Part 68 ~ Pertemuan Teman Lama
Part 68 ~ Pertemuan Teman Lama
LPPI singkatan dari Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia. LPPI adalah suatu lembaga yang didirikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam industri perbankan dan jasa keuangan lainnya melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap (knowledge, skill, attitude) melalui kegiatan training, research dan consultancy.
Sembari menunggu, Dila berselancar di dunia maya. Ini sudah hari ketiga Bara kunker ke Jakarta. Tak menyangka mereka bisa berada di kota yang sama karena pekerjaan.
Wajah Dila shock dan pias ketika melihat berita portal online. Tangannya gemetar dan hampir saja iPhone yang ia pegang jatuh ke lantai.
"SEORANG ANGGOTA DPRD TERCIDUK MENYEWA PELACUR KETIKA KUNKER KE JAKARTA."
Berita online yang Dila baca bahkan menampilkan foto Hadi yang ke ciduk dalam posisi telanjang bersama pelacur. Walau wajah Hadi sudah di sensor namun Dila bisa mengenalinya. Napasnya sesak dan tak menyangka jika Hadi akan berakhir seperti ini.
Dila sudah bisa menebak jika ini perbuatan Bara. Menurutnya Bara keterlaluan dan berlebihan. Ia emosi, lalu menghubungi Bara.
Bara tak menjawab panggilan Dila. Tak puas Dila menghubungi Dian. Untung saja Dian segera mengangkat telepon jika tidak amarah Dila meledak-ledak.
:telephone_receiver: "Dian, kamu ada dimana?" Tanya Dila tanpa basa-basi.
:telephone_receiver: "Aku di Jakarta mendampingi bos."
:telephone_receiver: " Sepertinya aku tidak perlu berbasa-basi padamu. Aku membaca berita online. Hadi terciduk menyewa pelacur di Jakarta. Apa ini perbuatan Bara?"
:telephone_receiver: "Maaf Dila aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan," balas Dian sok lugu.
:telephone_receiver: "Jangan bohong padaku. Aku tahu kamu sedang berbohong. Aku bukan anak kecil yang mudah kamu bohongi. Kamu kaki tangan Bara, tak ada tentang Bara yang luput dari pengamatan kamu."
:telephone_receiver: "Dila kamu tegang banget sich," kelakar Dian memecah ketegangan di antara mereka.
:telephone_receiver:" Aku tidak tegang Dian. Jawab saja pertanyaanku!"
:telephone_receiver:"Tanyakan saja pada bos. Aku tidak tahu," jawab Dian diplomatis.
:telephone_receiver: "Maaf Dila aku sibuk, aku tutup telepon dulu," kata Dian sebelum memutuskan panggilan telepon.
Dila mengusap wajahnya. Jawaban Dian sudah mengisyaratkan jika Bara dalang dibalik terciduknya Hadi di hotel bersama pelacur. Bara tak hanya menghancurkan Hadi, tapi juga menghancurkan keluarganya. Dila menerawang, bagaimana reaksi istri Hadi ketika mengetahui suaminya bermain serong. Bagaimana rusaknya mental anak Hadi mengetahui ayahnya diciduk dalam kondisi bugil bersama pelacur.
Dila bisa membayangkan anak Hadi akan jadi bahan cibiran dan bully teman-temannya karena kelakuan sang ayah. Dila menyayangkan sikap Bara, bertindak dalam keadaan emosi dan tak memikirkan dampaknya pada keluarga Hadi. Menurut Dila apa yang Bara lakukan pada Hadi sangat keterlaluan dan berlebihan
Tak habis pikir kenapa Bara begitu kejam. Sedikit demi sedikit ia memahami tabiat sang suami. Apa salah dan dosanya hingga punya suami seperti Bara? Dila hanya mengelus dada. Kepalanya sakit memikirkan kelakuan sang suami.
Dila masuk ke dalam pesawat karena pesawat akan lepas landas. Dila memilih tidur seraya memikirkan nasib Hadi. Ia merasa bersalah. Andai Bara tidak datang saat itu, mungkin kejadian seperti ini. Dila sudah biasa dan kenyang menghadapi nasabah sombong seperti Hadi. Dila tak pernah masukin dalam hati omongan ketus dan kasar dari nasabah. Masuk telinga kanan keluar telinga kiri.
Dila berencana menemui Bara di Jakarta. Lagian wisma LPPI dekat dengan hotel tempat Bara menginap. Bisa jadi ia akan memutuskan menginap di kamar Bara dan bicara empat mata.
Dila sibuk mendorong kopernya. Perutnya lapar, ia memutuskan untuk makan di gerai makanan cepat saji sebelum pergi ke wisma LPPI.
Ketika mengantri makanan, bahu Dila ditepuk oleh seseorang.
Dila menoleh dan kaget," Yolanda alias Anda," pekik Dila histeris memeluk Anda.
"Apa kabar Dila similikiti?" Sapa Anda ramah.
"Alhamdulilah baik sekali. Lo gimana?"
"Sama gue juga baik."
"Lo pelatihan LPPI juga?" Tanya Dila.
"Iya dong, masa lo aja," celetuk Anda dengan bibir monyong.
