Part 76 ~ Keraguan Anda
Part 76 ~ Keraguan Anda
Anda sangat menyayangi Dila tak rela sahabatnya menikah dengan lelaki seperti Bara.
"Sebenarnya saya juga kaget jika suami mbak Dila itu mas Bara," ucap Romi jujur.
"Kamu saja baru kenal sama Dila aja bersimpati sama dia apalagi aku yang jelas-jelas sahabatnya. Orang baik seperti Dila tidak seharusnya menikah dengan bajingan itu. Apalagi dia laki-laki kotor. Aku tidak ingin dia memberikan penyakit pada sahabatku. Aku harus bagaimana Romi?"
"Saya tidak bisa berkomentar banyak mbak. Tanyakan hati mbak. Biasanya hati kita lebih tahu apa yang akan kita lakukan," jawab Romi diplomatis.
"Apa kamu mengenal pasangan gay Bara?"
"Kenal mbak. Pasangan gay mas Bara dari dulu cuma lelaki itu."
"Dia tidak pernah gonta-ganti pasangan. Setidaknya aku sedikit lega. Kemungkinan Dila ditulari penyakit sangat kecil."
"Mungkin ada rahasia Tuhan hingga mereka berjodoh mbak. Mungkin nanti mbak Dila akan membimbing Mas Bara ke kodrat," kata Romi berusaha bijaksana.
"Entahlah Romi. Kepalaku sakit."
Romi tak mau terlalu ikut campur karena tak ingin membuat dirinya dalam bahaya. Ia sadar siapa dirinya dan siapa Bara. Tak mau ambil resiko.
"Mbak Dila nunggu mbak. Sebaiknya mbak kesana."
Anda bangkit dan mengambil napas. Ia menetralkan perasaannya. Ia harus berakting dengan baik. Ia tak ingin Bara curiga dan mengingatnya.
Ketika mau balik ke ruang VIP 4, Dila dan Bara sudah datang di hadapannya.
"Lo lama banget. Sudah malam Anda. Besok kita ada diklat pagi hari."
"Iya maklum aja, perut gue masih mual."
"Suami gue mau antar kita ke wisma."
"Baiklah," kata Anda manggut-manggut.
Dalam perjalanan menuju wisma LPPI Anda memilih tidur dan tak banyak bicara. Ia hanya mendengar Bara dan Dila berbicara dan tak berkomentar. Ia beralasan tak enak badan dan pusing.
Anda masih menimbang-nimbang apakah akan menceritakan siapa Bara sebenarnya apa tidak. Disatu sisi ia takut dengan Bara karena ia tahu betapa kejamnya Bara, satu sisi ia iba dengan nasib Dila. Tidak seharusnya orang sebaik Dila bersuamikan Bara.
Anda pergi ke kamar mandi membersihkan tubuhnya. Ia mandi untuk menyegarkan badannya.
Masih teringat dalam ingatan Anda kejadian beberapa tahun yang lalu. Ia masih bertugas di MBC cabang Jakarta. Ia dan sahabatnya bernama Mira sering pergi dugem sehabis kerja karena tekanan pekerjaan. Stress mengejar target dan tekanan dari atasan membuat Anda pergi clubbing untuk menenangkan diri.
Kala itu Anda dan Mira selalu memperhatikan Bara karena lelaki itu sangat tampan dan menarik perhatian mereka. Mira mau ikut clubbing bersama Anda karena ia memiliki tujuan tak hanya sekedar bersenang-senang. Club tempat Anda dan Mira clubbing adalah tempat nongkrong Aldebaran. Mira sengaja mengajak Anda clubbing disana sekalian menguntit Bara. Mira ingin mewawancarai Bara dan mengetahui sepak terjangnya sebagai pengusaha muda nan sukses.
Mira seorang wartawan majalah bisnis. Bisa mewawancarai pengusaha muda nan sukses seperti Bara tentu suatu kebanggaan untuknya. Selama ini Bara sangat sulit diminta untuk wawancara dan tak pernah mau didekati wartawan.
Mira memanfaatkan waktu clubbing untuk mendekati Bara. Tentu saja hal itu mendapat dukungan dari Anda.
Anda berpikir jika Mira sedang melancarkan pedekate dengan Bara karena yang ia tahu Mira jomblo dan ingin menikah dengan pria kaya.
Suatu malam Anda minum sangat banyak hingga membuatnya teler. Untung saja ia segera minum obat agar kondisinya stabil. Anda pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Berhubung kamar mandi cewek penuh, ia pergi ke kamar mandi cowok yang kebetulan sepi. Ketika masuk kamar mandi Anda shock melihat dua orang laki-laki sedang berciuman. Ia mengenali salah satu laki-laki itu. Dia adalah Aldebaran alias Bara pengusaha muda yang sedang diincar Mira.
