Ingin Pergi {9}
Ingin Pergi {9}
"Yang Mulia!"
"Apa yang hendak kamu katakan? Kenapa kau sampai mengusir pergi Penasihat Li?" tanya Chen Liao Xuan kemudian.
Jiang Kang Hua langsung menebarkan pandangannya, kemudian dia memandang rajanya itu dengan mimik wajah yang sangat serius.
"Yang Mulia, mungkin ini adalah jawaban dari langit untuk Anda. Saat Yang Mulia Raja memikirkan Dayang Liu, karena Dayang Liu memaksa untuk kembali ke alam manusia. Maka langit telah mengabulkan doa Anda. Anda tahu, Dayang Liu sekarang telah mengandung bayi Anda, Yang Mulia,"
"A… apa? Anqier hamil? Dia hamil lagi, Panglima Jiang?" tanya Chen Liao Xuan. Jiang Kang Hua pun menganggukkan kepalanya.
Apa yang harus dia lakukan? Chen Liao Xuan benar-benar tidak tahu. satu sisi dia memang benar-benar bahagia, namun di sisi yang lain dia juga dilemma. Sebab dari yang dia tahu, kehamilan Liu Anqier kali ini akan ribuan lebih rumit dari kehamilan berikutnya.
Jiang Kang Hua yang baru saja mengatakan berita itu pun kini terdiam, senyumnya memudar terlebih saat dia mengingat apa yang diucapkan oleh gurunya dulu. Apakah ini waktunya? Batin itu sudah menyelimuti hatinya, membawanya dalam perasaan resah gelisah yang sangat luar biasa.
Jiang Kang Hua kini memandang Chen Liao Xuan, dia tak tahu apakah Chen Liao Xuan mengetahui takdir dari jodohnya itu. hanya saja dia takut, kalau sampai Chen Liao Xuan tahu maka semuanya akan menjadi rumit.
Tak berapa setelah itu, keduanya tersentak. Karena kedatangan Zhang Hana yang sengaja disruh Jiang Kang Hua untuk kesini juga.
"Yang Mulia Raja, hamba ingin memberitahu hal penting kepada hamba," kata Zhang Hana.
Chen Liao Xuan tampak memandang Zhang Hana dan Jiang Kang Hua secara bersamaan. Dia agaknya bingung, kenapa dua orang ini mengatakan hal penting? Membuat Chen Liao Xuan curiga juga.
"Lekas katakan apa yang hendak kau katakan, Kepala Dayang Zhang."
"Hamba pergi dulu," kata Jiang Kang Hua.
"Tidak usah," larang Chen Liao Xuan saat Jiang kang Hua hendak pergi. Untuk kemudian dia memandang Zhang hana lagi. Dia benar-benar cukup penasaran dengan apa yang akan Zhang Hana akan ucapkan.
"Yang Mulia Raja, ini adalah kabar yang sangat bahagia, Yang Mulia. Sebab Selir Lim telah mengandung calon penerus kerajaan ini,"
Mendengar itu, Chen Liao Xuan nyaris terjatuh. Tapi dengan cepat Jiang Kang Hua menangkap Chen Liao Xuan.
Jiang Kang Hua pun tak tahu, kenapa Chen Liao Xuan nyaris terjatuh. Apakah karena dia sangat bahagia? Ataukah karena dia memikirkan hal yang lainnya? Sungguh, Jiang Kang Hua seolah inginj mengetahui apa yang ada di kepala Chen Liao Xuan sekarang.
"Yang Mulia apakah baik-baik saja?" tanya Jiang Kang Hua kemudian.
"Ini adalah berita yang sangat menyenangkan. Biasanya seorang Raja akan mengumumkan ini dan ada perayaan besar-besaran. Memberi kehormatan kepada Selir yang telah mengandung calon penerus kerajaan, dan langsung mengangkatnya menjadi Ibu Susu dari calon Putra Mahkota. Namun kemudian semuanya berbeda, kehamilan Selir Lim terutama harus dirahasiakan sebaik mungkin sampai usia kandungan Selir Lim menginjak enam bulan. Sebab di usia kandungan itu, kandungan Selir Lim sudah cukup kuat. Dan kalian harus mati-matian menutupi ini semua,"
"Baik, Yang Mulia!"
