Part 187 ~ Cerita di Balik Penculikan ( 2 )
Part 187 ~ Cerita di Balik Penculikan ( 2 )
"Pembunuhan Mira, seorang wartawan yang memeras kamu, apakah Dian yang membunuhnya?" Dila menanyakan masa lalu Bara. Ia ingin mencocokkan cerita Anda dengan cerita Bara.
Bara menunduk tak siap jika masa lalunya digali lebih dalam oleh Dila. Semakin Dila tahu siapa dia, maka Dila semakin ketakutan dan menggoyahkan hati Dila untuk bersamanya. Pertanyaan demi pertanyaan Dila sangat mencekam untuknya. Bara tak menyangka pertanyaan itu akan keluar dari mulut sang istri.
"Mira di bunuh dengan disuntikkan morfin dalam tubuhnya. Morfin dalam dosis sangat tinggi bisa membunuh seseorang dengan cepat jika tak disuntikkan penawar. Dian yang melakukan, menyuntikkan morfin di leher Mira. Kebetulan Mira pecandu narkoba. Dia memerasku untuk mendapatkan uang beli narkoba. Dia wartawan untuk majalah bisnis. Dia sering mengikutiku untuk mewawancaraiku untuk artikel majalahnya. Aku orang yang sangat tertutup dengan kehidupan pribadiku. Aku sengaja menutupi kehidupan pribadiku agar masyarakat tidak tahu penyimpanganku. Mereka cukup tahu tentang kesuksesanku jadi pengusaha di usia muda.
Mira mengancamku dengan video ciuman aku dan Egi di club. Aku yakin jika Mira aku beri uang, maka dia akan terus memerasku. Aku tak suka diancam dan di intimidasi. Makanya aku membunuh Mira. Pembunuhan itu disaksikan oleh sahabat Mira. Aku bahkan mencekik sahabatnya agar tak tutup mulut. Dan aku yakin kamu tahu tentang aku yang membunuh Mira dari sahabatnya bukan?"
"Apa?" Dila melongo mendengar pertanyaan Bara.
"Malam itu ketika aku mengantar kamu dan sahabat kamu ke mess LPPI aku menyadari sesuatu. Aku seperti mengenali sahabatmu, tapi aku lupa pernah melihatnya dimana. Penampilannya dulu dan sekarang berbeda. Sahabatmu yang bernama Anda itu dia temannya Mira yang aku cekik dulu dan aku ancam dan kamu tahu tentang pembunuhan Mira dari Anda bukan?" ucap Bara dingin membuat Dila shock.
"Sejak kapan kamu tahu?" Mata Dila membola efek kaget, wajahnya seketika pucat. Ia menggigil memikirkan keselamatan Anda.
"Kenapa kamu ketakutan seperti itu. Aku tidak akan membunuh Anda," ucap Bara menenangkan.
"Ke-kenapa kamu tidak membunuh Anda? Dia telah membongkar rahasiamu padaku."
"Karena dia sahabatmu dan kamu berjanji akan melindunginya jika dia memberi tahu rahasiaku. Aku melakukan demi kamu Dila. Kamu membuat aku menghentikan semua kegilaanku dari cinta sejenis dan kejahatan kriminal lainnya. Aku bahkan dijuluki malaikat maut karena aku sangat mengerikan." Bara tertawa miris menceritakan keburukannya pada sang istri.
"Lalu kenapa Samir menculikku dan Tuan itu siapa?"
"Samir menculik kamu karena Egi."
"Jadi Egi memerintahkan Samir untuk menculikku karena dia merasa aku merebut kamu dari dia?" Dila menjadi emosi.
"Bukan," bantah Bara. Ia memegang tangan dan mencium punggung tangan Dila.
"Lalu?"
"Samir menculikmu untuk mengancam Egi. Samir tergila-gila pada Egi. Samir tahu jika aku dan Egi sudah putus. Samir mengambil kesempatan ini untuk mendekati Egi namun cintanya tak berbalas. Egi masih setia denganku dan bersikeras mempertahankan hubungan kami. Sebelum aku pernah cerita Egi mengirimiku video gay bercinta hingga membuatku hilang kendali. Dian marah besar pada Egi. Sebenarnya kami datang ke Perth menghadiri undangan dari Tuan Smith. Beliau investor terbesar di perusahaanku. Dian memintaku datang duluan ke Perth, dia menyusul. Ternyata Dian pergi mencari Egi di club. Dia menghajar Egi. Mematahkan kaki dan tangan Egi. Samir menyaksikan pemukulan yang dilakukan Dian pada Egi. Samir marah besar merasa aku dalang dibalik pemukulan Egi padahal itu inisiatif Dian. Samir membalaskan sakit hatinya padaku dan juga memanfaatkan penculikanmu untuk menekan Egi."
