TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Ingin Pergi {5}



Ingin Pergi {5}

3"Kepala Dayang Zhang, jika memang berita itu penting dan hamba tidak boleh tahu. hamba akan pergi, silakan Kepala Dayang Zhang bicarakan masalah ini berdua dengan Panglima Jiang."     

"Tunggu, Dayang Lee. Aku tahu kau ada di kubu Selir Lim, juga Panglima Jiang juga. mengingat bagaimana dulu klan itu sedang berusaha sekuat mungkin. Baiklah, aku akan mengatakan ini. tapi aku mohon, rahasiakan ini masalah ini kepada siapa pun. sebab Yang Mulia Raja memberi syarat itu kepada Selir Lim untuk itu,"     

"Ya, pasti. Hamba tidak akan mengatakan kepada siapa pun Kepala Dayang Zhang,"     

Sejenak, Zhang Hana tampak diam. Kemudian dia memandang sekitar untukmemastikan jika di sekitar benar-benar aman. Kemudian dia memandang Jiang Kang Hua dan Lee Huanran dengan mimik wajah seriusnya.     

"Begini, Panglima Jiang, dan Dayang Lee. Sudah beberapa hari ini, Selir Lim tidak keluar dari kamar karena dia merasa jika tubuhnya sedang dalam keadaan yang kurang sehat. Dia terus merasa pusing, mulas dan muntah. Namun saat hamba hendak memanggil Tabib Istana dia menolak. Karena Yang Mulia Raja mengatakan kepadanya jika Tabib Istana benar-benar tidak bisa dipercaya sekarang. Mungkin, setelah adanya kejadian Dayang Liu, Dayang Lee dan Kepala Dayang Zhao yang beberapa waktu lalu sakit karena Tabib Istana. Jadi Yang Mulia Raja sengaja memasukkan seorang Tabib Istana yang kebetulan adalah seorang perempuan untuk menjadi Dayang yang ikut dengan Kepala Dayang Zhao di dapur istana. Setelah hamba memanggil Dayang Istana untuk memeriksa keadaan Selir Lim, ada berita yang benar-benar penting. Selir Lim ternyata dalam keadaan hamil."     

Bagai sebuah berita paling mengejutkan yang pernah ada. Jiang Kang Hua dan Lee Huanran tampak kaget bukan main. Keduanya saling pandang dengan mimik wajah bahagia mereka. bagaimana tidak, kabar kehamilan dari Lim Ming Yu adalah kabar paling besar yang pernah ada. Sebab bagaimanapun, ini adalah sebuah jawaban, ini adalah sebuah solusi untuk mereka dalam memenangkan perseteruan dua kubu yang selama ini seolah tidak pernah bisa berhenti sampai kapan pun itu lamanya.     

"Ini benar-benar berkah, ini benar-benar hal yang ditunggu-tunggu oleh istana ini. ini—"     

"Hamba mohon, Panglima Jiang jangan pernah mengatakan apa pun. sebab Yang Mulia Raja berpesan jika, kehamilan Selir Lim ini harus dirahasiakan. Sampai usia kehamilan Selir Lim menginjak bulan ke enam. Sebab Panglima Jiang tahu sendiri kan apa yang akan terjadi jika Selir Cheng tahu kalau Selir Lim sedang mengandung," jelas Zhang Hana kemudian.     

Jiang Kang Hua juga paham sekarang, ternyata Chen Liao Xuan benar-benar tidak main-main. Dan ternyata inilah tujuan rahasia yang dia ingin lakukan untuk memperkuat kekuasaannya dan terlepas dari Kasim Agung Cheng.     

Chen Liao Xuan memiliki banyak ide dan benar-benar sempurna. Tanpa mengatakan hal itu kepada siapa pun terlebih kepada Li Zheng Xi. Ya, Jiang Kang Hua paham sekarang.     

"Selalu awasi Selir Lim dengan hati-hati. Berikan ramuan untuk memperkuat kehamilannya pun harus dengan hati-hati. Jangan sampai Dayang istana yang bersekutu dengan Selir Cheng mengetahui gerak-gerik kalian. Juga, katakan kepada Selir Lim untuk jangan terlalu manja meski ini adalah kehamilan pertamanya. Semakin dia manja, semakin mudah terbongkar rahasia yang ingin Yang Mulia Raja simpan baik-baik. sebab ini adalah satu-satunya hal yang Yang Mulia inginkan untuk memperkuat kekuasaannya, dan jangan sampai Selir Cheng menjadi Selir di istana ini."     

