Jodoh Tak Pernah Salah

Part 341 ~ Telepon Zico



Part 341 ~ Telepon Zico

3Zico pun tidak ketinggalan berita di TV dan di media sosial tentang percobaan pemerkosaan terhadap Egi dan penyekapan Davi.     

Zico ikut prihatin dan miris. Untung saja Egi berhasil diselamatkan, jika tidak laki-laki itu akan dilecehkan. Zico pun sudah tahu jika Egi melakukan hipnoterapi agar kembali straight kembali jadi pria normal.     

Zico sudah baikan dan sudah pulang ke rumah. Lona belum kembali ke Jakarta, dia masih menemani Zico di Padang. Lona mempunyai rencana sendiri makanya dia belum kembali ke Jakarta.     

Zico mengambil smartphone lalu menghubungi Egi. Syukurlah panggilan pertama Egi segera mengangkatnya.     

"Hai bro gimana kabar lo?" sapa Zico ramah.     

"Gue baik bro. Kenapa lo nelpon gue?"     

"Gue baca berita lo di media massa dan media sosial. Itu gimana ceritanya kok bisa kejadian?"     

Egi pun menceritakan kronologis peristiwa yang menimpanya tadi. Zico mengumpat kesal atas kebiadaban teman-teman Egi. Zico aku sendiri menawarkan bantuan pada Egi untuk membalas dendam pada teman-temannya.     

Setidaknya ketika mereka masuk penjara Zico akan menggunakan koneksinya untuk menyiksa mereka di dalam tahanan. Biasanya narapidana kasus pemerkosaan mendapatkan penganiayaan sesama napi. Minimal alat vital mereka ditarik atau diberi balsem hingga kepanasan.     

"Enggak usah bro biarkan saja. Mereka masuk penjara sudah memberikan mereka pelajaran. Nggak usahlah kita balas dendam sama orang yang udah jahatin kita karena balas dendam hanya akan menghabiskan waktu dan merusak kebaikan kita," ucap Egi dengan bijaksana.     

Zico merasa terenyuh dan tertampar dengan ucapan Egi. Apakah Dian dan Bara bisa memaafkan mereka seperti Egi memaafkan para pelaku pelecehan nya?     

Hati Zico terasa diremas dan matanya berembun. Berharap Dian maupun Bara bisa bersikap seperti Egi. Memaafkan kesalahannya di masa lalu. Bukankah manusia layak diberi kesempatan kedua?     

"Sekarang gimana keadaan lo?"     

"Gue baik-baik saja. Cuma masih trauma saja dengan kejadian itu. Gue bakal sering ke kantor polisi untuk dimintai keterangan. Gue menjadi saksi dari kasus itu."     

"Syukurlah lo baik-baik saja gue khawatir kalau mereka sudah melecehkan lo."     

"Syukurnya nggak bro. Tuhan masih melindungi gue. Untung saja ada fansnya Davi, kalau nggak ada anak kecil itu mungkin kami udah mati. Bisa saja mereka membunuh gue dan Davi setelah berhasil melampiaskan perbuatan bejatnya."     

"Kok lo bisa kenal dengan si Davi aktor itu?"     

"Off the record aja ya bro. Davi itu satu komunitas sama gue."     

"Jadi isu itu benar jika Davi gay?" Mata Zico membulat tak percaya.     

"Ya begitulah," balas Egi tergelak tawa.     

"Bagaimana training yang diberikan kantor gue? Apakah memuaskan?"     

"Sangat memuaskan dan hasilnya positif. Oh ya Gi seminggu lagi akan ada peresmian rumah sakit gue. Rumah sakit Harapan sudah gue ganti nama. Lo dan Clara bisa datang ke Padang untuk menghadiri peresmian rumah sakit? Datang ya, gue harap lo datang. Asal lo tahu. Lo satu-satunya temen yang deket sama gue. Gue enggak punya temen dekat Gi."     

"Masa sih gue temen yang deket sama lo?" Egi merasa tersanjung.     

"Baiklah bro, gue akan usahakan datang. Tolong lo kasih tahu ya kapan launching rumah sakit baru lo. Ini dalam rangka apa sih lo mau beli rumah sakit di Padang? Kota kecil, harusnya lo bisnis rumah sakit di kota besar."     

