Jodoh Tak Pernah Salah

Part 50~ Persiapan Rapat



Part 50~ Persiapan Rapat

3Dila sudah masuk kerja. Pagi ini ia diantar Bara dan Abi. Sebenarnya Dila menolak karena ia membawa mobil ke kantor namun Bara memaksa mengantar, terpaksa Dila mengalah.     

Sesampainya di kantor para bawahan Dila heboh karena atasan mereka sudah masuk kantor dan diantar oleh suami. Bara bahkan menawarkan untuk menjemput sepulang kerja.     

Setelah Bara pergi, Dila bergegas memasuki ruangannya. Akan ada rapat di kantor basis. Pak Satria meminta data pencapaian kredit yang telah diraih. Berapakah kredit konsumtif dan produktif yang telah dicapai, berapa ekspansi yang telah diraih dan berapakah penurunan NPL?     

Kredit Konsumtif adalah kredit yang diberikan bank pada nasabah untuk memenuhi kebutuhan konsumtif seperti beli mobil, tanah, dan rumah. Biasanya kredit konsumtif menyasar nasabah yang bekerja di instansi pemerintah dan swasta yang telah bekerja sama dengan bank. Agunan yang diberikan nasabah hanya berupa SK pengangkatan pegawai dan pembayaran cicilan melalui potongan gaji setiap bulan.     

Kredit produktif adalah kredit yang diberikan bank untuk nasabah untuk meningkatkan pendapatan usaha. Kredit produktif biasanya digunakan nasabah untuk membeli mesin dan peralatan untuk meningkatkan produksi.     

Mata Dila sibuk menatap komputer. Baru saja sampai dalam ruangannya ia menghidupkan komputer dan mendownload neraca keuangan. Dalam neraca keuangan terpampang berapa pencapaian kredit dan pertumbuhan dana pihak ketiga. Dila tersenyum puas. Pencapaian kantornya melebihi target yang diberikan kantor basis. NPL ( kredit bermasalah) juga mengalami penurunan. Laba bulan ini meningkat drastis. Tak sia-sia ia sedikit keras pada AO dan FO. Hasilnya pencapaian kantornya melebihi target.     

Account Officer (AO) adalah pegawai/karyawan bank yang berada pada bagian perkreditan, yang memiliki tugas dan kewajiban secara umum adalah mengelola kredit nasabahnya. AO bertugas mencari nasabah (debitur) yang layak, sesuai kriteria peraturan bank, menilai, mengevaluasi, menganalisa, dan kemudian mengusulkan besarnya kredit yang diberikan.     

Funding Officer (FO) adalah karyawan yang bertugas menghimpun dana nasabah dalam bentuk tabungan, bank adalah sebagai tempat menyimpan dan berinvestasi, nasabah memiliki keuntungan berupa bunga dan keamanan uangnya, selain itu nasabah juga dapat melakukan transaksi pembayaran dengan mudah lewat tabungan.     

"Hai Kep sudah masuk," sapa Vio customer service. Vio berdiri di depan pintu bersama Fani dan Disa teller.     

Kep adalah panggilan bawahan untuk atasan. Kep artinya kepala. Dikantor Dila atasan lebih muda dari bawahan makanya ada panggilan Kep, tidak terlalu formal dengan panggilan Bapak atau Ibu.     

Atasan yang dipanggil Bapak atau Ibu biasanya sudah berusia tua sepantaran dengan orang tua bawahan.     

"Udah dong," balas Dila menatap ketiga anggotanya. "Kenapa kalian berdiri di depan pintu? Aku belum mau bayar hutang lo."     

"Belum kep persilakan masuk, makanya kami masih berdiri di depan pintu," jawab Disa dengan tatapan genit.     

Setelah ketiganya dipersilakan masuk, mereka bergantian cipika-cipiki dan mengucapkan selamat atas pernikahannya.     

"Selamat menempuh hidup baru kep. Semoga jadi keluarga sakinah, mawaddah, warrahmah dan segera diberi momongan," ucap ketiganya bergantian.     

"Keluar aura Kep jadi pengantin baru. Makin cantik aja," puji Fani.     

"Masa sich?" Pipi Dila memerah.     

"Aura habis belah duren itu," celetuk Vio bicara vulgar.     

Dila menelan ludah dan tak sanggup bicara. Belah duren? Belah duren dari HongKong. Sampai sekarang ia masih perawan ting ting.     

"Kep udah buktikan omongan kami kan? Enak kan belah duren? Awalnya sakit Kep, tapi abis itu nagih. Bisa dibilang sakit yang nikmat," Vio semakin berapi-api bicara vulgar.     

"Kadang kita yang minta sama suami. Ampun jadi kangen suami."     

Nasib pengantin baru selalu jadi bulan-bulanan ketika masuk kantor dan Dila pasrah ketika digoda para anggotanya.     

"Kalian bicara apa sich?" Dila mengalihkan topik pembicaraan.     

