Wanita Dalam Doa
Wanita Dalam Doa
"Kalau mau berhasil, harus pura-pura tidak memiliki rasa iba key! " ucap yunna sambil terus berjalan di samping key.
Key tersenyum dan menganggukkan kepalanya, lalu dia meraih satu tangan yunna.
"Terima kasih sayang.. " ucap key pada yunna yang tersenyum lebar ke arahnya.
Senyuman yunna perlahan memudar, dia sedang memikirkan kembali ketika tadi berbicara berdua dengan dokter edwin.
'Apa benar dia menyukaiku? ' tanya yunna dalam hatinya.
Dia tidak percaya dengan apa yang di dengarnya tadi.
Karena dulu dia menyukai ayah key pada pandangan pertama sebelum akhirnya bertemu di tempat axel. Dia sangat mengagumi sosok dokter edwin yang sama seperti ayahnya.
Sosok lelaki yang sangat terlihat dingin dari penampilannya, tetapi ternyata adalah seorang laki-laki yang begitu penyayang.
'Aku pikir dia hanya menyukai ibu saja dulu ' yunna lalu kembali menarik nafasnya dalam-dalam.
Dia yang secara tidak sengaja mendengar cerita kakaknya axel dengan ellen di telpon tentang cerita dokter edwin yang jatuh cinta pada ibunya tetapi karena ibunya sudah menikah dokter edwin akhirnya mundur dan pergi ke tempat yang jauh.
'Kenapa sekarang aku menyesal membuatnya harus menikah dengan orang lain! ' lalu yunna menepuk-nepuk dadanya yang terasa sesak dengan lembut.
Dia mencoba mempengaruhi key untuk mencarikan sosok istri untuk ayahnya, dengan tujuan agar dokter edwin tidak lagi memikirkan ibunya. Dan dia bisa tenang melihat ayah dan ibunya tetap saling mencintai selamanya.
'Sadar yunna!! ' ucapnya lagi.
'Kamu itu pacarnya key! ' dia mengingatkan dirinya sendiri sekarang ini, 'dokter edwin itu calon ayah mertuamu! '
Dia mengatakan itu seolah-olah hubungannya akan segera di resmikan dengan waktu yang secepatnya.
Padahal dia masih duduk di bangku SMA dan tentu saja ayah dan ibunya lah orang pertama yang menolak menikahkannya.
Secara ayah dan ibunya yang sangat pintar memiliki sebuah gelar, juga kakak laki-lakinya. Tidak akan mungkin bagi yunna untuk menikah setelah selesai sekolah.
'Kecuali kalau terjadi kecelakaan! ' yunna lalu bergidig setelah mengatakannya.
Dia mencoba menyembunyikan kegelisahannya sekarang ini dari key. Yunna sedang mencari sebuah jawaban permasalahan yang membuat hatinya gelisah sekarang ini.
'Paman dokter sudah mengingatkanku lagi pada rasa suka yang sudah lama aku hapus! ' gumam yunna dalam hatinya.
Di tempat lain...
Dokter edwin masih kebingungan memikirkan cara yang paling mudah untuk meyakinkan key bahwa tanpa sosok seorang ibu pun mereka masih dapat hidup seperti keluarga yang baik seperti yang lainnya.
'Dan sekarang pikiranku buntu! ' dia putus asa memikirkan semuanya.
'Mana mungkin aku bilang kalau wanita muda yang waktu itu menggagalkan acara kencan itu yunna! ' tiba-tiba terpikir hal yang menurutnya adalah sebuah jalan keluar yang paling baik.
Dia harus jujur mengatakan apapun pada key. Tapi seketika itu juga dia menggelengkan kepalanya.
'Memikirkan hal seperti ini saja membuat waktuku terbuang percuma! ' cetusnya.
Dia lalu beranjak dari duduknya.
Tubuhnya berdiri tegap dan segera melangkahkan kakinya ke luar ruang prakteknya.
Dalam langkahnya dia masih kebingungan memikirkan cara untuk mencari seorang wanita yang mau berbaik hati berpura-pura menjadi pasangannya di depan putranya nanti.
'Kalau tuhan mengirimkan seorang wanita di hadapanku hari ini, aku pasti akan memintanya untuk mau menjadi pendampingku! ' celetuknya dalam hati ketika dokter edwin telah bersiap untuk menyalakan mesin mobilnya dan segera pergi ke tempat yang bisa menenangkannya sekarang ini.
