Jodoh Tak Pernah Salah

Part 91 ~ Rencana Egi (1)



Part 91 ~ Rencana Egi (1)

1Egi dan Dian menginjakkan kaki di bandara Internasional Minang Kabau. Mereka akan menjalankan rencana mereka untuk menghancurkan Bara. Clara berhasil menghasut Egi untuk membalas dendam. Egi bak orang kesetanan, tak sabar untuk balas dendam dengan Bara. Perlakuan Bara kepadanya membuatnya kecewa, ditambah hasutan Clara mengobarkan api dendam dalam hatinya.     

Bara masih saja dingin padahal Egi berjanji akan mengubah kelakuannya dan berjanji menuruti semua perintah Bara. Sebenarnya Egi masih ragu untuk balas dendam pada Bara, namun penolakan Bara tak menggubris pesan dan panggilannya membuatnya muak. Egi bertekad menghancurkan rumah tangga Bara dan Dila. Jika ia tak bisa memiliki Bara, maka Dila pun tak bisa memiliki Bara.     

Clara dan Egi menuju hotel untuk istirahat. Untuk sementara waktu mereka akan menginap di hotel dan tentunya satu kamar. Clara tak ingin melewatkan kesempatan untuk berduaan dengan Egi karena ia sangat mencintai pria itu. Entah apa yang dilihat oleh pengusaha real estate itu hingga bertekuk lutut pada Egi, padahal diluar sana banyak lelaki mengantri demi mendapatkan cintanya. Clara pun memiliki misi, tak sekedar membantu Egi, tapi juga membantu papanya.     

Papa Clara marah besar karena Bara baru saja merebut tender besar perusahaannya. Padahal dari awal proyek itu sudah jatuh ke perusahaan papa Clara, namun ketika akan tanda tangan kerja sama mendadak klien membatalkannya dan beralih ke perusahaan Bara. Papa Clara tentu saja marah besar karena merasa ditikung. Bara bersaing tidak sehat dan licik.     

Papa Clara mendapatkan ide membalas Bara melalui istrinya karena mengetahui fakta dari Clara bahwa Bara seorang gay. Papa Clara memiliki ide untuk menjatuhkan Bara, apalagi posisinya sekarang sebagai ketua DPRD sangat disorot oleh masyarakat.     

Clara merebahkan diri di atas ranjang. Perjalanan dari Jakarta menuju Padang sangat melelahkan, mereka terjebak macet ketika berangkat ke bandara Soetta.     

"Egi berbaringlah disampingku!" pinta Clara melirik Egi yang sedang berdiri di depan jendela.     

Egi menikmati pemandangan pantai kota Padang dari kamar mereka. Ia masih ragu untuk menjalankan misi balas dendam. Ia masih memiliki cinta untuk Bara, merasa ragu untuk menyakiti pria yang ia cintai. Hati Egi lembut dan tulus, tak seperti Bara yang keras dan cenderung kejam.     

"Apa yang kamu pikirkan?" Clara bangkit dari ranjang dan memeluk Egi dari belakang. Egi berusaha menolak namun Clara memeluknya semakin erat.     

"Bisa lepaskan gue?" Egi menoleh pada Clara dan menatap lekat wajah cantik Clara.     

"Aku ingin begini tiap hari," balas Clara manja menyandarkan kepalanya di punggung Egi.     

"Ingin rasanya waktu berhenti berputar biar aku bisa memelukmu setiap hari."     

"Jangan bermimpi Clara!" Jawab Egi tegas. Sampai kapan pun ia tak akan bisa mencintai Clara karena dihatinya hanya ada Bara. Ia pecinta sesama jenis bukan lawan jenis.     

"Apa salahnya aku bermimpi? Tak ada yang melarangnya."     

"Lo akan kecewa. Gue tidak bisa mencintai lo. Gue hanya mencintai Bara."     

Clara mendengus kesal. Pembahasan Egi tak jauh dari Bara, sampai kapan kembaran Kim Soo Hyun ini akan sadar jika ia memiliki cinta yang salah dan tidak pada tempatnya? Manusia diciptakan berpasang-pasangan. Ada siang dan malam, Ada hitam dan putih. Adam dan Hawa. Lama-lama Clara juga bosan mendengar cerita Egi tentang Bara.     

"Sampai kapan kamu akan seperti ini? Apa tidak ada keinginan untuk menjadi pria normal. Jika kamu mau sembuh aku bersedia mendampingi kamu."     

"Apa yang terjadi sama lo? Berapa kali harus gue bilang jika tak akan ada cinta untuk lo."     

