Jodoh Tak Pernah Salah

Part 168 ~ Malam Pertama Uhug….. ( 5 )



Part 168 ~ Malam Pertama Uhug….. ( 5 )

3"Maafkan aku," ujar Bara memegang pinggang Dila. Dalam satu gerakan cepat ia membalikkan tubuh sang istri menusuknya dari belakang.     

"Bara…..Ah…" Desah Dila menahan ngilu dan nikmat. Ada sensasi berbeda ketika sang suami melakukannya dengan gaya doggy style.     

"Dila aku sebentar lagi...…" Suara Bara tercekat.     

"Aku juga….."     

Bara merengkuh tubuh sang istri dan memacu tubuhnya dengan cepat. Keduanya semakin mendesah dan meracau. Gerakan dan irama Bara sudah tak beraturan. Dila serasa terbang ke langit ke tujuh karena terus menerus di hujam kenikmatan tiada tara. Bara menyentakkan tubuhnya dan menyirami Dila dengan benihnya. Tubuhnya bergetar hebat dan menciumi bibir Dila. Tubuhnya melemah setelah ia melepaskan apa yang seharusnya ia lepaskan.     

Bara dan Dila sedang mandi di dalam bath up. Mereka berdua berendam tanpa ada rasa canggung dan gugup. Bara bahkan menyabuni sang istri.     

"Terima kasih sayang atas kesabarannya," kata Bara mengecup punggung polos sang istri.     

"Sudah seharusnya aku melakukannya. Semoga ke depannya kamu bisa ereksi tanpa menunggu dini hari."     

"Aku harap juga begitu Dila. Terima kasih telah menjadi istriku dan bersedia membimbingku kembali ke kodrat."     

"Apa kamu menikmati yang kita lakukan?" tanya Dila memberanikan diri.     

"Ya," jawab Bara lirih.     

"Apakah kamu menemukan perbedaannya?"     

"Perbedaan apa?"     

"Egi," kata Dila ragu-ragu.     

"Sangat berbeda dan ini lebih nikmat," kata Bara vulgar.     

"Jika tak nikmat mana mungkin aku memperkosa kamu sebanyak tiga kali waktu itu," ujar Bara tergelak tawa.     

Dila melumuri wajah Bara dengan busa sabun. Ia sangat dongkol jika membahas perkosaan itu. Dila mencubit hidung Bara sekuat tenaga.     

"Dila sakit. Sekali lagi kamu mengingatkan aku soal malam itu. Aku tidak segan menggigit kamu."     

"Mau dong digigit," kata Bara nakal mengerlingkan mata tangannya bergerilya meremas dada sang istri.     

"Bara tolong kondisikan tangan kamu," protes Dila dengan gigi bergemeletuk.     

"Momen intim seperti ini sulit mengendalikan tanganku. Maunya menyentuh tubuh kamu terus."     

Bara mendekatkan bibirnya dan berbisik mesra ditelinga sang istri, " Bagaimana ronde kedua kita lakukan disini?"     

Mata Dila membelalak tak percaya Bara meminta haknya kembali. Tubuhnya saja masih capek dan lemas karena percintaan panas tadi, sekarang Bara meminta lagi. Dila tak bisa mengendalikan Bara ketika jari jemari sang suami mengelus dan mendamba tubuhnya. Jari jemari Bara menyergap di kewanitaannya.     

Dila melenguh dan menggelinjang mendapatkan perlakuan intim dari Bara. Tak bisa dipungkiri gairahnya pun terbakar kembali dan meledak-ledak. Bara mengangkat tubuh Dila dan membawanya ke shower.     

Bara menghidupkan shower air panas agar mereka tidak kedinginan. Tangan Dila diangkat di atas kepalanya dan tubuh sang istri disandarkan pada dinding. Bara mengangkat sebelah kaki Dila dan menaruh di pinggangnya. Dalam satu hujaman lembut mereka menyatu kembali.     

Dila meracau menikmati sensasi dibawah shower. Ia kira hanya settingan dalam video dewasa, ternyata ia sendiri melakukannya. Sensasinya sangat berbeda ketika bercinta di atas ranjang. Dalam percintaan suami istri perlu mengganti gaya dan tempat agar tidak mengalami kebosanan. Cukup lama mereka berkutat di kamar mandi saling mengisi dan memuaskan. Detik demi detik pun berlalu, menit demi menit pun berlalu, jam demi jam berlalu. Hampir dua jam mereka di kamar mandi dan baru menyelesaikan percintaan panas mereka.     

