Kisah Istri Bayaran

Pengalaman Hidup (3)



Pengalaman Hidup (3)

1Leng Sicheng akhirnya tidak tahan lagi setelah menunggu untuk waktu yang lama. Ia lalu memanggil pengawalnya agar kembali, "Kamu tunggu di sini. Aku akan pergi mencarinya."     

Pengawal hanya mencari di toko-toko, dan masih belum mencari di area tempat duduk tengah. Leng Sicheng selalu berjaga di sini sebelumnya, dan tidak pernah melihat Gu Qingqing datang. Jika Gu Qingqing masih belum masuk, maka wanita itu masih ada di luar.     

Jika Gu Qingqing benar-benar bisa menyelesaikan semua prosedur dan memasuki kabin dalam waktu beberapa menit, maka Leng Sicheng juga tidak berdaya.     

Namun, pintu kabin ditutup pada pukul 7:50. Sebelum itu, ia masih memiliki kesempatan!     

Leng Sicheng mengeluarkan ponselnya dan terus menelepon, tetapi Gu Qingqing masih belum menyalakan ponsel.     

Ke mana Gu Qingqing?!     

Leng Sicheng sedikit mengernyit dan memasukkan ponselnya ke dalam saku, lalu segera mulai mencari lagi.     

Ia mencari di setiap toko-toko kecil. Ia bahkan ingin memeriksa aula kedatangan di bawah. Setelah mencari cukup lama, jam sudah menunjukkan pukul 7:45.     

Namun Gu Qingqing masih belum ditemukan.     

Leng Sicheng hampir putus asa. Ia pun menelepon pengawal, "Apakah dia pergi ke sana barusan?"     

Pengawal menggelengkan kepalanya, "Tidak."     

"Kalau begitu, apakah ada pemberitahuan yang mengatakan bahwa dia gagal naik ke pesawat? Nomor penerbangannya CAxxxxx."     

Pengawal itu terus menggelengkan kepalanya, "Aku tidak mendengarnya."     

"Tidak ada pemberitahuan atau kamu tidak mendengarnya?" Leng Sicheng yang biasanya sangat tenang, kini tidak bisa menahan diri dan meninggikan suaranya.     

"Aku benar-benar tidak mendengarnya!"     

Leng Sicheng segera menekan tombol mematikan telepon. Tepat setelah mematikan telepon, ia mengingat sesuatu dan menekan tombol hidup telepon.     

Ia menelepon Gu Qingqing lagi. Kali ini, telepon berdering 2 kali, dan benar-benar terhubung.     

"Halo."     

Di sana, ponsel Gu Qingqing masih terhubung, dan suaranya agak rendah, seolah suasana hatinya tidak begitu baik. Namun, Leng Sicheng mendengar suaranya, dan akhirnya menjadi sedikit tenang, "Kamu di mana?"     

Gu Qingqing bersedia menjawab panggilan teleponnya, itu membuktikan bahwa wanita itu setidaknya tidak terlalu marah.     

"Aku? Aku di bandara." Suara Gu Qingqing sangat tenang, seolah tidak ada emosi sama sekali.     

Leng Sicheng sedikit menjauhkan ponselnya, dan kembali berkata usai menghela napas, "Aku tahu kamu di bandara, tapi di bagian mana bandara?"     

"Kamu masih harus bekerja, kan?" Gu Qingqing menunjukkan senyum pahit di wajahnya.     

Bagi Leng Sicheng, pekerjaan adalah yang utama, sedangkan ia bukan apa-apa bagi pria itu. Sekarang ia bisa menempati posisi Nyonya Leng dan membuat pria itu sedikit lebih peduli padanya, ia sudah harus berterima kasih kepada Tuhan, bukan?     

Mengapa ia selalu serakah dan tidak puas? 3 tahun lalu, ia ingin menikah dengan Leng Sicheng, dan 3 tahun kemudian, ia ingin Leng Sicheng pulang setiap hari, serta tidak lagi bersama wanita lain di luar sana, lalu sekarang ia masih serakah dan menginginkan cintanya.     

Sebenarnya Leng Sicheng sudah memberinya banyak hal, tapi mengapa ia masih cemburu? Atau apakah ia keberatan dengan masa lalu Leng Sicheng dan Xu Zipei?     

"Jadi, kamu masih di lobi dan belum melewati pemeriksaan keamanan?"     

Leng Sicheng tiba-tiba mendengar suara dari sisi Gu Qingqing, dan itu tidak terdengar seperti pemberitahuan penerbangan, tapi ada suara mobil, sangat aneh.     

Barusan, Gu Qingqing mengambil barang bawaannya di aula.     

Tidak terlalu banyak orang yang duduk pesawat saat ini, apalagi Gu Qingqing naik kabin kelas 1. Ia mengantri sampai ke konter, dan pelayan wanita di barisan depan berkata, "Nona, Nona, kartu identitas Anda."     

Gu Qingqing menoleh dan melihat bahwa lalu lintas di belakangnya tampak ramai.     

Matahari terlihat bersinar, dan ia bisa secara samar bisa melihat banyak orang naik turun di area masuk yang ada di kejauhan. Gu Qingqing berpikir sejenak dan berkata, "Maaf, apakah aku bisa mengundur jadwal penerbangan? Aku ingin mengubah jadwal penerbangan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.