"Gue sebenarnya enggak ada rencana buat beli rumah sakit di Kota Padang, cuma pemilik lama rumah sakit Harapan kalah judi sama gue waktu di Macau. Dia mempertaruhkan rumah sakitnya bermain judi sama gue. Karena rumah sakit ini udah punya gue otomatis dikelola, apalagi di kota ini rumah sakitnya jadi rujukan karena alatnya lengkap.Gue serius bisnis di bidang kesehatan. Lumayanlah duitnya. Jika gue sukses bisnis ini, bakal buka rumah sakit di kota lain. Gue di Padang juga mau memperbaiki hubungan gue sama cewek yang gue perkosa dulu bro. Ternyata dia hamil anak gue bro. Anak itu sekarang udah berumur empat belas tahun."     

"Serius?" Giliran Egi yang kaget.     

"Ya ampun kok bisa kebetulan ya bro?Apakah ini yang dinamakan takdir bro?"     

"Bisa jadi bro."     

"Gue doakan semoga Lo dan cewek itu bisa baikan dan kalian bisa berkumpul dengan anak kalian. Walau bagaimanapun lo berhak mendapatkan kesempatan kedua. Tuhan saja Maha Pemaaf. Kenapa kita tidak bisa mendapat maaf dari manusia? Bukankah kita tidak boleh menyombongkan diri seolah tak bisa memaafkan kesalahan orang lain? Gue berharap semoga lo bahagia."     

"Amin. Terima kasih atas doanya bro."     

"Sama-sama bro."     

"Gimana dengan hasil terapi lo? Apakah memuaskan bro?"     

"Sangat memuaskan," jawab Egi bersemangat. Jika ditanya tentang perubahannya Egi sangat senang dan bersemangat. Menceritakan ke orang lain bagaimana sembuh dan kembali ke kodrat merupakan kebanggaan tersendiri untuknya.     

"Gue turut senang dengan perubahan lo. Semoga Tuhan merahmati lo."     

"Makasih banyak bro atas supportnya. Lo sahabat terbaik yang pernah gue punya."     

"Gue juga merasa beruntung bisa bertemu dan bersahabat sama lo. Gue bangga sama lo Gi. Lo sadar bahwa perbuatan lo salah. Udah kembali ke kodrat sangat menakjubkan. Tahu nggak gue kayak dapat bisnis senilai jutaan dolar dengar berita ini."     

"Lebay lo." Egi tertawa cekikikan.     

"Gua enggak lebay. Serius Gi."     

"Bro gue doakan semoga cewek yang lo perkosa memaafkan lo. Kalo bisa kalian nikah."     

"Semoga aja bro walaupun sulit," balas Zico putus asa.     

"Lo nggak boleh patah semangat gitu bro. Namanya perjuangan bro. Wajar saja sih perempuan itu sulit memaafkan lo, tapi kalau lo mendekati perlahan-lahan pasti dia bakal mau memaafkan lo."     

"Entahlah bro. Kebencian dia terlalu besar sama gue. Sakit yang dia rasakan amat perih sehingga dia bersikap seperti itu.Terima kasih atas supportnya bro."     

"Sama-sama."     

"Kasus lo gimana? Mereka sudah di tahan?"     

"Sudah bro. kasus ini viral sehingga pemeriksaannya dipercepat oleh pihak kepolisian. Malah kasus ini sudah dilimpahkan ke pengadilan untuk disidangkan. Semoga saja gue mendapatkan keadilan ya bro."     

"Pasti mendapat keadilanlah. Apalagi kasusnya viral. Fans Davi udah jadi pendukung nomor satu Gi. Gue masih enggak habis pikir si Davi gay. Gimana perasaan fans dia tahu idolanya menyimpang."     

"Ya begitulah." Egi senyum-senyum.     

"Hebat ya dia menyembunyikannya dari publik. Luar biasa."     

"Namanya juga aktor bro. Pintarlah kalo akting. Sekelas Davi jangan diragukan aktingnya. Tiap tahun dapat penghargaan."     

"Benar juga ya bro." Zico tertawa terbahak-bahak.     

Mereka pun mengakhiri sambungan telepon.     

"Siapa yang menelepon?" Tanya Lona pada Zico.     

"Teleponan dengan teman. Mami dari mana saja?" Zico melihat Lona dengan tatapan menyelidik.     

"Baru dari luar cari udara."     

"Jangan bohong mami." Rahang Zico mengeras. Marah ketika dibohongi.     

"Temui teman mami," jawab Lona sekenanya.     

"Sejak kapan mami punya teman disini? Jangan bilang mami menemui Alvin."     

Lona kaget dah terhenyak Zico bisa menebak kemana ia pergi. Tubuh Lona menggigil melihat kemarahan di mata Zico. Anaknya sangat marah jika larangannya dibantah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.