"Menekan maksudnya?"
"Egi harus menjadi kekasih Samir jika tidak Samir akan membunuh kamu dan mengarahkan pelaku pembunuhan pada Egi. Jika itu terjadi maka aku tidak akan tinggal diam, aku akan membenci Egi dan menghabisinya. Itu yang Samir ucapkan pada Egi ketika mengunjunginya di rumah sakit. Sayangnya rencana Samir gagal total."
"Kenapa gagal total?"
"Clara mendengar semua ucapannya."
"Siapa Clara?"
"Dia salah satu anggota club yang mencintai Egi. Dia mengejar Egi dari dulu."
"Apakah dia LGBT juga?"
"Tidak. Dia wanita normal. Buktinya dia mengejar Egi. Ketika Samir mengancam Egi, Clara mendengarnya dari luar kamar. Ketika Samir pergi, bodyguard Clara menculiknya di parkiran. Clara menyiksa Samir dan meminta Samir buka mulut dimana dia menyekapmu. Clara melakukan semua ini demi Egi. Begitu besar cintanya pada Egi hingga dia melindunginya mati-matian. Clara tak akan membiarkan Egi jatuh ke pelukan Samir itu poinnya. Kandasnya hubungan kami merupakan angin segar untuk Clara. Dia ingin Egi sadar seperti aku untuk kembali ke kodrat. Jika aku dan kamu semakin dekat dan intim tentu aku dan Egi semakin menjauh. Clara tidak mau jika aku kembali menjalin hubungan dengan Egi. Dia ingin memiliki Egi. Setelah Samir buka mulut dan Clara merekam video pengakuan Samir. Clara menghubungi Dian dan memberi tahu keberadaan kamu. Dia juga menjebloskan Samir ke penjara."
"Lalu siapa Tuan? Kakak angkat Samir? Pengakuan Ana berbeda padaku dan polisi. Dia mengatakan Tuan terobsesi padaku dan menjadikan aku fantasi seksnya."
"Tuan bernama Giovani. Dia seorang mafia berkedok pengusaha hotel, restoran, minyak dan banyak usaha lainnya. Giovani seorang heteroseksual menyukai pria dan wanita. Mungkin Samir meminta bantuannya untuk menculik kamu dan setelah melihat fotomu Giovani tertarik untuk bermain main denganmu."
Dila mendekati Bara dan memeluknya, "Aku takut Bara. Aku takut padanya."
Bara membalas pelukan Dila dan menepuk punggung Dila. "Tenanglah. Selama ada aku semuanya akan baik-baik saja. Kamu tidak boleh takut. Setelah melempar kesalahan pada Samir dan anak buahnya aku yakin Giovani tidak akan berbuat macam-macam padamu. Jika dia berani mengusikmu aku akan membongkar kebusukannya. Orang mengenal dia sebagai pengusaha yang dermawan suka membantu orang miskin padahal di belakang dia gila. Bisa berhubungan dengan pria mau pun wanita."
"Mengerikan sekali dia. Aku tidak menyangka ada orang seperti dia di dunia ini."
"Banyak Dila, hanya kamu saja yang tidak tahu."
"Orang-orang di lingkungan kamu sangat mengerikan."
"Makanya aku akan menjauhi mereka perlahan-lahan untuk melindungi kamu." Bara mengendus leher mulus istrinya yang jenjang.
"Bara apa yang kamu lakukan?" Protes Dila merasa geli.
"Aku merindukan bau tubuhmu. Berikan aku satu ciuman," pinta Bara mendekatkan bibirnya pada Dila.
"Dasar mesum!"
"Mesum padamu lebih baik daripada mesum pada Egi."
"Bara. Kau…."
Cuppppp...Bara mencuri satu ciuman pada Dila. Ia melumat dan mengemut bibir sang istri.
"Bara kamu nakal," gerutu Dila kesal memukul Bara.
"Seharusnya kamu senang dinakali." Bara mengerlingkan mata genit.