Jodoh Tak Pernah Salah

Part 158 ~ Honeymoon Kedua ( 7 )



Part 158 ~ Honeymoon Kedua ( 7 )

3Dila menaruh smartphone di atas nakas. Ia duduk di ranjang dan mengusap wajahnya dengan kedua tangan. Ucapan Mira masih tergiang-ngiang di telinganya.     

'Semua orang pantas mendapatkan kesempatan kedua Dila cuma keputusan ada di tangan lo. Gue enggak bisa maksa. Tapi dari semalam gue liat bagaimana dia cara memandang lo. Gue lihat ada pengharapan yang besar pada lo. Gue rasa dia sudah jatuh cinta sama lo.'     

Dila merasa bimbang dan ragu. Apakah akan memberikan kesempatan kedua atau bagaimana? Semua tak mudah baginya. Masih ada keraguan dan kebimbangan dalam hatinya jika Bara ingin berubah.     

Dila keluar mendekati Bara dan mengajak sang suami untuk bicara dari hati ke hati.     

"Bara bisakah kita bicara empat mata?"     

"Baiklah. Bagaimana jika kita bersepeda keliling pulau ini?" Bara memberikan usul.     

"Sayang sekali jika pulau ini tidak kita jelajahi."     

"Ok," kata Dila menerima usulan Bara.     

Mereka berdua pergi dari resort seraya membawa sepada yang telah mereka sewa. Bara mengajak Dila untuk lomba sepeda. Siapa yang duluan sampai ke pantai tujuan boleh membuat suatu permintaan dan orang yang diminta harus siap memenuhi permintaan yang menang.     

Bara mengayuh sepedanya dengan ngebut meninggalkan Dila yang jauh tertinggal di belakang. Tak mau Bara mencari kesempatan atas kesepakatan mereka, Dila mengayuh sepedanya secepat mungkin agar bisa menyusul Dila.     

Bara bersorak kegirangan dan bersiul-siul jika ia akan memenangkan perlombaan ini. Mata Bara membulat dan nyaris mau keluar dari sarangnya ketika Dila bisa menyusul. Lama Bara terdiam dalam lamunannya baru sadar jika Dila sudah dekat dengannya.     

"Tidak semudah itu menang Bara," teriak Dila dari atas sepeda melewati Bara yang bengong.     

Tak mau kehilangan kesempatan untuk menang Bara memacu sepedanya menyusul Dila. Tidak boleh kalah, harus menang. Bara mensugesti diri sendiri. Bagaimana pun caranya ia harus menang agar Dila memenuhi permintaannya dan mereka memulai hubungan dari awal kembali.     

Dila tersenyum evil. Ia telah melewati Bara. Langit biru menjadi saksi perlombaan yang mereka lakukan. Sedikit lagi mereka akan sampai di pantai tempat tujuan mereka.     

Bara tak patah semangat. Demi Dila ia harus berjuang untuk memenangkan lomba ini. Apa pun yang terjadi Dila harus menjadi miliknya.     

"Aku harus menang biar Dila tak bisa mengelak lagi," batin Bara bersuara.     

Dalam satu kayuhan cepat Bara mendahului Dila dan ia sudah hampir sampai di depan pantai. Dila melongo dan tak percaya akhirnya Bara yang menang dan bukan dirinya. Dila menghembuskan napas kasar, ia sudah kalah dan harus siap dengan konsekuensi yang ada. Ia sudah menyetujui permintaan Bara sebelum lomba di mulai.     

Mereka bertemu Quokka, binatang asli Rotto yang jalannya melompat seperti kanguru namun memiliki bentuk seperti tikus besar. Dila tak membuang kesempatam untuk berinteraksi dengan Quokka. Dila berfoto bersama dengan binatang lucu tersebut. Bara tak mau ketinggalan ikut berfoto bersama sang istri. Dunia seakan milik mereka berdua menikmati keseruan bersama Quokka dan melihat pantai cantik di sekitar Rotto.     

Mereka memarkirkan sepeda dan berjalan-jalan. Menjejakkan kaki di pantai berpasir lembut, menyaksikan melimpahnya kehidupan bahari, serta bersua dengan satwa mungil yang paling bahagia di bumi. Mereka melepaskan sandal mereka dan bertelanjang kaki berjalan di tepi pantai.     