"Jangan pernah sampai, Dayang-Dayang Selir Cheng mengetahui ini, dan berita ini sampai pada Selir Cheng apalagi Kasim Agung Cheng. Kita harus mengupayakan bagaimana caranya agar Selir Lim melahirkan bayi itu dengan selamat."
"Baik, Yang Mulia!" jawab Jiang Kang Hua dan Zhang Hana tegas.
Kini Chen Liao Xuan berjalan dengan cepat, entah mau ke mana dia sekarang. Karena Jiang Kang Hua dan Zhang Hana keduanya sama-sama tidak tahu sama sekali.
Untuk kemudian, tubuh Chen Liao Xuan berubah menjadi dua. Keduanya kini sama-sama berlari dan terbang ke langit. Masuk ke dua tempat yang berbeda.
Chen Liao Xuan kini melihat pada kediaman Liu Anqier, dia lalu melirik pada sosoknya yang lain yang dia kirim untuk menemui Lim Ming Yu.
Mau bagaimana lagi, dia harus bersikap adil. Kini wanitanya tengah mengandung, dan selirnya juga tengah mengandung. Jika dia hanya mendatangi Liu Anqier maka ini akan menjadi hal yang sangat tidak pantas dan dia pasti akan disebut sebagai Raja yang tidak becus. Setelah dia membuat Lim Ming Yu hamil, dia malah mendatangi Dayang lebih dahulu dari pada seorang Selir. Sebuah hal yang sangat tidak masuk akal sama sekali dan Chen Liao Xuan tidak mau kalau sampai Lim Ming Yu dan Liu Anqier akan menjadi retak hubungannya hanya karena dia terkesan pilih kasih.
Setelah dia sampai di depan pintu kediaman para Dayang, Chen Liao Xuan tampak menebarkan pandangannya. Tidak ada siapa pun, lantas di mana Liu Anqier berada? Dia menoleh dan menebarkan pandangannya, tapi tidak ada Liu Anqier di mana pun. Chen Liao Xuan pun berlari menuju dapur istana, sampai membuat para Dayang tampak kaget bukan main. Bagaimana tidak, seorang Raja sampai berada di dapur istana itu adalah hal yang sangat tidak masuk akal sama sekali.
"Yang Mulia Raja!" teriak mereka yang langsung berlutut secara bersamaan karena kedatangan oleh Chen Liao Xuan.
"Jangan pedulikan aku, lanjutkan pekerjaan kalian!" perintah Chen Liao Xuan.
"Baik, Yang Mulia!"
Chen Liao Xuan kembali berlari, dia tampak pontang-panting menyusuri lorong-lorong ustana, dia bahkan tak peduli jika banyak pasang mata yang melihat padanya dengan tatapan anehnya itu. untuk kemudian dia menghentikan langkahnya. Bodoh! Batin Chen Liao Xuan merutuki dirinya sendiri.
Apa yang dia lakukan saat ini? kenapa dia menjadi panik, dan tidak tenang? Bukankah dia hanya perlu memejamkan mata dan berkonsentrasi maka dia akan menemukan keadaan Liu Anqier. namun bagaimana bisa dia malah seperti orang kiesetanan seperti ini.
Chen Liao Xuan pun memejamkan matanya dengan rapat, dia memfokuskan konsentrasinya. Sepintas terlihat sosok Liu Anqier yang kini tampak mengelus perutnya. Gadisnya itu kini sedang berdiri di tepi sebuah sungai.
Sungai? Ya, Chen Liao Xuan tahu di mana sungai itu. tidak akan pernah ada sebuah sungai di mana pun di istana ini selain sungai itu.
Dengan senyum mengembang, Chen Liao Xuan langsung berlari sekuat tenaga. Bahkan kini dia menabrak beberapa Dayang bahkan hingga apa yang dibawa oleh Dayang-Dayang itu terjatuh. Saat kakinya telah sampai di bibir sungai itu, Chen Liao Xuan kembali menoleh, melihat di mana gerangan Liu Anqier berada. Langkahnya memelan melihat Liu Anqier yang kini sedang berdiri di tepi sungai sampai memainkan sebuah ranting pohon itu. tanpa basa-basi dia langsung menarik tangan Liu Anqier dan memeluk tubuh Liu Anqier dengan erat.