Jodoh Tak Pernah Salah

Part 237 ~ Keraguan Dalam Hati



Part 237 ~ Keraguan Dalam Hati

0Naura tidak bisa menahan tawanya mendengarkan cerita Dila tentang Bara dan bagaimana hubungan mereka saat ini.     

Naura meledek Dila habis-habisan sampai sang adik ipar tidak bisa berkata-kata lagi untuk membalas ledekannya.     

Dila benar-benar mati kutu dan mulutnya seolah terkunci tak bisa membalas kata-kata Naura. Dila sangat malu menjadi sasaran empuk kakak ipar.     

"Dila kalian sebenarnya sudah saling jatuh cinta," kata Naura membuat Dila terhenyak.     

"Enggak mungkin." Dila menepis pernyataan Naura.     

"Cinta tapi gengsi bisa dilihat dari beberapa presepektif. Cinta dapat membuat dunia terasa lebih indah. Makanan terasa lebih enak, matahari terbenam lebih cantik, dan hari-harimu terasa lebih menyenangkan. Namun, tak semudah itu mengungkapkan perasaan cinta sama kayak kamu sekarang."     

"Ngaco ah uni."     

"Jangan bilang ini ngaco. Jam terbang uni udah terlalu tinggi untuk memahami semuanya. Tak semua orang pandai mengungkapkan perasaannya. Kamu mungkin penasaran apakah Bara memiliki perasaan padamu tapi gengsi untuk mengungkapkannya. Tanda pria jatuh cinta tapi gengsi bisa kamu ketahui dengan jelas. Tanda pria jatuh cinta tapi gengsi bisa dilihat dari tindakannya saat bersamamu. Kamu bisa mencari tahu tanda pria jatuh cinta tapi gengsi saat kamu menghabiskan waktu bersamanya. Melalui gestur tubuh, caranya memperlakukanmu, dan cara dia selalu ingin dekat denganmu bisa menjadi tanda pria jatuh cinta tapi gengsi."     

"Uni kasih tips sama Dila?" Dila memberikan pertanyaan bodoh.     

"Dila. Hahahaha. Semenjak uni bahas tentang kamu dan Bara kok otak kamu mendadak oon yach?" Naura tertawa terpingkal-pingkal meledek sang adik ipar.     

"Ciri-ciri cowok jatah cinta tapi gengsi, yang pertama Dia memprioritaskanmu. Dia akan meninggalkan segala aktivitasnya saat kamu membutuhkannya. Dia tidak menyeret kakinya atau mengeluh tentang hal itu. Jika dia akan melakukan apa pun untukmu dan dia bahkan menempatkan kebutuhannya sendiri di atas kebutuhanmu contohnya saat kamu mengungkapkan kasus kredit fiktif itu. Bara rela enggak kerja demi melindungi kamu, bahkan dia menyiapkan segalanya agar rencana si pembunuh itu gagal."     

"Kedua, Dia memerhatikan detail tentangmu. Dia akan bertanya tentang orang tua dan teman-temanmu dan dia akan bertanya bagaimana pekerjaanmu, dan ingat untuk bertanya bagaimana hari-harimu. Pria yang jatuh cinta akan menyimpan sekecil apapun informasi tentangmu contohnya, Bara menanyai uni informasi tentang kamu dengan detail apalagi ketika kamu kabur ke Australia. Hampir tiap hari dia menelepon uni tanyakan apa makanan kesukaan Dila, film dan lain-lain."     

"Ketiga, Mencondongkan tubuhnya saat berbicara. Saat pria tertarik padamu, ia akan mencondongkan tubunya kearahmu saat sedang berbicara. Saat seseorang menunjukkan ketertarikannya, secara tidak langsung ia akan menunjukkan posisi tubuh yang condong dengan hal yang ia sukai. Secara tidak sadar hal ini dilakukan pria karena ia ingin dekat dengan wanita tersebut. Seseorang yang tertarik padamu akan condong ke arahmu saat kamu berbicara, memerhatikan tindakanmu, atau meregangkan tubuhnya. Selain itu, Jika kamu memperhatikan ekspresi wajahnya, kamu akan melihat ketika dia mulai mempertahankan kontak mata denganmu untuk waktu yang lebih lama daripada sebelumnya saat melakukan percakapan. Nah uni melihat Bara seperti itu ke kamu. Jika bisa nempel mungkin dia akan nempel kayak perangko jika bicara sama kamu."     

"Masa sich?" Dila kikuk menggaruk kepalanya belakangnya.     

"Iya." Naura menggeram kesal.     

"Ciri-ciri selanjutnya, Dia selalu membuat kontak mata. Jika kamu menemukan Bara sedang menatapmu tetapi dia tidak memalingkan muka. Sebagai gantinya, dia tersenyum dan menatapmu lebih lama. Dia mencoba memberi tahumu dengan matanya bahwa ia jatuh cinta padamu dengan keras tetapi belum bisa mengatakannya dengan lantang."     