Mencari sesosok pasangan hidup baginya sangat begitu rumit dari sebuah tindakan operasi yang selalu dia lakukan setiap harinya.
Kehidupannya yang selama ini dia utamakan orang lain yang menjadi pasiennya membuat dia lupa bahwa dia belum memiliki seorang pasangan.
Key yang dia pikirkan selama ini baik-baik saja ternyata menyembunyikan kesepian dalam hidupnya karena tidak dapat memiliki keluarga yang utuh seperti teman-temannya.
'Siapa yang menelponku di waktu seperti ini! ' gerutu dokter edwin ketika dia sedang fokus pada semua lamunan-lamunannya.
Ponselnya terus saja berdering membuat dia harus menepi untuk menerima telpon.
"Selamat sore dokter " suara seorang wanita di ujung telponnya terdengar olehnya.
"Ini dengan bidan magha "
"Ada apa? " tanya dokter edwin.
Dokter edwin seketika tahu bahwa seseorang yang menghubunginya kali ini adalah petugas jaga di tempatnya bekerja.
"Mau melaporkan pasien dokter " jawabnya, "nyonya celine primigravida, usia kehamilan empat puluh satu minggu mengeluh kontraksinya semakin kuat. Dilakukan pemeriksaan dalam pembukaan empat centi, ketuban negatif sejak tiga jam yang lalu dengan mekonium "
"Berapa bunyi jantung bayinya? " lalu dokter edwin kembali bertanya.
"Seratus lima puluh enam dokter " jawabnya.
"Kamu resusitasi dengan miring kiri dan pemberian oksigen setelah dilakukan pemeriksaan cardio toco graph "
"Kirimkan hasil non stres test nya setelah selesai " sambungnya.
"Baik dokter, saya ulangi lakukan resusitasi dan pemasangan cardio toco graph "
"Ya "
"Terima kasih dokter "
Dokter edwin yang baru saja menutup telponnya tiba-tiba merasakan ada sesuatu yang menghantam bagian belakang mobilnya dengan cukup keras.
Dia membulatkan kedua matanya dan dengan cepat melepas sabuk pengamannya lalu keluar dari dalam mobil.
Dia bergegas berjalan ke arah belakang mobil miliknya, dan dia melihat seseorang yang tengah membelakanginya dan melihat mobil miliknya itu.
"Kamu kan tahu mobil saya sedang berhenti, kenapa di tabrak juga! " suara dokter edwin yang bernada kesal itu mengejutkannya.
Seseorang yang memakai helm di kepalanya itu lalu berbalik ke arahnya dengan memperlihatkan wajahnya yang ketakutan.
Dokter edwin mengerutkan dahinya melihat sosok wanita yang masih memakai helmnya itu.
"Rem motor saya rusak, saya mencoba menghindari penyebrang jalan... " ucapnya, "tapi malah nabrak mobil ini "
Kali ini pandangan dokter edwin beralih ke arah motor matic yang tergeletak di belakang mobilnya setelah menabrak mobilnya.
Lagi-lagi dia memastikan pemilik motor itu dan menyipitkan kedua matanya.
"Sebaiknya kamu buka helm nya " dia memberikan perintah pada wanita yang menabrak mobilnya itu.
Dengan kedua tangan yang tersimpan di kedua pinggangnya karena kesal, dia memperhatikan sosok di hadapannya itu membuka helm berwarna putih.
"Saya janji pasti akan ganti rugi " ucapnya sambil menatap ke arah dokter edwin.
Satu jari telunjuknya menunjuk ke arah dokter edwin setelah dia membuka helm dan bicara secara langsung.
"Dokter edwin? " dia bertanya untuk memastikan bahwa orang ada di hadapannya itu adalah seseorang yang dikenalnya.
Perlahan kedua tangan dokter edwin yang bertolak pinggang itu turun ketika wanita itu memanggil namanya.
Dia pun sudah mengenal wanita yang menabrak mobilnya dan berdiri di depannya sekarang ini.
Dan sekarang ini dia sedang mencoba mengingat kembali nama wanita itu. Seperti ada sebuah pelangi yang tiba-tiba muncul dari belakang sosok wanita tersebut di mata dokter edwin, yang menyurutkan kekesalannya karena kerusakan pada mobilnya...