Rottnest Island adalah destinasi sempurna untuk penggila olahraga air, termasuk berenang, menyelam, berselancar, memancing, dan bersnorkel. Anak-anak dapat bersuka cita di Just 4 Fun Aqua Park, di Thomson Bay. Tempat ini menyediakan pelampung renang, serta wahana dinding panjat tebing, halang rintang, dan persewaan perahu kayuh. Bus Island Explorer menghadirkan cara yang mudah dan nyaman untuk menjangkau pantai hingga teluk, serta tersedia kartu pas harian, mingguan, dan khusus liburan. Terdapat juga Discovery Bus Tour, yang mengitari pulau selama 90 menit, lengkap dengan pemandu yang membagikan wawasan mengenai warisan budaya dan sejarah pulau, serta kekayaan flora dan faunanya. Tersedia juga tur berjalan kaki dan Segway berpemandu yang mencakup pemukiman Thomson Bay serta emplasemen artileri peninggalan Perang Dunia II di pulau ini.     

Bara dan Dila memutuskan berwisata di pantai terlebih dahulu sebelum menjajal wisata lainnya. Mereka ingin melihat ikan paus. Rottnest Island adalah lokasi yang sempurna untuk menyaksikan paus bungkuk dan paus sikat dari selatan yang tengah menempuh migrasi tahunan mereka di sepanjang pesisir pantai Western Australia. Pada bulan April, sekitar 35.000 paus berenang ke utara dari Antarktika untuk mencari makanan dan tempat berkembang biak di Samudra Hindia. Dari akhir Agustus hingga November, dalam perjalanan pulang mereka bersama anak paus yang baru lahir, rombongan ini menghabiskan waktu cukup lama di perairan Rottnest Island yang terlindung sebelum akhirnya pergi menuju selatan. Mereka menikmati paus dari West End Boardwalk.     

Rotto pantainya cantik dan berpasir putih. Mereka melihat pemandangan yang sangat indah. Langit yang biru jernih, air laut biru yang bening serta pantai dengan pasir putih yang membentang. Dila pun penasaran untuk mencelupkan kaki ke lautnya. Ternyata, airnya sangat dingin. Brrr..     

Bangunan-bangunan bersejarah di sini juga menarik. Di antaranya mercusuar-mercusuarnya. Ada dua mercusuar yang berada di Rotto, Mercusuar Wadjemup dan Mercusuar Bathurst. Yang CC datangi adalah Mercusuar Bathurst yang aktif sejak tahun 1900 sebagai penanda untuk kapal-kapal agar tidak terdampar. Sampai sekarang, mercusuar yang memiliki tinggi sekitar 19.2 meter ini masih aktif. Bahkan, di dekat mercusuar, masih ada rumah untuk penjaga mercusuar.     

"Apa yang ingin kamu bicarakan Dila?" Tanya Bara memandang laut menunggu kedatangan paus.     

"Satu hal sebelum aku memutuskan kembali pada kamu."     

"Aku menang bukankah aku bisa meminta satu permintaan dan kamu tidak boleh menolaknya? Tadi kamu sudah berjanji padaku dan tidak akan menolaknya."     

"Benar, cuma aku butuh penegasan saja," ujar Dila dengan bibir gemetar. Ia sudah berpikiran buruk jika Bara akan memintanya untuk bercinta. Entah kenapa otaknya dipenuhi oleh pikiran-pikiran kotor setelah berbincang di telepon dengan Mira.     

"Penegasan apa?" Tangan Bara membelai rambut Dila yang tergerai. Tumben Dila nurut dan tidak mengamuk ketika di sentuh. Bara suka dengan sikap penurut Dila.     

"Penegasan jika kamu benar-benar ingin berubah dan kembali ke kodrat."     

"Kamu tidak percaya padaku?"     

"Aku belum bisa percaya padamu Aldebaran. Seorang politisi seperti kamu jago untuk berbohong, bersilat lidah dan pencitraan," balas Dila menohok.     

Dada Bara serasa sakit mendengar ucapan sang istri. Namun mau bagaimana lagi apa yang dikatakan Dila tentang politisi ada benarnya. Bara yang harus sabar menghadapi dan menaklukan sang istri.     

"Kenapa aku enggak jadi artis saja karena jago berbohong dan pencitraan?" Bara bertanya balik.     

"Mungkin kamu enggak lulus casting kali," jawab Dila ngasal.     

"Aku tidak pernah ikut casting. Lagian aku tidak berbakat menjadi seorang aktor walau orang-orang mengatakan aku kembaran Reza Rahadian."     

Dila mau muntah dan eneg saat Bara mengatakan dirinya kembaran Reza Rahadian.     

"Reza bisa stress punya kembaran kayak kamu. Kalo mau narsis liat-liat dulu Bara." Tawa terbit dari bibir Dila.     

Bara ikut tertawa melihat Dila tertawa. Baru kali ini ia melihat Dila tertawa lepas tak ada beban. Ingin melihat Dila tertawa seperti ini setiap hari jika bersamanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.