TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Ingin Pergi {6}



Ingin Pergi {6}

1"Ya, kau Dayang tak berguna. Pergilah sekarang juga, jangan mengganggu apa yang ingin kami lakukan!" marah Kasim itu yang baru saja keluar dari pakaian Cheng Wan Nian. Dia tampak menjilat bibirnya, kemudian melepas pakaian Cheng Wan Nian sampai tubuh polos Cheng Wan Nian terbuka dengan sempurna. Kedua mata Kasim itu terperangah melihat dada Cheng Wan Nian yang besar itu, dengan rakus dia langsung meremas dan menjilati putting dari Cheng Wan Nian.     

Melihat hal itu, Lim Ming Yu tampak menundukkan kepalanya. Dia benar-benar merasa jijik. Kasim itu sudah sangat tua, bahkan lebih tua dari pada Ayah Cheng Wan Nian sendiri. Tapi bagaimana bisa Cheng Wan Nian sanggup melayani laki-laki tua seperti itu. tidakkah dia merasa jijik sekali?     

"Dayang Lim, nanti layanilah Kasim Li. Sebagai hadiah untuk Kasim Li."     

"Tapi, Selir Cheng…," kata Lim Mingyu terhenti, kemudian dia menganggukkan kepalanya pada akhirnya. "Baiklah, Selir Cheng," jawabnya kemudian dengan berat hati. Melayani tua Bangka seperti itu benar-benar di luar nalarnya. Dia benar-benar merasa jijik jika tubuhnya disentuh oleh laki-laki itu. tapi bagaimana mungkin dia menolek.     

Lim Ming Yu hanya bisa berdiri sambil menundukkan kepalanya. Melihat bagaimana rakus Kasim tua itu bercinta dengan Cheng Wan Nian. Bahkan dia mencoba memainkan ritme dengan begitu cepat dan kasar, mulut dan tangannya tak dia biarkan bebas begitu saja. Melumat bibir Cheng Wan Nian, mengulum putting dan meremas dada Cheng Wan Nian seolah dia ingin menghabiskan tubuh Cheng Wan Nian dalam satu hari.     

"Kasim Li, bisakah kau tenang? Aku tidak akan kabur kemana-mana dan kau bisa bercinta denganku kapanpun kau mau. Jadi lakukanlah ini dengan tenang. Apalagi Yang Mulia Raja akan segera pergi ke istana laut. Kau bisa datang kapan pun ke kamarku ini," kata Cheng Wan Nian. Dia tampak mendesah saat lidah Kasim itu mulai memainkan putingnya dengan sempurna.     

"Aku pastikan setiap malam datang, aku pastikan meminta bercinta denganmu setiap hari sebagaimana yang kau bisa melayaniku, Selir Cheng. Tubuhmu benar-benar luar biasa. Kau sangat sempit dan harum," kata Kasim itu lagi.     

Cheng Wan Nian tampak memutar bola matanya dengan jenggah, dia benar-benar merasa malas melayani laki-laki tua. Siapa pun itu. tapi dia harus terpaksa melakukannya demi terwujudnya mimpinya menjadi seorang Ratu di istana ini.     

"Jadi, apakah Kasim Li mau memberikan seluruh kekuasanmu untukku? Jika Kasim Li melakukannya. Kau bahkan bisa bercinta denganku kapan pun yang kau mau, Kasim Li…," kata Cheng Wan Nian yang memulai sebuah penawaran. Kemudian dia memandang Lim Jingmi yang masih menundukkan kepalanya itu. "Kau juga boleh bercinta dengan Dayang-Dayang di sini semaumu, kau bisa melakukannya kapan pun dan di mana pun,"     

"Baiklah, Selir Cheng. Kau bahkan akan mendapatkan stempel kekuasaanku. Apa pun yang kau minta maka aku akan melakukannya dengan senang hati. Sekarang kau terlentanglah, aku masih ingin menikmati tubuhmu lagi.     

Cheng Wan Nian tampak tersenyum, stempel kekuasaan para Kasim dia sudah memilikinya hampir separuh dari mereka. dan dengan stempel itu dia bahkan bisa menjadi Ratu bahkan tanpa persetujuan rajanya sekalipun.     

Namun begitu, Cheng Wan Nian masih cukup ingin bersabar. Karena dia sudah cukup percaya diri dengan hal manis yang dilakukan Chen Liao Xuan kepadanya.     

