Jodoh Tak Pernah Salah

Part 170 ~ Usaha Bara



Part 170 ~ Usaha Bara

0 Bara berenang secepat mungkin dengan gaya kupu-kupu. Bara seorang perenang, jika ia mau masuk pelatnas dulunya mungkin ia akan menjadi seorang atlit renang dan akan mewakili Indonesia di ajang internasional. Bara berenang sangat cepat hingga bisa menyusul speedboat yang membawa Dila. Dua orang bule yang menculik Dila menjadi panik dan kelabakan. Mereka tak menyangka Bara akan menyusul mereka dengan berenang. Mustahil dengan berenang bisa menyusul kecepatan speedboat, tapi Bara membalikkan keadaan.     

Bara berusaha keras untuk mendapatkan sang istri dari tangan kedua penculik. Bara belum bisa berpikir siapa dalang dibalik penculikan istrinya. Fokus Bara saat ini adalah menyelamatkan sang istri dari tangan kedua penculik itu.     

Jarak Bara dan speedboat hanya beberapa meter. Ia berusaha meraih speedboat dan mengambil Dila yang tergolek pingsan. Saat tangan Bara meraih speedboat salah satu penculik menendang wajahnya hingga jatuh ke laut. Bara terjun bebas hingga terminum air laut. Bara menyeimbangkan tubuhnya dan kembali berenang. Ia kembali mengejar sang istri.     

Ketika ia hampir mencapai Dila sebuah helikopter datang melintasi mereka. Sang penculik membawa Dila naik helikopter. Dari atas helikopter seseorang melempar tali. Penculik yang duduk di bagian belakang menggendong Dila dan membawanya naik ke atas helikopter.     

Darah Bara mendidih dan jantungnya berdebar-debar. Ia tak siap kehilangan Dila untuk kedua kalinya. Ia bergegas memacu kecepatan. Dila dan seorang penculik telah sampai di atas helikopter, penculik yang memegang kemudi speedboat turut naik. Ia memegang tali dan berusaha naik perlahan-lahan. Matanya tak lepas memperhatikan Bara.     

Bara bertindak cepat. Ia berhasil naik ke atas speedboat dan berusaha menahan si penculik satunya lagi untuk naik. Mereka bertarung di atas angin. Bergantungan di atas langit. Bara berusaha menyingkirkan si penculik agar ia bisa naik ke atas dan mengambil Dila kembali.     

"Tidak akan aku biarkan kalian mengambil istriku," ucap Bara dalam bahasa Inggris.     

Bara marah mencekik si penculik hingga kehabisan napas. Dalam satu tendangan cepat ia berhasil membuat si penculik jatuh ke laut. Bara berusaha naik melalui tali yang bergantungan di helikopter. Si penculik panik karena Bara semakin mendekat.     

"Potong talinya!" pekik sang pilot pada si penculik.     

Si penculik mengeluarkan belati dari saku pinggangnya. Ia memutuskan tali. Bara pun bergerak cepat. Jika ia tak sampai ke atas hingga tali putus maka ia akan kehilangan Dila. Bara kehilangan keseimbangan karena kekuatan tali semakin mengendur. Dalam hitungan detik tali putus.     

Byurrrrr…..Bara terjun bebas ke laut. Bara menggeram kesal karena tak berhasil menyelamatkan Dila. Helikopter melenggang bebas meninggalkan lautan pulau Rottnest.     

Kapal pesiar yang di booking Bara datang. Awak kapal membantunya naik ke atas kapal. Sementara salah satu penculik yang jatuh tadi berhasil di amankan awak kapal. Mereka mengikat sang penculik dan melaporkan peristiwa penculikan itu pada kepolisian setempat.     

Bara mendekati sang penculik, dengan mata merah Bara memukulnya hingga babak belur. Bara memukul kepala, wajah, perut dan kakinya. Jika tak dicegah oleh awak kapal mungkin ia telah membunuh sang penculik saat.     

"Tuan sabar," kata awak kapal.     

"Bagaimana aku bisa sabar jika mereka menculik istriku dan membawanya pergi jauh dariku."     

"Kami sudah mencatat jenis helikopter yang membawa istri anda. Kami akan bantu melacaknya."     

Bara mengusap wajahnya kasar. Walau ia baru saja berenang di lautan namun ia tak merasa kedinginan. Api amarah menghangatkan tubuhnya.     

