Jodoh Tak Pernah Salah

Part 305 ~ Kembali Ke Awal



Part 305 ~ Kembali Ke Awal

2Egi membungkam bibir Clara dengan ciuman panas nan menuntut. Clara menekan tengkuk Egi dan balik melumat bibirnya. Clara tak menyangka jika Egi berinisiatif menciumnya. Hatinya sangat senang dan tak menduga perubahan Egi sangat drastis. Dia sudah mulai agresif dalam menunjukkan ketertarikan seksualnya pada wanita.     

Mereka menggelepar dalam gairah. Ciumannya semakin lama semakin panas. Untung saja Clara segera sadar mereka masih berada di kantornya. Clara melepaskan tautan bibir mereka.     

"Masih di kantor Gi," ucap Clara tergelak tawa.     

Egi pun malu, menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Maafkan aku. Aku terlalu senang kamu menerima lamaranku."     

" Tidak apa-apa," ucap Clara malu-malu.     

Wajah keduanya merona, merasakan atmosfir yang berbeda. jika dulu hanya Clara yang agresif, beda dengan sekarang. Egi pun sudah menunjukkan ketertarikannya kepada Clara. Tidak henti-hentinya Clara mengucapkan syukur. Akhirnya Egi normal dan kembali ke kodrat.     

"Mungkin aku belum berubah sepenuhnya Ra, tapi percayalah aku benar-benar tidak ingin lagi menjadi seorang gay. Aku akan menjadi pria yang seutuhnya. Seorang pria yang akan melindungi kamu dan calon anak-anak kita."     

Clara tersenyum malu-malu mendengar ucapan Egi tentang anak-anak. Entah kenapa ia merasa tak percaya akan berada di titik ini. Hipnoterapi dengan Kamil benar-benar ampuh. Sugesti di bawah alam sadar mampu melenyapkan sisi gelap Egi.     

Kamil telah menghilangkan tertarikan seksualnya pada pria. Sekarang laki-laki itu telah menyukai wanita. Clara menangis bahagia.     

Ketukan pintu menyadarkan keduanya. Clara melihat pintu, ia melihat Wika ada disana.     

"Masuk Wika!" titah Clara pada sekretarisnya.     

Dengan perasaan sungkan Wika pun masuk ke dalam ruangan. Wika mengantarkan cemilan dan minuman untuk Egi dan Clara.     

"Maaf terlambat Bu. Cemilannya dibeli dulu."     

"Tidak apa-apa Wika. Jangan sungkan. Oh ya aku ingin tanya, apakah sore ini ada jadwal rapat dengan klien?"     

"Setahu saya tidak ada Bu tapi saya akan mengecek ulang kembali di catatan saya. Apakah ibu ada rapat hari ini apa tidak." Wika menata minuman dan cemilan di atas meja.     

"Semoga tidak ada karena aku akan pergi dengan Egi."     

"Baik Bu. Sebentar ya Bu saya akan mengeceknya."     

Wika pun pergi dari ruangan Clara meninggalkan sang atasan dengan kekasihnya.     

"Memangnya kita mau pergi kemana Ra?" Egi kebingungan karena dia tidak mengajak Clara pergi kemana-mana. Palingan mereka akan pulang ke apartemen Clara untuk beristirahat.     

Egi menyeruput secangkir kopi yang telah disediakan. Ia memakan churros. Cemilan itu terasa enak dilidahnya dan sangat cocok sebagai teman minum kopi.     

"Apa rencana kamu selanjutnya Gi? Apakah kamu akan menemui tante Ira?"     

"Untuk saat ini aku belum akan menemui tante. Aku harus membuktikan pada tante, jika aku telah berubah dan kembali ke kodrat. Ra, masalah pernikahan kita maukah kamu jika kita menikah setelah Tante menerima aku kembali. Aku ingin tante mendampingiku saat menikah dengan kamu. Apakah kamu tidak keberatan Ra?"     

"Tidak. Tentu saja tidak."     

Egi melirik jam tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Pintu kembali diketuk dari luar. Wika kembali datang sembari memegang buku agenda.     

"Saya sudah mengecek schedule Ibu ternyata hari ini tidak ada rapat dengan klien. Ada lagi yang ingin ditanyakan Bu? jika tidak ada saya undur diri."     

"Tidak ada Wika. Kamu bisa pergi."     

"Baik Bu. Saya permisi. Mari Mas Egi."     

"Baguslah Jika kamu tidak rapat hari ini kita bisa pergi ke suatu tempat," ucap Egi setelah Wika pergi.     