Anda teman kuliah Dila waktu kuliah di Universitas Indonesia. Mereka juga kerja di bank MBC. Dila bekerja di MBC cabang Padang, Anda di MBC cabang Surabaya. Anda juga mendapatkan promosi seperti Dila. Dila promosi ke capem cabang utama Padang, Anda promosi ke capem cabang utama Surabaya. Posisi mereka sama-sama kepala capem kelas A.
"Ya udah gue antri makan dulu, lo cari tempat duduk," titah Dila pada Anda.
Anda mengacungkan jempol dan mencari tempat duduk. Tak lama kemudian Dila kembali ke meja tempat Anda duduk.
"Enggak nyangka kita bakal ketemu disini," kata Anda dengan ekspresi bahagia. Sudah lama mereka tidak berkomunikasi. Sibuk dengan pekerjaan dan kehidupan pribadi masing-masing.
"Iya Anda. Lo masih cantik banget kayak anak gadis, padahal udah punya anak dua," puji Dila tulus.
Anda menaikan sebelah alisnya kebingungan," Kok Lo tahu anak gue udah dua?"
"Lo lupa ya kalo sering update di medsos? Gimana nggak tahu jika tiap jam update. Mungkin pas tidur dan boker aja lo ga update," jawab Dila terkekeh.
"Kampret lo Dil. Lo apa kabar? Sehat? Gimana proyek Abang dan ayah lo?" Gaya bicara Anda di buat-buat layaknya tim marketing.
Dila tepuk jidat dan geleng-geleng kepala," Kok gaya lo sama banget sama Stevi? Udah akrab ya sekarang."
"Ha.....ha...ha..." Tawa Anda pecah, Dila tahu aja kalo ia sedang menyindir Stevi. Anda tahu dari dulu Stevi selalu iri dengan Dila. Ia tak mau kalah dari Dila. Jangankan untuk kalah seri aja ogah. Jika bisa Stevi ingin selalu berada di atas Dila.
"Lo pinter banget sich. Tahu aja gue lagi ungkit si Stevi. Bagaimana kabar dia? Apa dia baik-baik saja karena lo naik jabatan dia enggak?" Tanya Anda seraya mengunyah ayam dan kentang goreng.
"Lo usil banget jadi orang. Bahas Stevi, entar orangnya tersedak karena kita omongin," tegur Dila sambil makan. Dila memesan nasi, kentang goreng dan ayam krispi.
"Gapapa. Sesekali," celoteh Anda melahap seluruh makanannya. Entah lapar atau makanannya yang enak. Enggak sampai sepuluh menit makanan Anda ludes tak bersisa. Hanya meninggalkan tulang ayam.
"Makan segitu banyak kayak abis kerja keras aja," celetuk Dila merasa ngeri melihat makan Anda dengan cepat.
"Lo kayak ga tahu aja laki gue. Tahu banget istrinya diklat selama empat hari dia minta jatah dulu sebelum gue berangkat. Malah dirapel tadi malah. Pinggang gue encok karena empat ronde," kata Anda tanpa beban.
"Ya ampun Anda," balas Dila kesel seraya meremas mulut Anda.
"Dari dulu mulut lo emang enggak ada filternya. Nyerocos mulu tanpa disaring. Urusan ranjang itu jangan diumbar ke orang. Rahasia dapur."
"Gue emang gitu Dila. Kayak baru kenal sehari dua hari aja."
"Iya," ucap Dila meremas pipi Anda. "Gue kira punya anak membuat lo lebih kalem ternyata sama aja. Barbar."
"Enggak bisa Dila....Udah jadi kebiasaan mulut ember gue. Udah bawaan orok. Gue dengar lo udah nikah. Kenapa enggak cerita dan enggak update di medsos."
"Iya gue udah nikah tiga bulan yang lalu. Gue emang enggak suka update di media sosial."
"Dari gaya bicara lo. Kayaknya lo enggak bahagia dengan pernikahan lo. Jangan-jangan lo dijodohin?" Tebak Anda menerbitkan kemelut di wajah Dila.
Dila tak mampu bicara dan hanya diam menatap Anda penuh arti.
Anda menggenggam tangan Dila," Nanti lo cerita sama gue ya ketika sampai di wisma LPPI. Sekarang kita OTW dulu."
*****
Terima kasih buat pembaca yang telah setia membaca cerita ini. Terima kasih telah memberikan review positif, gift, PS dan membeli koin untuk membaca kelanjutan kisah Bara dan Dila.
Aku benar-benar bahagia dengan antusias kalian semua. Berkat antusias kalian, membuat aku semakin semangat menulis dan menabung tulisan untuk diterbitkan. Per tanggal 1 Juli kemarin, aku udah melakukan crazy up seperti permintaan kalian. Aku update 3 bab perhari. Crazy up akan aku lakukan sebulan ini agar kalian tak penasaran dan merasa gantung.
Jika antusias kalian tinggi dalam sebulan ini, bisa jadi dibulan Agustus aku bakal crazy up dulu.
Minggu depan mungkin jadwal aku melahirkan. Mohon doanya semoga diberi kelancaran. Untuk cerita Bara dan Dila akan tetap update walau udah melahirkan karena aku udah ada tabungan bab. Tinggal update satu persatu sesuai jadwal.
Sekali lagi terima kasih atas antusias kalian dan reward yang kalian berikan berupa gift dan pembelian koin untuk membaca cerita ini