Beberapa malam dia sudah bercinta dengan Chen Liao Xuan, tanpa suaminya membahas masalah-masalah yang lalu. Itu sudah cukup membuktikan jika suaminya masih mencintainya. Dengan sedikit desakan, Cheng Wan Nian yakin kalau suaminya akan menyetujuinya pengangkatannya menjadi seorang Ratu di istana ini.     

Ratu? Ya tentu saja, itu adalah mimpi dari Cheng Wan Nian selama ini. siapa pun pasti akan berharap memiliki kedudukan tertinggi di istana ini. termasuk Cheng Wan Nian.     

Dengan seringaiannya kini dia merengkuh tubuh Kasim tua itu, kemudian dia memejamkan matanya rapat-rapat. Dia sudah pasrah, dia sudah tulus dan lapang dada jika Kasim tua itu mengajaknya bercinta sampai dia lelah sekalipun. Namun demikian, dia agaknya masih ada beberapa janji. Dengan Kasim-Kasim lainnya yang ada di sini. Cheng Wan Nian tampak tersenyum, tidak ada hal yang lebih menyenangkan menjadi iblis wanita, ketika dia mendapatkan kenikmatan dengan cuma-cuma dan dengan kenikmatan itu dia mendapatkan kekuasaan dengan sangat mudah. Hanya membuat semua laki-laki tunduk di bawah kakinya maka dia akan mendapatkan semuanya. Ya, ternyata kelemahan laki-laki itu mudah. Kenikmatan dan nafsu adalah hal yang bisa mengalahkan keberingasan mereka.     

****     

"Jadi, katakan kepadaku, apa yang terjadi kepada Dayang Liu, Tabib?" tanya Jiang Kang Hua yang agaknya sangat penasaran itu. dia sangat berharap jika Liu Anqier mengandung. Sebab dengan cara itu, Liu Anqier tidak akan lagi keras kepala untuk meminta pergi dari istana ini.     

"Apa yang menjadi tebakan Panglima Jiang, Dayang Lee, dan Kepala Dayang Zhang adalah benar. Saat ini, Dayang Liu telah mengandung. Usia kandungannya lebih tua dari Selir Lim. Namun keduanya dalam keadaan sehat-sehat sekarang," jawab Tabib yang menyamar menjadi Dayang istana itu.     

Jiang Kang Hua, Lee Huanran, dan Zhang Hana bersyukur bukan main. Mereka tampak begitu sangat senang sekarang.     

"Tabib, kau tahu apa yang terjadi di sini dank au juga mengetahui tugasmu dari Yang Mulia Raja bukan? Jadi, bersikaplah kau di sini hanya mengikuti Kepala Dayang Zhang. Nanti Dayang Liu akan kubuat sedang melayaniku atau apa pun asalkan orang luar tidak curiga dengan kita. dan masalah kehamilan Dayang Liu biar aku yang mengatakannya langsung kepada Yang Mulia Raja. Untuk masalah kehamilan Selir Lim, biar Kepala Dayang Zhang. Karena jika aku yang mengatakannya pasti Yang Mulia Raja berpikir macam-macam."     

"Tapi, hamba tidak mau kalau Yang Mulia tahu kalau hamba tengah mengandung," kata Liu Anqier.     

Jiang Kang Hua agaknya kesal, kemudian dia mengetuk kepala Liu Anqier dengan jarinya dengan lembut.     

"Apa yang kau pikirkan? Apakah kau akan berniat pergi dari sini dalam keadaan kau sedang mengandung anak dari Raja Iblis? Apa kau bercanda? Apa kau tak tahu bagaimana bayi iblis lahir? Kau mau Ibu dan sahabatmu mati kaget karena meihat bayi yang kau lahirkan? Kau diamlah di sini sampai anakmu lahir, dengan seperti itu, kedudukanmu di sini bisa aman. Kau bisa menjadi Selir dan Ibu susu dari bayi yang kau lahirkan. Dan bayi itu akan menjadi seorang Pangeran atau pun Tuan Putri. Bukankah itu sangat menyenangkan."     

"Hamba tidak peduli," keras kepala Liu Anqier yang berhasil membuat Jiang Kang Hua dan yang lainnya kesal setengah mati. "Sekarang, Yang Mulia sudah mulai menjauh. Hamba tidak mau kalau Yang Mulia akan lepas kendali lagi setelah mengetahui kehamilan hamba,"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.