Kisah Istri Bayaran

Perselisihan (15)



Perselisihan (15)

2Perasaan yang tidak enak ini terus berlanjut sampai Gu Qingqing dan Leng Sicheng sampai di rumah. Setelah mandi, ia berbaring di atas tempat tidur untuk istirahat, kabut hitam masih memenuhi hatinya.     

Apa karena di luar sana sedang hujan? Udara terasa sangat pengap, membuat Gu Qingqing merasa tertekan dan sesak napas. Ia berbaring di atas kepala tempat tidur, lalu membalikkan badannya, terlihat agak murung. Ia kemudian berdiri, membuka jendela kamar membiarkan udara luar masuk ke dalam ruangan, namun tetap tidak ada efek sama sekali.     

Terutama setelah ia berbaring kembali di atas tempat tidur, ia selalu merasa masalah yang menumpuk di dalam hatinya semakin banyak, dan berbagai macam perasaan mulai mengelilinginya. Ia seperti terjebak dalam jaring laba-laba. Ia tidak bisa melarikan diri juga tidak bisa melepaskan diri, hanya bisa membiarkan benang tipis itu merangkulnya semakin erat, dan semakin erat.     

Ia mengenang banyak kejadian di masa lalunya, seperti ketika ia masih kecil, Ayah Gu yang mabuk akan melempar barang-barang di dalam rumah, ibunya yang marah-marah, kenakalan kakaknya yang akhirnya mengkambing hitamkan dirinya.      

Ketika Wu Aimei pergi bekerja di rumah keluarga Xu, ia juga sekalian dibawa ke sana. Pertama kali ia melihat Leng Sicheng, ia melihat di sampingnya ada Xu Zipei yang sangat serasi dengan pria itu. Seperti yang dikatakan orang-orang, Xu Zipei adalah satu-satunya orang yang dipedulikan Leng Sicheng.     

Saat Xu Zijin terus mengganggunya, Wu Aimei menyuruhnya bertahan, namun sikap Xu Zijin malah bertambah parah. Dari SD sampai SMP, bahkan sampai kuliah, dari rumah keluarga Gu sampai rumah keluarga Xu, lalu sampai ke asrama kampus, Xu Zijin terus mengganggunya. Namun ada juga yang membantunya seperti Li Youyou dan Nie Zhining. Semakin lama mereka kenal, ia semakin merasakan perbedaan dunia antara dirinya dengan Leng Sicheng.     

Apalagi, ia dan Leng Sicheng tidur bersama untuk pertama kalinya karena Leng Sicheng mabuk. Padahal ia tidur bersama pria yang ia cintai, namun Gu Qingqing tidak merasakan indahnya hal itu, malah merasa terhina. Dan tidak lama setelah kejadian itu, Leng Sicheng pun segera bertunangan dengan Xu Zipei, pria itu seolah ingin cepat-cepat memutuskan hubungan dengannya.     

Awalnya ia mengira hal yang paling buruk yang akan dialaminya sudah terjadi, namun ia tidak menyangka, ini hanya permulaan saja. Kemudian, Ayah Gu mabuk dan pergi berjudi, dan ternyata dia telah berhutang banyak pada rentenir. Hari kabar ini diinformasikan kepada keluarga Gu, adalah hari Gu Qingqing mendapatkan ijazah kelulusannya dari universitas.     

Leng Sicheng dan Xu Zipei sudah bertunangan, bahkan mulai membahas acara pernikahan setelah wisuda. Sementara itu, Nie Zhining masih mengejarnya, dan benar-benar sangat baik padanya. Begitu baiknya sampai membuat Gu Qingqing merasa, mungkin ia akan lebih bahagia kalau memilih untuk berpacaran dengan Nie Zhining.     

Waktu itu ia sudah mendapatkan kualifikasi masuk S2. Ia sudah membahas hal ini secara rinci dengan Nie Zhining, dan mau belajar ke luar negeri. Sebelumnya ia sudah lulus ujian bahasa asing dengan nilai tinggi. Dengan nilai ijazah dan bahasa asingnya, seharusnya tidak susah bagi Gu Qingqing untuk mendapatkan beasiswa dari kampus ternama di luar negeri. Walaupun ia tidak ke luar negeri, mau melanjutkan untuk belajar atau mencari pekerjaan juga akan mudah baginya. Gu Qingqing bahkan merasa masa depan yang cerah sedang terbuka di depan matanya.     

Mungkin, ada bagusnya juga kalau Gu Qingqing berpacaran dengan Nie Zhining, setidaknya Nie Zhining akan sangat menyayanginya. Namun tidak ada yang menyangka, pada hari wisuda Gu Qingqing, begitu ia pulang ke rumah, rumahnya sudah berantakan, semua barang berserakan.     

Ayah Gu memang suka minum, sikapnya kalau mabuk juga sangat buruk. Tapi mau seberapa buruk hal itu, tidak akan sampai membuat rumah seberantakan ini. Barang-barang di rumah sangat berantakan, bahkan lemari baju pun hancur, ada jejak kapak yang sangat jelas pintu kayu kamar mandi, piring, mangkok dan cangkir juga pecah semua.     

Gu Qingqing berjalan masuk ke dalam kamar tidur dengan ekspresi kaget, dan ia melihat ayah dan ibunya duduk bengong di lantai, seolah langit sudah runtuh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.