Jodoh Tak Pernah Salah

Part 155 ~ Honeymoon Kedua ( 4 )



Part 155 ~ Honeymoon Kedua ( 4 )

2Dila membalikkan tubuhnya tak sanggup menatap Bara. Ia benar-benar kalah telak. Bara layak untuk mendapatkan kesempatan. Bara benar-benar ingin berubah dan Dila bisa melihat kejujuran di matanya. Tanpa Dila sadari ia beradi di ujung kapal. Terlalu lama berpikir dan berjalan mundur. Ia tergelincir dan jatuh dari kapal.     

"Aaaa......…" Pekik Dila kaget.     

"Dila," pekik Bara histeris. Ia segera meloncat dari kapal untuk menolong Dila.     

Sementara itu Dila berusaha menyeimbangkan tubuhnya dan menghilangkan rasa kagetnya. Dila mengambil napas dan mulai berenang. Ternyata Dila bisa berenang, kekhawatiran Bara sedikit berkurang setidaknya Dila tak tenggelam. Bara berenang mendekati Bara dan mengulurkan tangannya. Dila menerima uluran tangan Bara. Mereka berdua berpegangan tangan dan berenang menuju kapal.     

Bara membantu Dila naik ke atas. Ia mengangkat tubuh Dila ke atas. Tanpa sengaja Bara menyentuh bokong Dila ketika mengangkatnya naik ke atas kapal. Dila awalnya marah namun menyadari jika Bara tak sengaja melakukannya.     

"Are you okay?" tanya awak kapal khawatir.     

"We're okay," jawab Bara. "Apakah kamu punya selimut atau handuk?"     

"Wait a minute." Awak kapal meninggalkan mereka mengambil permintaan Bara.     

"Thanks."     

Dila menggigil kedinginan. Tubuhnya gemetar dengan bibir pucat. Bara menggosok kedua telapak tangannya agar hangat dan menempelkannya ke pipi Dila. Berharap kedinginan yang dialami Dila sedikit berkurang.     

"Terima kasih," jawab Dila tulus.     

"Sudah seharusnya. Kamu kedinginan Dila?"     

"Airnya sangat dingin. Lama-lama aku bisa flu seperti ini."     

Bara merentangkan tangan untuk memberi pelukan hangat untuk sang istri. Dila terlihat ragu dan enggan.     

"Mari sini aku peluk biar tidak kedinginan," kata Bara mengusap wajah dengan satu telapak tangan. Ditatapnya sang istri yang masih ragu dan enggan. Setelah menunggu beberapa lama Dila tak jua datang ke pelukannya.     

Mata Bara salah fokus melihat pakaian Dila. Pakaian sang istri tembus pandang sehingga memperlihatkan lekuk tubuh dan dalaman Dila. Bara ragu untuk mengatakannya pada Bara takut dimarahi karena mesum. Namun Bara tak rela jika tubuh sang istri dilihat awak kapal.     

"Kenapa kamu menatapku seperti itu?" tanya Dila pada Bara. Ditatapnya wajah kikuk Bara dengan intens.     

"Ada yang salah?"     

Bara menyentuh tengkuknya," Kenapa lama sekali dia mengambil handuk?" Bara tidak menjawab pertanyaan sang istri.     

"Bara jawab pertanyaanku!" Dila mulai nge-gas karena sang suami mengabaikan pertanyaannya.     

"Jika aku bicara jujur kamu jangan marah ya?" Bara bernegosiasai sebelum mengatakannya.     

"Apa?"     

"Janji dulu tidak marah?"     

"Kamu ini apa-apaan sich? Bicara saja!"     

Dila mengusap wajahnya kasar dan merapikan rambutnya yang basah.     

"Bajumu basah dan tembus pandang. Aku melihat dalaman kamu."     

Dila langsung menyilangkan kedua tangannya di dada ketika Bara mengatakannya. Bertepatan dengan itu awak kapal datang membawa handuk. Tak mau auratnya dilihat awak kapal, Dila berlindung di balik punggung sang suami.     

"Ini handuknya," kata awak kapal memberikan handuk pada Bara.     

"Terima kasih," balas Bara mengambil handuk.     

"Jika ingin mandi dan ganti baju kamar ada untuk bersih-bersih." Ujar awak kapal sebelum pergi.     

"Terima kasih," kata Bara sekali lagi. Ia berbalik dan menutup tubuh Dila dengan handuk.     

"Sebaiknya kita mandi dan ganti baju," kata Bara lagi.     

"Aku tidak mau mandi bersama kamu." Tolak Dila tegas membuang muka tak malu menatap Bara. Ia melihat Bara sudah dalam mode mesum.     