"Baik, Panglima Jiang!" jawab Zhang Hana dan Lee Huanran bersamaan.     

Kemudian kini Zhang Hana, dan Jiang Kang Hua memandang Lee Huanran dengan tatapan menyelidik mereka.     

"Lantas, apa yang hendak kau katakan kepada Yang Mulia Raja sampai kau mengejar ke perbatasan ini, Dayang Lee?" tanya Jiang Kang Hua kemudian. Dia ingat betul jika Lee Huanran begitu ingin mengatakan sesuatu, tapi terhenti setelah kedatangan Zhang Hana.     

"Sepertinya, Yang Mulia Raja benar-benar dalam masa subur," celetuk Lee Huanran.     

Jiang Kang Hua dan Zhang Hana tampak saling pandang, karena merasa tak paham dengan apa yang dikatakan oleh Lee Huanran.     

"Apa yang hendak kau katakan? Kenapa kau mengatakan jika Yang Mulia dalam masa subur?" tanya Zhang Hana yang tak mengerti.     

"Kepala Dayang Zhang dan Panglima Jiang. Hamba juga ingin memberikan kabar yang sama seperti apa yang baru saja Kepala Dayang Zhang katakan, meski ini masih kemungkinan besar. Beberapa hari ini Dayang Liu merasa tidak enak badan, dia terus pusing dan mual. Saat hamba teliti ciri-cirinya, seperti saat Dayang Liu hamil pertama kali. Dan saat hamba bertanya apakah dia telah telat datang bulan, dia mengatakan jika sudah dua bulan ini dia tidak datang bulan,"     

Jiang Kang Hua dan Zhang Hana agaknya kaget dengan berita ini. bukan apa-apa, mereka senang, tapi mereka juga bingung sekarang.     

"Ya sudah, kita rahasiakan semuanya. Nanti, Dayang Liu akan kupanggil ke kediamanku. Kepala Dayang Zhang tolong bawa Dayang yang merupakan Tabib itu untuk ke kediamanku agar dia bisa memeriksa Dayang Liu dan memastikan kalau Dayang Liu benar-benar hamil atau tidak. Kita juga harus hati-hati. Kalian ingat apa yang telah terjadi waktu itu bukan? Bahkan nyawa Dayang Liu terncam hanya karena rasa iri Selir Cheng."     

"Baik, Panglima Jiang."     

Setelah mengatakan itu mereka pun berpisah, dengan sangat hati-hati mereka pergi dan memilih arah yang berbeda.     

Sementar itu, Lim Jingmi tampak menghadap pada Cheng Wan Nian yang saat ini sedang menyisir rambutnya. Di bawahnya ada seorang Kasim yang sudah benar-benar tua. Kasim itu tamak sibuk menyelinap masuk pada pakaian yang dikenakan Cheng Wan Nian, sehingga hanya terlihat bagian bawah kakinya saja. Sesekali, Cheng Wan Nian tampak memejamkan matanya kemudian mendesah, lalu dia mencengkeram kepala Kasim yang masih berada di balik pakaiannya itu.     

"Kasim Li, bisakah kau pelan-pelan saja. Lidahmu benar-benar menggangguku," katanya dengan nada yang sedikit kesal. Kemudian dia memandang Lim Jingmi yang masuk ke dalam kediamannya.     

"Selir Cheng, hamba ingin mengatakan kepada Anda tentang sesuatu."     

"Apa?" tanya Cheng Wan Nian tampak tak minat.     

"Dayang Liu dan Selir Lim dikabarkan telah sakit selama berhari-hari. bahkan Dayang Liu seperti terkena flu, Selir Cheng."     

"Biarkan mereka sakit, bukankah itu hal yang sangat membahagiakan? Lantas kenapa kau melaporkan ini kepadaku?"     

"Sebagai Selir pertama, tidakkah Selir Cheng ingin mengirim bingkisan kepada Selir Lim sebagai ucapan prihatin? Para Selir lain telah mengiriminya, Selir Cheng."     

Mendengar hal itu, Cheng Wan Nian tampak tersenyum kecut, kemudian dia memandang Lim Jingmi dengan mimik wajah yang tampak semakin kesal luar biasa.     

"Aku tidak sudi mengirimi siapa pun yang menyerangku, Dayang Lim. Jadi, pergilah sekarang juga,"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.