"Kep, jangan alihkan pembicaraan," balas Fani dengan tawa terkekeh.     

"Kep pendarahan saat malam pertama?" Vio dengan vulgar kembali bertanya.     

Dila geleng-geleng kepala, anggotanya memang iseng.     

"Hei bahasan kalian bisa diganti? Tanya masalah kerja kek atau bagaimana. Masalah ranjang itu rahasia tidak boleh bicarakan pada orang lain."     

Disa bersedekap, menaikan sebelah alisnya.     

"Kep curang. Kemaren pas aku baru nikah kep bully habis-habisan. Giliran kep masa enggak boleh? Yang adil dong kep. Pembullyan pengantin baru ini harus dilakukan bergiliran. Sekarang giliran kami membully kep. Kapan lagi ya teman-teman?" Disa meminta dukungan dari Vio dan Fani.     

"Ingat ya anak-anak. Pasal satu senior selalu benar. Pasal dua, jika senior salah kembali ke pasal satu," jawab Dila ngeles.     

"Issshhh kep curang," protes ketiganya serempak.     

Dila mencibir ketiganya,"Biarin. Vio rapikan tu cepol kamu. Jangan pakai jambul khatulistiwa kayak Syahrini     

Ga sesuai SOP tatanan rambut kamu."     

Vio pura-pura merungut kesal,"Bilang aja kep sirik."     

"Ngapain sirik ma kamu?"     

"Ya aku senior masalah peranjangan daripada kep. Kep masih pemula," balas Vio sekenanya.     

Fani dan Disa kompak memegangi Dila dan memutar tubuh Dila.     

"Wah kep hebat. Walau udah malam pertama jalannya tidak ngangkang," celetuk Disa.     

"Kayaknya kep udah menguasai teori wik wik. Teori sudah di kepala tinggal praktek." Fani menambahkan.     

"Terluka hayati melihat kep enggak kayak belah duren. Hayati aja dulu abis belah duren jalan ngangkang, trus mau pipis aja sakit. Dua minggu masih sakit. Tersakiti perasaan hayati liat kep Dila biasa aja kayak gini," ucap Vio merajuk.     

Dila mencubit pipi tembem Vio.     

"Itulah beda anak kecil genit nikah sama orang dewasa. Kalian pasangan muda main seruduk aja, makanya sakit. Yang lembut dong mainnya, jangan asal masuk. Suami kamu jam terbangnya belum tinggi," ledek Dila balik membully Vio.     

"Jadi babang Bara jago ya kep Dila makanya jalan kep enggak ngangkang?" Disa balik meledek Dila.     

"Berapa kali coba kep akhirnya jebol?" Fani ikut nyosor.     

"Emangnya gawang pake jebol?"     

"Ibaratnya gitu kep. Kep Dila gawangnya dan babang Bara bolanya." Fani menjelaskan.     

"Bubar.... Bubar..." Usir Rivo, analis kredit.     

"Eh lo sirik aja. Baru masuk udah ngusir kita," balas Vio sengit.     

"Bukannya kerja malah sibuk menggoda kep Dila. Kerja...kerja...nasabah kalian udah menunggu."     

Fani melirik jam tangan," Masih ada sepuluh menit lagi kami buka pelayanan."     

"Kalian pergi gih!" Usir Rivo dengan nada bercanda. "Gue mau meeting ma kep Dila. Bentar lagi kami ada meeting di kantor basis."     

"Rani dan Putri mana?" Dila menanyakan keberadaan AO yang lain.     

"Mereka otw kesini kep."     

Fani, Disa dan Vio pamit undur diri. Mereka harus kembali ke meja masing-masing. Sebagai garda terdepan pelayanan nasabah mereka harus on time.     

"Kep nanti kami kembali lagi ya," goda Vio mengedipkan matanya.     

Vio balik menatap Rivo, memberikan kiss bye.     

"Papa, mama kerja dulu yah."     

Rivo memasang ekspresi jijik," Dasar ganjen. Gue laporin ke laki lo baru tahu rasa."     

"Laporin aja sayang. Enggak takut," balas Vio mencibir Rivo.     

Dila tertawa terkekeh melihat interaksi Rivo dan Vio. Mereka bak Tom and Jerry yang selalu bermusuhan.     

"Kalian berdua selalu aja berantem," tegur Dila.     

"Kalo enggak bertengkar sama dia ada yang kurang kep."     

"Maaf kep kami terlambat," sapa Putri dan Rani berbarengan.     

"Kalian sudah datang semua. Kita mulai meeting ya," balas Dila membuka breafing. "Mana laporan pencapaian kalian?"     

Rivo, Putri dan Rani memberikan laporannya pada Dila. Dengan seksama Dila memeriksa laporan para anggotanya dan mencocokkan dengan data yang ada di neraca keuangan.     

" NPL kita sudah menurun ya. Usahakan penagihan kredit macet untuk menambah pendapatan ekstra."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.