"Stop!" ujar Clara melayangkan tangan ke udara.     

"Jangan bahas cinta lagi, fokus misi kita menghancurkan rumah tangga Bara dan Dila. Istrinya harus tahu jika suaminya gay. Jika Bara dan Dila berpisah kesempatan kamu untuk kembali pada Bara akan besar. Mereka baru menikah, akan jadi berita besar jika mereka bercerai." Clara mengalihkan pembicaraan.     

"Apa rencana selanjutnya?"     

"Kita akan hadir dalam pesta pernikahan sepupu Dila. Hari juga seorang pengusaha seperti aku. Dia melangsungkan pernikahan disini. Kita akan bertemu dengan Bara di pesta Hari. Pesta Hari akan ada malam sangeet karena sang istri keturunan India. Kamu manfaatkan kesempatan itu untuk mendekati Dila dan memberi tahu dia siapa Bara sebenarnya. Mudah bukan?"     

"Semoga semuanya berjalan lancar. Aku yakin kamu membantuku bukan hanya ingin tubuhku tapi ada tujuan lain."     

Clara tertegun tak sanggup untuk bicara, ia mengalihkan pandangannya dan tak berani menatap mata Egi.     

"Orang akan bodoh ketika jatuh cinta Egi. Sama seperti aku sekarang. Aku membantu kamu menghancurkan pernikahan Bara agar kalian bisa bersama. Aku mengorbankan perasaanku. Aku bisa memiliki tubuhmu tapi tidak hatimu. Hubungan kita di ranjang tak ubahnya bayaran atas bantuanku. Kamu melakukannya hanya untuk memuaskan aku, tapi kamu tak menikmati percintaan kita."     

"Dari awal gue sudah bilang jangan mengharapkan gue. Lo akan kecewa. Selesai misi ini hubungan kita juga berakhir. Lo harus lupakan gue."     

"Jika aku tak mau bagaimana Egi?" Clara membusungkan dada dan menempelkannya pada dada Egi.     

Clara meraba tubuh Egi dan menghirup aroma mint dari mulut Egi. Aroma mulut Egi membuat Clara kecanduan untuk mengecup bibir Egi. Clara mencium Egi dengan brutal.     

Egi pasrah ketika Clara melumat bibirnya. Ia tak merasakan getaran apa-apa. Ia sudah berjanji untuk memuaskan Clara di ranjang. Kepala Clara turun ke bawah, ia menanggalkan celana Egi.     

Seperti biasanya. Egi tak merasakan apa-apa ketika Clara melakukan sesuatu pada kejantanannya. Bagaimana pun usaha Clara membangunkannya tetap saja kejantanan Egi tak bangun.     

Clara mendorong tubuh Egi hingga terhempas ke ranjang. Clara mengambil obat perangsang dan memasukkan ke mulut Egi. Setiap mereka bercinta Clara harus memberikan obat perangsang agar Egi konak.     

Belum sempat Egi bangun, Clara menindih tubuh Egi dan melepas satu persatu pakaian di tubuh Egi. Clara memagut bibir Egi dalam-dalam seolah tak mau melepaskan bibir Egi dari bibirnya. Efek obat perangsang langsung bekerja. Egi menyesap dan melumat bibir Clara menyalurkan amarah dan gairah di saat yang bersamaan.     

Egi membalikkan posisi mereka. Ia di atas menindih tubuh mungil Clara. Ia melumat dan menyesap bibir Clara hingga wanita itu terengah-engah. Wanita itu menatap manik mata Egi, andai saja Egi bersikap seperti ini tanpa pengaruh obat perangsang mungkin semuanya akan indah dan bermakna. Dada Clara berdebar kencang ketika Egi melepas satu persatu pakaiannya. Ia tersentak ketika Egi meremas dadanya dengan kuat.     

Egi menaikkan sebelah sudut bibirnya. Clara dilanda badai kenikmatan karena perbuatannya. Ia mencium wajah Clara perlahan-lahan hingga turun ke bawah. Memberikan tanda pada setiap jengkal tubuh Clara.     

Clara memejamkan mata menikmati sentuhan demi sentuhan ditubuhnya. Jika waktu bisa dihentikan ia ingin menghentikannya agar badai kenikmatan ini tak pernah berakhir.     

Egi membuka lebar paha Clara, kepalanya turun ke bawah melakukan oral pada Clara. Wanita itu tak bisa tidak mendesah ketika gairahnya terus dirangsang. Melihat Clara sudah bisa siap, dalam satu hentakan kuat Egi menyatukan tubuh mereka. Mereka larut dalam gairah dan saling mengisi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.