"Lalu?" Dila mencerna setiap ucapan Naura dan Bara benar-benar bersikap seperti yang dikatakan Naura.     

"Bahasa tubuh. Saat kamu berjalan disekitarnya, dia mungkin akan meluruskan posisinya, atau dia bahkan membusungkan dadanya sedikit, bertujuan untuk terlihat gagah. Dia akan lebih waspada dan fokus saat berada di sekitarmu. Kedekatan fisik dan keintiman juga merupakan ungkapan kasih sayang dan cinta yang besar."     

"Ciri-ciri yang terakhir, banyak percakapan diantara kalian berdua. Akhir-akhir ini kamu menyadari gak kalo kalian banyak cerita? Dia terbuka untuk mendengarkan pendapatmu dan pengetahuan yang dapat kamu bagikan dengannya saat sering berbicara. Dia juga akan lebih terbuka padamu."     

"Dari ciri-ciri yang uni sebutkan tadi pasti semuanya ada pada Bara? Ayo ngaku!" Naura kembali meledek sang adik ipar.     

Dila bergumam, tak menjawab pertanyaan dari Naura.     

Naura pun mengerti jika Dila tidak mau mengakuinya. Tanpa Dila bicara Naura pun sudah tahu jawabannya. Dila dan Bara dua orang yang jatuh cinta tapi tak saling menyadarinya. Masih malu-malu mengakui perasaan masing-masing.     

Melihat perubahan Bara yang sangat besar, Naura pun antusias dengan hubungan mereka berdua. Berharap Dila dan bara bisa menjadi pasangan suami istri selamanya. Tidak akan berpisah walaupun nanti Bara kembali menjadi pria normal seutuhnya. Naura berdoa mereka berdua melupakan kesepakatan mereka.     

Sehabis mandi, Dila masih terngiang-ngiang perkataan Naura. Apakah benar Bara sudah jatuh cinta kepadanya? Apakah suaminya itu benar-benar tergila-gila padanya?     

Dila pun bertanya kepada hatinya, apakah dia juga memiliki perasaan yang sama untuk Bara?     

Dila masih bimbang dengan hatinya, masih ada keraguan dengan Bara.     

Bara pun masih belum lepas dari bayang-bayang Egi. Laki-laki itu pun tidak akan pernah melepaskan Bara begitu saja. Egi nekat datang ke Padang untuk membalas perbuatan Bara karena telah mencampakkannya. Diila masih ragu dengan Bara, apakah laki-laki itu benar-benar sudah straight apa belum? Hanya waktu yang akan membuktikannya.     

Terlalu asik melamun di depan kaca Dila tak menyadari jika Bara telah pulang, bahkan telah berada di dalam kamar. Sang suami pun bingung melihat istrinya melamun. Apakah yang dipikirkan Dila hingga melamun?     

Bara memeluk Dila dari belakang, tangannya berada di pinggang Dila. Bara bahkan mengecup leher Dila dan membuat cupang yang banyak.     

"Bara." Dila menyadari kehadiran sang suami dan melakukan protes. Namun protesnya dibungkam ciuman panas dari Bara.     

Bara melepaskan pelukannya, "Kamu lupa?"     

"Lupa apa?"     

"Jika kamu masih memanggil nama, aku akan menghukum kamu. Hukumannya ciuman panas."     

"Sejak kapan kamu datang? Kenapa aku tidak tahu kedatanganmu?" Dila mengalihkan topik pembicaraan.     

"Kamu saja yang melamun. Andai kamu tidak melamun pasti kamu akan menyadari kehadiranku. Apa yang kamu lamunkan Dila?"     

"Hah." Dila bengong.     

"Kenapa kamu jadi aneh begini Dil?" Bara membelai wajah sang istri.     

Dila menggeleng, "Tidak. Aku tidak aneh."     

"Biar kamu enggak aneh-aneh." Bara menggendong sang istri dan membaringkan di ranjang.     

Bara sudah tak malu-malu lagi memperlihatkannya cintanya pada sang istri. Bara melepaskan pakaian atasnya hingga bertelanjang dada.     

Bara mencium bibir sang istri yang sudah menjadi candu baginya. Ciuman Bara awalnya lembut lama kelamaan menjadi panas dan menggairahkan. Jari jemari Bara dengan terampil melepaskan pakaian istrinya.     

Bara mencium ceruk leher Dila namun sang istri mencegahnya, "Apakah kamu mencintaiku?" Dila menatap mata sang suami tajam dan tak bersahabat.     

Bara menghentikan aksinya, "Apakah kamu tidak bisa melihat sikapku selama ini?" Bara marah karena Dila meragukan perasaannya.     

Bara memutuskan mandi, tak jadi menyentuh sang istri. Ia melepaskan kekesalannya dengan mandi dibawah guyuran shower.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.