"Kita pergi ke mana Gi?"     

"Rahasia. Aku mau kasih kejutan buat kamu. Pokoknya kamu ikut saja."     

" Kemana kamu akan membawa aku?"     

"Yang jelas bukan ke KUA, aku belum melamar kamu secara resmi," ucap Egi bercanda.     

"Kamu bisa saja," ucap Clara dengan wajah sumringah. Ia memukul dada Egi pelan.     

"Mau kemana kita?" Tanya Clara lagi ketika mereka telah berada di atas mobil.     

"Kemana aja aja asal hati senang," ujar Egi menatap lurus ke depan. Egi tetap fokus ke depan karena sedang menyetir. Mereka tidak pergi besama sopir Clara.     

Egi menatap wajah Clara sekilas, lalu tangan kanannya menggenggam tangan Clara.     

"Sabar saja. Namanya juga kejutan." Egi tersenyum manis.     

"Tapi aku penasaran." Rajuk Clara manja. Seumur-umur baru kali ini ia diberikan kejutan oleh seorang pria. Clara sangat terharu.     

"Sebentar lagi kamu akan tahu."     

Satu jam kemudian mobil Mercedes Benz yang mereka tumpangi berhenti di salah satu toko berlian terkenal di Jakarta. Toko berlian ini adalah toko langganan para artis dan sosialita, termasuk Clara.     

"Kenapa kita kesini Gi?" Clara kebingungan. "Koleksi berlianku sudah banyak. Rasanya tidak perlu menambah koleksi lagi."     

"Kita kesini bukan untuk menambah koleksimu saja. Aku ingin membeli cincin untuk melamar kamu."     

Clara tersenyum malu-malu menyembunyikan wajah merahnya dari Egi.     

"Kenapa tutup wajahnya kayak gitu?"     

"Malu Gi," ucap Clara menggemaskan. Jika tidak ingat ada ditempat umum mungkin Egi sudah menghujam bibir Clara.     

"Kita akan memulai kehidupan baru mulai hari ini. Kembali ke awal. Yuk turun," ajak Egi membuka pintu dan keluar. Ia berputar lalu membukakan pintu mobil untuk Clara. So sweet banget Egi.     

Mereka bergandengan tangan masuk ke dalam toko. Seorang pelayan melihat kedatangan mereka. Clara merupakan pelanggan tetap toko itu. Mereka mendapatkan sambutan hangat dari pelayan toko.     

"Mbak Clara berlian yang seperti apa?" Tanya si pelayan ramah.     

"Kami ingin mencari cincin." Egi menjawab pertanyaan si pelayan.     

Mereka berjalan ke salah satu konter untuk melihat koleksi cincin berlian. Clara memilih cincin berlian solitaire dengan bentuk princess. Bisa dibilang incin berlian dengan potongan princess paling tepat digunakan untuk pertunangan. Bentuknya yang seperti persegi akan menimbulkan tampak mewah nan elegan apabila digunakan oleh wanita manapun.     

"Kamu suka?" Egi melirik Clara.     

"Iya aku suka. Ini bagus untuk pertunangan kita."     

"Coba liat itu." Egi meminta pelayan mengeluarkan cincin berlian pilihan Clara. Ia ingin Clara mencobany a.     

Pelayan mengeluarkan cincin berlian itu dan memberikannya pada Egi. Pria itu memasang cincin berlian itu ke jari manis Clara.     

"Sangat cocok dan ukurannya sesuai dengan jarimu. Aku ingin membeli berlian ini." Egi melihat si pelayan.     

Egi memberikan kartu kreditnya tanpa menanyakan berapa harga cincin tersebut.     

"Kamu enggak tanya dulu berapa harga cincin itu?"     

"Berapa pun harga cincinnya aku tetap akan membelikannya untuk kamu."     

"Egi aku senang." Tanpa malu Clara memeluk Egi. Clara ingin waktu berhenti saat ini juga. Ia ingin selalu memeluk Egi dan dihujani cinta yang tiada tara. Hari ini merupakan hari paling bahagia dalam hidupnya. Cintanya tak lagi bertepuk sebelah tangan. Ia akan membuat Egi jatuh cinta secepatnya dan membuat pria itu bertekuk lutut.     

"Clara, Egi." Seseorang memanggil mereka.     

Keduanya melepaskan pelukannya dan kaget melihat orang yang memanggil mereka. Wajah keduanya pucat pasi. Mereka sudah bahagia kenapa dipertemukan lagi dengan seseorang di masa lalu mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.