Gairah suami istri itu mereda. Mereka kembali ke kamar. Bara dengan romantis menggendong sang istri menuju ranjang dan menidurkannya. Mereka hanya memakai kimono dan belum berpakaian. Bara pun mengambil posisi di samping Dila dan memeluk erat sang istri.     

"Pagi yang menyenangkan," gerutu Bara puas menatap wajah sang istri yang kelelahan.     

"Bara," panggil Dila dengan suara pelan.     

"Iya."     

"Sudah jam berapa? Aku ngantuk."     

"Jam enam pagi Dila."     

Dila kaget dan bangkit dari ranjang, " Bara kita belum sholat subuh dan ini gara-gara kamu," pekik Dila buru- buru ke kamar mandi mengambil wudhu.     

Bara pun menyusul sang istri ke kamar mandi dan ikut berwudhu.     

"Ini gara-gara kamu. Kita hampir saja kebablasan sholat subuh," kata Dila seraya melipat mukena.     

"Kenapa gara-gara aku?"     

"Kamu nambah terus enggak ada capek-capeknya dan aku lupa waktu."     

"Mana aku tahu sayang. Lagian aku enggak dengar azan disini. Kalo dengar kumandang azan sudah aku hentikan kegiatan kita."     

Dila menggarukkan kepala menyadari jika mereka bukan di Padang.     

"Aku lupa jika kita berada di Rottnest mana mungkin ada yang azan disini."     

"Nah itu kamu tahu," balas Bara bersemangat.     

"Namanya manusia tidak luput dari salah dan khilaf."     

"Kalo salah langsung aja berkelit."     

"Aku enggak berkelit."     

"Berkelit," balas Bara tersenyum manis mencubit pipi Dila.     

"Bara sakit," gerutu Dila memegangi pipinya.     

"Kemana tujuan holiday kita hari ini?" tanya Bara.     

"Aku mau tidur dulu. Aku mengantuk Bara. Kamu sudah mengganggu tidurku. Siang atau sore saja kita pergi tour."     

"Bagaimana jika kita tour di kamar saja seharian?" Bara berpikiran nakal.     

"Kita beli ice cream, terus..."     

"Hentikan!" Titah Dila menutup telinga. "Jangan bicara mesum lagi padaku."     

Bara tergelak tawa dan bahkan tertawa cekikikan melihat sikap malu-malu sang istri. Mereka sudah bercinta berulang kali tapi Dila tetap saja malu jika berbicara berbau mesum, padahal suami istri bicara mesum malah bagus untuk mempererat hubungan dan meningkatkan libido.     

"Kenapa masih saja malu?" Bara mendekati sang istri dan mencubit hidungnnya.     

"Aku belum terbiasa," jawab Dila menyembunyikan diri di bawah selimut. Sikap malu-malunya membuat Bara gemas.     

"Jangan bersembunyi dibawah selimut. Aku malah semakin gemas dan ingin memakan kamu."     

"Bara." Geram Dila menyingkap selimut. "Kamu jangan macam-macam. Tubuhku masih remuk dan kamu memintanya lagi? Jangan salahkan aku jika menendang Jojo."     

Bara menutup mulutnya dan berekspresi seolah-olah ketakutan     

"Ya ampun aku takut. Jangan lakukan itu sayang," pinta Bara dengan wajah memelas. Entah apa yang terjadi padanya hingga bisa konyol dan bloon seperti in. Semua gara-gara Dila.     

"Jika tidak mau jangan menggodaku lagi," balas Dila galak.     

"Dila," panggil Bara dengan suara parau.     

"Apalagi? Jangan memancing kemarahanku."     

"Tidak berani aku macam-macam pada ibu negara. Aku hanya ingin mengatakan satu hal padamu."     

"Apa itu?"     

"Kamu mau aku mengatakannya sekarang?"     

"Jangan bermain-main Bara. Cepat katakan apa yang ingin kamu katakana!" Dila tak sabaran meminta sang suami untuk bicara.     

"Pakai pakaian kamu sekarang juga jika tidak aku tidak jamin bisa menahan diri untuk menelanjangi kamu dan kita melakukannya lagi. Sekali aku melepaskan pakaian kamu, aku jamin sampai siang kamu tidak akan berpakaian," bisik Bara sensual di telinga sang istri.     

Dila memukul dada Bara dan menjauh dari sang suami.     

"Dasar mesum dan aku tidak akan mau melakukannya," kata Dila berlari ke kamar mandi untuk berpakaian.     

Bara tersenyum puas dan penuh arti. Ia bahagia jika berada di dekat sang istri. Berharap kemesraan ini jangan cepat berlalu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.