"Siapa juga yang ajak kamu mandi bareng Fadila Elvarette? Kamu jangan ke-ge-er-ran. Aku ajak kamu mandi bersihkan diri. Kalo kita masih pakai baju ini yang ada kita masuk angin. Kita mandi tapi mandi sendiri-sendiri."     

Dila tertegun dan jadi salah tingkah telah menuduh Bara akan berbuat mesum padanya.     

"Ya sudah kamu duluan pergi ke kamar. Setelah kamu selesai mandi baru aku mandi."     

Dila ragu dan tak berani pergi sendirian ke kamar.     

"Temani aku."     

"Enggak takut aku mesum?"     

"Kamu tunggu aku di depan kamar saat mandi, biar enggak ada yang masuk kamar ketika aku mandi."     

Bara mengusap wajahnya, sikap Dila benar-benar aneh. Takut jika Bara berbuat mesum, tapi masih memintanya berjaga di depan kamar saat Dila mandi. Wanita benar-benar aneh! Gerutu Bara, tapi ia harus bersabar untuk menaklukkan Dila.     

Mereka berdua berjalan menuju kamar yang di tunjuk awak kapal. Dila berjalan duluan yang diekori Bara. Sesampainya di depan kamar Dila berbalik menoleh pada Bara     

"Masuk saja, tapi jangan macam-macam selama aku mandi."     

"Iya. Kamu pikir gampang bangunin Jojo apa?"     

"Siapa Jojo?" Kening Dila berkerut dan mulai memikirkan siapa 'Jojo'.     

"Siapa lagi kalau bukan yang merobek kamu saat..."     

"Hentikan! Jangan lanjutkan!" Dila ketakutan sendiri jika Bara melanjutkan ucapannya. Semenjak menikah dengan Bara sepertinya Dila harus terbiasa mendengar kata-kata mesum dan vulgar dari sang suami.     

"Dila," kata Bara memegang tangan Dila. Tumben sang istri tak menepis.     

"Apa?"     

"Mandi yang bersih dan wangi." Kata Bara ngasal tak tahu apa yang akan dibicarakan. Bara melepaskan genggaman tangan Dila dengan lembut, sorot matanya sangat jelas menyiratkan cinta dan sayang yang mendalam pada Dila. Cinta yang membuatnya seperti pria bodoh , tak menjadi dirinya sendiri dan cenderung konyol. Sayangnya Bara masih menyangkal perasaannya.     

"Kirain bicara apa?" Gerutu Dila masuk ke dalam kamar diikuti oleh Bara.     

"Mana koper kita?" tanya menoleh pada sang suami.     

"Itu koper coklat," tunjuk Bara pada sebuah koper coklat yang terletak di samping nakas.     

Dila membuka koper dan mencari pakaiannya. Dila bernapas lega karena Dian sudah menyiapkan semuanya. Namun matanya membulat ketika melihat celana dalam dan bra. Dian menyiapakan G-string berenda yang hanya menutupi inti tubuhnya tanpa menutupi bokong. Bra juga berenda dan menerawang. Ini sama saja Dila tak memakai dalaman.     

"Apa ini?" Dila memperlihatkan G-string dan bra pada Bara.     

Bara tersenyum kecut dan tak dapat menyembunyikan tawanya. Ia jadi geli sendiri melihat G-string dan bra. Dian menyiapkan semua sampai hal terkecil.     

"Mungkin karena kita honeymoon kedua makanya Dian menyiapkan semuanya. Namanya saja honeymoon pasti tidak berpakaian," celetuk Bara dihadiahi timpukan bantal oleh Dila.     

"Dila mending kamu mandi dech, enggak usah marah-marah." Usir Bara mengibaskan tangannya.     

Sementara itu Dian duduk di sebuah taman melihat pemandangan bunga-bunga bermekaran. Saat asik melamun ponselnya bordering. Melihat nama Jimmy tertulis di layar ia segera mengangkatnya.     

"Halo," sapa Dian dingin.     

"Kamu ada dimana Dian?"     

"Ada apa?"     

"Kamu jawab dulu ada dimana?"     

Dian jadi gusar karena Jimmy menanyakan keberadaannya.     

"Masa seorang BIN menanyakan keberadaanku? Bukankah tim cyber bisa melacak keberadaanku?" Tanya Dian menyindir.     

"Bukan saatnya bertele- tele Dian. Aku menemukan sesuatu setelah aku menyelidiki Clara."     

"Apa yang kamu temukan?"     

"Clara mencari kamu karena telah mencelakai Egi. Sampai sekarang Egi masih dirawat di rumah sakit."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.