cinta dalam jas putih

Salah Jatuh Cinta



Salah Jatuh Cinta

1Axel melihat ke arah nita yang sedang merapikan rambutnya sebelum dia naik motor.     

"Apa di sekitar sini ada tempat bagus untuk mengambil foto? " tanya axel.     

Nita lalu berpikir sejenak, "ada, tapi lumayan jauh dokter "     

"Antar aku kesana " pinta axel, "lagipula ini masih sore, kita masih punya banyak waktu "     

Nita tidak langsung menjawabnya, "tapi sepertinya nanti akan turun hujan dokter "     

Axel tertawa, "panas seperti ini kamu bilang akan turun hujan? "     

Dia kembali melanjutkan tawanya sekarang.     

"Ayo cepat tunjukkan tempatnya " axel memaksa nita untuk cepat naik ke atas motor dan menunjukkan tempat yang dia ingin lihat sekarang.     

"Dokter sepertinya hujan... " nita bicara ketika di tengah perjalanan.     

Dia merasakan ada tetesan-tetesan air yang turun dari langit di kepalanya.     

Nita bisa dengan jelas merasakannya karena dia tidak memakai helm.     

"Cuma gerimis kecil " axel tidak mempedulikannya karena mereka sudah berada di tengah perjalanan.     

Tetapi lama-lama kelamaan tetesan air itu semakin melebat dan berubah menjadi hujan.     

"Dokter menepi dulu di sana! " nita menunjuk ke arah sebuah gubuk yang sering di pakai oleh petani untuk menyimpan rumput-rumput yang telah mereka ambil.     

"Hujan besar sekali.. " nita bicara dengan berteriak pada axel karena suara hujan lebih keras darinya.     

Mereka berteduh di sebuah gubuk yang sudah rusak, tetapi atap-atap jeraminya bisa dipakai untuk berteduh.     

"Hujan besar seperti ini biasanya tidak akan lama " axel pun berkata dengan berteriak juga pada nita.     

Nita menengadahkan satu tangannya di bawah aliran air hujan yang turun dari atap gubuk yang dia pakai untuk berteduh.     

Air hujan yang dingin itu membasahi satu telapaknya, dia memainkan air hujan sekarang sambil tersenyum.     

Axel yang melihat nita tersenyum manis sedang memainkan air hujan sekarang ini, lalu mengikutinya.     

Satu tangannya menampung air hujan memakai telapak tangannya dan dengan sengaja dia cipratkan ke arah nita.     

"Dokter!! " teriak nita.     

Wajah dan seragamnya basah oleh cipratan air hujan dari axel.     

Dia hanya tertawa melihat nita yang ketakutan sekali terkena air hujan sekarang ini.     

"Aku balas! " cetus nita, "rasakan ini! "     

Nita dengan bertubi-tubi memberikan serangan dengan terus menerus menampung air hujan dan di lemparkan pada axel.     

Mereka berdua saling melemparkan cipratan air membuat keduanya basah.     

"Kamu berani sekali! " axel berkata sambil meraih satu tangan nita dan dibawanya keluar dari tempat mereka berteduh.     

"Dokter!!! " nita berteriak ketika axel malah membawanya ke tengah-tengah hujan yang deras bersamanya.     

"Kamu itu kurang tertawa! " ucap axel pada nita.     

Dia yang juga basah kuyup karena hujan senang sekali bisa membawa nita untuk ikut dengannya.     

"Sesekali kita harus menikmati hujan seperti ini! " ucap axel sambil terus memegang tangan nita agar tidak kembali berteduh.     

Terlihat oleh axel, ikatan rambut nita yang terlepas dan rambut panjangnya terurai.     

Tawa axel perlahan-lahan memudar melihat kecantikan nita sekarang ini.     

Dia baru menyadari wanita itu cantik sekali dengan rambutnya yang basah dan tergerai seperti itu.     

"Kenapa tunanganmu tidak pernah mengunjungimu sekali pun? " axel tiba-tiba menanyakan sesuatu hal yang sangat pribadi pada nita.     

Nita terus menerus mengusap wajahnya yang diguyur air hujan, raut wajahnya berubah ketika axel menanyakan hal itu padanya.     

"Tidak penting dokter " jawab nita, "dia juga bekerja di rumah sakit, jadi waktu kami selalu tidak pernah bisa sinkron "     

"Dokter sebaiknya kita cepat kembali nanti dokter sakit " ucap nita.     

Dia sedang menghindari pembicaraan yang ditanyakan oleh axel padanya.     

Axel tersenyum, dia lalu menuruti semua perkataan nita sekarang.      

Di pikiran terbesit rasa penyesalannya bertanya hal pribadi pada nita tadi. Dia tiba-tiba lupa ketika memandangi wajah cantik nita, dan kesetiaannya mulai tergoyahkan sekarang ini.     