"Siapa yang menyuruh kamu menculik istriku?" Tanya Bara meremas pipi si bule.     

Hatinya diliputi kemarahan, merasa kesal karena tidak berhasil menyelamatkan istrinya. Dila diculik di depan matanya. Bara belum tahu apa motif mereka menculik sang istri. Jika yang menculik orang Indonesia bisa jadi perbuatan lawan politik atau rival bisnis Bara. Namun penculik istrinya dipastikan orang asli Australia. Bara berpikir sejenak karena ia tak pernah punya musuh diluar negeri atau si penculik orang Indonesia tapi menggunakan warga lokal untuk menculik sang istri agar urusannya gampang dan tak perlu mengeluarkan banyak uang.     

Bara berkutat dengan pikirannya. Otaknya sibuk memikirkan siapa penculik dan motifnya menculik Dila. Bara geram karena si penculik tak buka mulut sehingga Bara kembali menghajarnya hingga pingsan.     

Bara mengambil ponsel lalu menghubungi Dian dan Tuan Smith. Orang yang pertama kali ia telepon adalah Tuan Smith. Berada di negeri orang ia membutuhkan bantuan Tuan Smith. Disini ia tak punya koneksi dan pengaruh.     

"Tuan bantu aku," kata Bara gemetar begitu telepon mereka tersambung.     

"Bantuan apa Aldebaran?" Tanya Tuan Smith kaget mendengar suara gemetar dan cemas Bara.     

"Istriku diculik saat kami makan siang di kapal. Mereka membawanya menggunakan helikopter."     

"Apa?" Tuan Smith tak dapat menyembunyikan rasa kaget. " Bagaimana bisa?"     

"Aku tidak tahu Tuan. Semuanya berjalan begitu cepat. Aku sekarang bingung dan tak tahu mau berbuat apa. Aku tidak mau kehilangan istriku. Aku takut mereka melakukan sesuatu yang buruk pada istriku."     

"Aldebaran kamu tenang. Orang-orangku akan membantu kamu untuk menemukan istrimu."     

"Terima kasih Tuan atas bantuannya. Aku berhasil menangkap salah satu pelaku penculikan istriku. Semoga kesaksiannya membantu."     

"Kau tenanglah. Orang-orangku akan segera datang ke Rottnest."     

"Terima kasih Tuan," kata Bara sebelum menutup telepon.     

Setelah itu Bara menghubungi Dian.     

"Hai bos," goda Dian berkata centil.     

"Datang ke Rottnest sekarang juga!" Titah Bara to the point.     

"Kenapa aku harus datang bos? Bukankah aku akan mengganggu kalian?"     

"Dila diculik."     

"Apa?" Mata Dian membulat seakan melompat dari tempatnya.     

"Bos tidak melakukan prank padaku bukan?" Tanya Dian ragu.     

Bara merengut kesal sembari meremas rambut basahnya, " Aku tidak bercanda Dian. Ini serius. Kapan aku pernah nge-prank kamu?"     

"Mana tahu bos. Sejak bos jatuh cinta sama Dila sifat bos agak berubah."     

"Jangan banyak bicara. Cepat datang kesini!"     

"Baik bos." Dian bergerak cepat dan berkemas.     

Sementara itu di suatu tempat. Helikopter yang membawa Dila sudah mendarat di sebuah mansion mewah yang berada di sebuah pulau. Landasan helikopter berada di lantai atas mansion tersebut. Mereka mengangkat Dila dan membawanya turun. Beberapa pelayan sudah berbaris rapi menunggu kedatangan Dila. Kepala pelayan mendekat dan memapah Dila. Dibantu pelayan lainnya mereka menahan tubuh Dila.     

"Apakah dia masih pingsan?" tanya Ana kepala pelayan.     

"Masih," balas si pilot.     

"Kenapa hanya ada kalian berdua?" Tanya Ana bingung karena hanya melihat si pilot dan Andrew. "Mana Peter?"     

"Peter tidak berhasil naik ke atas heli karena suami wanita ini menendangnya. Mungkin ia sudah tertangkap," jawab Andrew.     

Ana geram dan kesal. Ana menampar Andrew dengan keras hingga wajahnya memerah.     

"Jika terjadi sesuatu pada adikku, aku tidak mengampuni kamu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.