Anda langsung mual melihat pemandangan di depan matanya. Entah kenapa ia refleks mengambil smartphone dan merekam adegan menjijikkan tersebut.
Setelah merekam adegan menjijikkan tersebut Anda pergi dari kamar mandi diam-diam tanpa menimbulkan suara.
Anda mengajak Mira pulang dengan paksa. Mira sebenarnya sangat keberatan, tapi karena Anda memaksa Mira terpaksa ikut.
"Kenapa lo maksa pulang sich Anda? Gue belum selesai." Protes Mira ketika mereka sudah sampai di kontrakan.
"Gue shock Mira," jawab Anda menggigit kukunya.
"Lo jorok banget sich," omel Mira tak suka melihat Anda menggigit jari seperti anak kecil.
"Gue shock Mir."
"Shock kenapa?" Tanya Mira penasaran. Ia mendekati Anda dan duduk di depannya.
"Lo cerita pelan-pelan."
"Lo suka sama Bara? Pengusaha muda yang selalu lo untit tiap malam di club?"
Mira tersenyum sumringah.
"Munafik kalo gue bilang enggak suka. Wanita mana yang tidak tertarik dengan lelaki setampan dia. Masih muda, sukses, tampan dan banyak uang. Wajahnya fotogenik seperti artis. Dia Reza Rahadian kw. Wanita mana yang menolak pesona Bara. Gue aja mau jadi selingkuhannya," kata Mira terkikik.
"Dia enggak seperti yang kita duga. Pantas saja dia sangat misterius."
"Misterius bagaimana?"
Anda memberikan smartphonenya pada Mira dan memutarkan video Bara berciuman dengan seorang laki-laki muda. Pasangan Bara sangat tampan seperti pria Korea.
Mira tersenyum puas dan bahagia.
"Amazing," kata Mira mengomentari video Bara.
"Lo enggak jijik dan patah hati? Ternyata cowok yang lo suka pecinta batangan?"
Mira menggelengkan kepala.
"Gue sebenarnya enggak suka ma Bara. Gue menguntit dia karena pekerjaan. Bos gue minta gue untuk mewawancarai Bara karena selama ini dia enggak mau di wawancarai media. Dia salah satu pengusaha muda yang sukses, tapi sangat tertutup dengan media. Hanya sesama pengusaha yang kenal dengan dia."
"Jadi selama ini?"
"Cara gue mendekati dia agar mau gue wawancarai," kata Mira tertawa terbahak-bahak.
"Makasih Anda lo sudah memberikan jalan gimana gue bisa memaksa dia untuk wawancara dan memeras dia."
"Memeras dia?" Anda semakin tidak mengerti jalan pikiran Mira.
"Video ini bisa mendatangkan uang untuk kita. Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Pertama gue akan bisa mewancarai Bara, kedua gue bisa mendapatkan uang. Bara pasti tak ingin reputasinya rusak jika identitasnya sebagai gay ketahuan. Dia akan membayar berapa pun agar video ini tak tersebar."
"Jangan gila Mira. Dia bukan orang sembarangan. Jangan bermain api."
"Gue tidak bermain api. Hanya sedikit mengambil keuntungan dari video ini."
"Tapi bukannya ini sangat berbahaya. Dengarkan gue kali ini saja. Urungkan niat lo buat meras dia. Cukup lo tahu aja siapa Bara. Gue sayang sama lo. Lo enggak hanya sahabat bagi gue tapi sudah gue anggap saudara."
"Lo tenang aja. Gue akan berhati-hati. Gue sudah biasa melakukan semua ini. Lumayan uangnya buat beli narkoba. Lo tahu kan kalo gue pecandu narkoba. Kalo enggak make barang sehari bisa bikin gue sakit. Kebetulan duit gue sudah menipis."
Mira menanggung akibat dari perbuatannya. Karena keserakahannya ia harus mati di tangan orang suruhan Bara. Mira dibunuh dengan disuntikkan morfin dengan dosis tinggi. Perempuan suruhan Bara tanpa rasa kasihan menyuntikkan morfin ke leher Mira. Ketika pembunuhan terjadi Anda bersembunyi dalam lemari.
Ketika akan kabur Bara dan orang suruhannya memergoki Anda.
Bara mencekik leher Anda."Jika kamu tidak mau bernasib sama dengan temanmu. Tutup mulutmu," ancam Bara dengan suara menggelegar.
Anda berteriak nyaring di kamar mandi mengingat peristiwa pahit dan paling krusial dalam hidupnya. Dila sampai mengetuk pintu kamar mandi karena kaget dan khawatir dengan kondisi Anda.
"Anda Lo kenapa?"
Anda menangis tersedu-sedu. Ia terpaksa tutup mulut tentang kematian Mira, jika tak ingin nyawanya dalam bahaya. Jika ia buka mulut nyawa suami dan anak-anaknya dalam bahaya.