampai dia merasakan sakitnya sampai ke dalam hati sama seperti ketika dia harus merasakan patah hati karena seseorang.     

"Hah, apa itu??? " axel menoleh seketika ke arah jendela ruangan depan yang tirainya belum dia tutup karena sudah lebih dulu terlelap dan tidak memikirkan apapun lagi tentang hal lain. Kebiasaan yang selalu dia lakukan ketika masih berada Bersama dengan keluarganya.     

Dia melihat seperti sesuatu cahaya yang melewati kegelapan dan lewat di jendelanya, dan tampak seperti sosok putih yang berjalan ke arah jendela.     

" Masa aku sama dengan ayah yang penakut ketika gelap! " cetus axel ketika menyadari bayangan putih yang dilihatnya tadi.     

"Jaman kan sudah modern, mana ada hantu di jaman sekarang! " axel mencoba untuk menghibur dirinya sendiri di saat dia sedang ketakutan, menipu diri sendiri yang sebenarnya pun merasakan detak jantungnya yang bekerja begitu kuat dan merasakan langkahnya yang mulai gemetar.     

Axel berjalan pelan menuju ke arah jendela karena keterbatasan langkahnya oleh gelapnya ruangan akibat mati lampu, dengan mantap axel berencana untuk menutup tirai jendela agar dapat tidur kembali dengan tenang walaupun perutnya masih terasa kelaparan malam ini.     

Ketika axel telah sampai di depan jendela ruangan depan dan hendak menutup tirai jendela, dia melihat sesosok wanita aneh dengan wajahnya yang putih pucat dan seluruh tubuhnya yang di bungkus oleh kain putih seketika membuat axel berteriak ketakutan.     

Tetapi kedua tangan wanita itu menempel ke arah kaca ketika mendengar axel berteriak, dan lalu mendekatkan wajahnya seraya memukul-mukul kaca yang berada di hadapan axel.     

Axel menyipitkan kedua matanya dan memastikan sosok yang dilihatnya itu adalah manusia dan bukan mahluk halus seperti yang axel pikirkan. Dengan cepat dia memutuskan untuk membuka pintunya dan menghampiri sosok tersebut.     

"Nita!!! " axel berkata dengan nada tinggi ketika melihat sosok perempuan lucu yang tadi sore di temuinya.     

Tawanya muncul bercampur dengan ketakutan serta kekesalan ketika melihat sosoknya di tengah malam.     

"Kamu tidak ada lagi warna kain selain yang berwarna putih? " axel bertanya dengan nada ketus karena ketakutan yang dialaminya, "kenapa juga tengah malam kamu masih keluyuran? " axel kembali bertanya pada nita yang walaupun larut malam dia masih berjalan di luar rumah dinas.     

"Sejak kapan kamu jadi sekuriti tambahan? " lagi-lagi axel bertanya dengan nada memarahi nita, sampai perempuan yang memakai selimut berwarna putih itu ketakutan karena kemarahan axel malam ini.     

"Dokter maaf, saya hanya di perintah oleh kak yosi untuk memberikan lilin ini ke rumah dokter karena sedari tadi rumah dokter gelap " jawabnya dengan wajah datar tanpa rasa bersalah sedikitipun pada axel.     

"Mereka bilang takut terjadi apa-apa dengan dokter dan nanti kami tidak punya dokter lagi " sambung nita menjelaskan alasannnya berkeliaran tengah malam.     

Sudah hampir satu jam dia bolak-balik di depan tempat tinggal axel karena setelah dia mengetuknya satu kali dan axel tidak kunjung membuka pintunya. Membuatnya harus menunggu sampai akhirnya axel muncul di hadapannya.     

"Dokter!! " nita terperanjat ketakutan ketika mendengar sesuatu yang menurutnya sangat mengerikan, dia berjalan bersembunyi di balik tubuh axel.     

"Ada apa? " tanya axel padanya terheran melihat nita yang ketakutan karena mendengar sesuatu yang sama sekali tidak di dengarnya.     

"Dokter tidak mendengar bunyi yang menyeraman itu? " lalu nita menanyakan kembali seuatu yang di dengarnya.     

Tidak lama kemudian tawa axel muncul seketika nita mengatakan sebuah suara yang menurutnya menakutkan itu.     

"Dia malah tertawa! " cetus nita pelan, "dasar dokter aneh "     

Axel tetap tidak bias menahan tawanya sampai perutnya terasa sakit, "itu bukan suara genderuwo atau hantu belao! "     

"Tapi itu suara setan-setan kecil dalam perutku yang kelaparan " sambung axel, dia lalu kembali tertawa.     

Seketika axel teringat cerita tentang ayahnya yang pernah mengalami kejadian yang sama karena situasi gelap yang akhirnya mengakrabkan mereka. Kali ini dia yang mengalaminya dengan wanita yang bernama sama dengan ibunya.      

"Aku lupa makan karena ketiduran " ucap axel pada nita.     

Setelah dia mendapatkan lilin dari nita, dengan cepat axel meraih tangan nita untuk ikut masuk ke dalam tempat tinggalnya.      

Dengan terseret-seret dia berjalan masuk ke dalam dan kekuatannya untuk menolak tarikan tangan axel.     

"Dokter mau apa? " nita ketakutan ketika axel memaksanya untuk masuk ke dalam rumahnya, dia dengan cepat kembali menutupi tubuhnya dengan selimut berwarna putih yang di pakainya tadi.     

"Aku sudah bertunangan dokter! " nita kembali berucap pada axel yang membuatnya bereaksi mengeluarkan tawanya.     

Axel seketika menyimpan satu jari telunjuknya di kening nita, "aku juga sudah punya pacar tidak sombong! "     

"Dan aku tidak suka perempuan aneh dan lucu seperti kamu " sambung axel, dia lalu membawa nita menuju ke arah dapur di temani olehnya yang membawakan sebuah lilin yang menyala agar nita dapat melihat di antara kegelapan.     

"Buatkan aku sesuatu yang bias aku makan " ucap axel pada nita.     

Dia seenaknya memberikan perintah pada orang lain, seolah dia adalah pimpinanya. Tetapi nita teringat pada ucapan kedua senior dan kepala puskesmasnya agar bersikap baik pada dokter yang kali ini tinggal di puskesmas agar dia bias betah tinggal di desa ini.     

"Iya aku buatin! " cetus nita dengan perasaan kesal.     

Dia melihat sesuatu yang ada di lemari dapur dan membuatkan dokter baru di desa tempatnya bekerja itu sesuatu makanan yang begitu sederhana di saat situasi darurat.     

"Makan yang ada dulu saja ya dokter " hanya butuh waktu lima menit bagi nita untuk membuatkan makanan tersebut dan menghidangkannya pada axel.     

Dia menggelengkan kepalanya ketika melihat axel yang memainkan api lilin di depannya. Lilin yang tersimpan di sebuah meja bersama dengan makanan yang dibuatkan oleh nita.     

"Besok aku janji akan membuat makanan enak! " sambungnya pada axel, "saya pamit dulu "     

Axel memandangi sebuah mie rebus lengkap dengan telur di mangkuk itu, senyumannya muncul ketika melihat hidangan tersebut.     

"Pantas saja cuma lima menit! " ucap axel sambil senyum-senyum sendiri, tetapi karena malam ini dia lapar jadi mie rebus dengan telur pun dia makan dengan lahap dan kembali tidur agar besok bisa bekerja dengan wajah yang fresh...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.