Dia sudah merasa nyaman ketika bersama nita yang dikenalnya sangat cerewet dan usil itu. Tetapi dia sedang mencoba menepisnya karena mungkin perasaan itu muncul hanya karena dia merasa kesepian dan membutuhkan seorang teman bicara.     

"Dokter!! " nita mengetuk pintu rumah dinas axel pagi ini.     

Dia merasa heran ketika waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi tetapi axel belum menunjukkan diri.     

Dia takut terjadi sesuatu hal pada dokter barunya itu.     

"Ada apa? "      

Axel muncul masih dengan kaos dan celana panjang dan belum mandi.     

"Sudah siang dokter, puskesmas sudah mau membuka pelayanan! " jawab nita.     

Tetapi dia melihat axel yang memasukkan kedua tangannya di ketiaknya seperti sedang merasakan kedinginan.     

"Dokter sakit? " nita lalu menyimpan telapak tangannya di dahi axel tanpa meminta ijin lebih dulu padanya.     

"Dokter demam! "     

"Aku belum minum obat... " axel menjawabnya dengan pelan ketika dia masuk kembali ke dalam rumah dan berbaring di kursi.     

"Kenapa? "      

"Aku belum sarapan! " jawabnya manja.     

Jika dia berada dirumah sudah pasti ibunya yang membuatkannya sarapan dan juga memberikan semua obat-obat yang dibutuhkannya sekarang.     

Karena dia sedang berada jauh dari sosok ibunya yang selalu memanjakannya dia menjadi kesusahan ketika sakit seperti sekarang.     

Nita mengerutkan dahinya sambil menggelengkan kepalanya, melihat sikap manja axel. Setelah kemarin sore dia bermain di bawah guyuran hujan dan sekarang harus mengalami demam.     

"Tunggu sebentar " nita lalu beranjak dan keluar dari rumah axel.     

Tidak lama kemudian dia membawakan sebungkus bubur ayam yang dibelinya untuk axel.     

"Dokter sarapan dulu " nita menyodorkan mangkuk yang berisi bubur ayam yang di belinya tadi pada axel.     

"Ini obatnya " lalu menyimpan sebutir paracetamol di samping gelas yang sudah berisi air di atas meja yang berada di hadapan axel.     

"Kamu mau kemana? " axel meraih satu tangan nita yang akan beranjak dari duduknya dan menahannya agar tetap duduk menemaninya.     

Nita tertegun, diam tanpa suara melihat axel yang sedang memegangi satu tangannya sekarang ini.     

Jantungnya berdebar begitu kencang sekarang ini, tangan axel yang lembut dan mengeluarkan suhu tubuh yang panas menyentuh pergelangan tangannya.     

"Temani aku dulu sebentar " ucap axel pada nita dengan kedua matanya yang menatap tajam ke arah nita.     

Nita masih terdiam tidak bisa mengatakan apapun sekarang, permintaan axel padanya benar-benar aneh.     

"Nanti kalau tiba-tiba aku sedang makan pingsan bagaimana? " ucap axel.     

Dia melepaskan pegangan tangannya pada nita setelah wanita itu duduk kembali, sambil sesekali memasukkan bubur yang nita beli untuknya.     

"Terima kasih bubur nya " lalu axel berucap kembali pada nita.     

Wanita itu hanya membalasnya dengan senyuman manis.     

Axel senang melihat nita yang tidak membuat cepolan aneh di rambutnya pagi ini, rambutnya yang berkilau tergerai di bawah bahunya.      

Dan dia juga mengunakan pewarna di bibirnya walaupun tidak terlihat begitu mencolok tapi warna yang dia pilih cocol sekali untuk warna kulitnya yang kuning langsat dan semakin sempurna dengan mata ambernya.     

'Apa mungkin, sekarang ini aku sedang tertarik pada wanita itu? ' axel bertanya dalam hatinya ketika dia masih memakan buburnya.     

Sambil sesekali mencuri pandang ke arah nita yang menemaninya sarapan yang memandangi layar ponselnya begitu serius.     

'Lalu janjiku dengan ellen bagaimana? ' dia kembali bertanya pada dirinya sendiri.     

'Tapi dia terlalu menarik perhatianku selama ini... ' akhirnya dia harus mengakui juga bahwa hatinya sudah mulai retak dan kemungkinan akan terbagi menjadi dua.     

Dia salah jatuh cinta sekarang ini, karena rasa suka itu datang ketika dia telah memiliki pasangan dan dia tahu nita pun sudah bertunangan.     

Tetapi dia menyukai wanita yang ada di hadapannya sekarang ini dan entah apa yang membuatnya begitu memaksakan perasaannya. Dan seketika dia merasa bersalah pada ellen yang sudah dikhianatinya sekarang, hanya karena beberapa minggu ini ellen belum menghubunginya dan diapun sulit untuk berkomunikasi dengan kekasihny itu...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.