Halo Suamiku!

Menyadari Perasaannya (2)



Menyadari Perasaannya (2)

1Begitu melihat darah yang menetes di lantai tepat di pintu apartemennya, ia benar-benar terkejut dan hampir.     

Xiaomo!     

Apa yang terjadi disini? Ada apa? Darah siapa itu? Apa sesuatu telah terjadi pada adiknya?!     

Leng Yunchen segera mengabaikan darah di sana dan dengan cepat membuka pintu. Tampak tangannya pun gemetar hebat saat membukanya.     

"Xiaomo...! Xiaomo...! Kumohon, jangan sampai ada sesuatu yang terjadi!" Hati Leng Yunchen seketiga menegang luar biasa, bahkan kekuatan dari pijakan kakinya seolah direnggut paksa saat melihat darah yang menyilaukan bercecer di pintu rumahnya.     

Kini, ia mencoba untuk tetap tenang.     

Dan ketika pintu akhirnya terbuka setelah beberapa kali kegugupan menyelimutinya, Leng Yunchen mendapati sosok kecil yang setengah berlutut di teras. Sosok itu memunggunginya dan tangannya tampak bergerak. Entahlah, Leng Yunchen sendiri tidak tahu apa yang sedang sosok itu lakukan.     

Tubuh Leng Yunchen yang terpana melihat perilakunya seketika bergumam dengan suara rendah, "Xiaomo..."     

Dengan cepat ia berjalan dua langkah di depannya dan ikut berjongkok untuk memeriksa apakah adiknya terluka atau tidak.     

Terlihat sebuah kain linen di tangan Leng Xiaomo yang digunakan untuk menyeka lantai berulang kali. Ya, ia berusaha keras menyeka darah yang terciprat ke lantai sebelumnya, juga ada tas hitam di sebelahnya yang berisi beberapa barang.     

Tentu saja Leng Yunchen samar-samar bisa menebak apa yang mungkin terjadi sebelumnya. Terlebih dengan jejak aroma darah yang menguar di apartemennya.     

"Kakak... aku baik-baik saja, tapi aku minta maaf, rumahmu berlumuran darah, dan aku berusaha untuk—-"     

"Xiaomo, jangan katakan apapun lagi!"     

Leng Yunchen menyela dengan suara yang tercekat.     

Selama sesaat.     

Ia tidak bisa menggambarkan bagaimana perasaannya ketika melihat adiknya aman. Ini adalah adiknya, keluarganya, dan tentu saja baginya, Leng Xiaomo tidak ada bedanya dengan keluarga kandungnya sendiri.     

Sungguh, ia tidak bisa membayangkan apa yang harus ia lakukan jika benar-benar terjadi sesuatu pada Leng Xiaomo. Terlebih, bagaimana ia akan memberi tahu orang tuanya.     

Sekali pun ia tidak berani memikirkan hal semacam itu.     

Setelah Leng Yunchen memandangi mata adiknya yang indah dan tenang, ia lalu mengangkat tangannya untuk membantu Leng Xiaomo menghapus sedikit darah yang memercik di wajah putihnya sedikit demi sedikit.     

Di saat inilah Leng Xiaomo tampaknya menjadi orang yang berbeda, seperti gadis kecil yang tidak berbahaya dan begitu polos. Tentu, ia pun diam-diam membiarkan Leng Yunchen melakukannya.     

Sementara kini, jantung Leng Yunchen berdegup keras dan sorot dingin di matanya dipenuhi dengan kabut gelap.     

Tidak ada seorang kakak yang benar-benar menyukai tangan adiknya berlumuran darah. Sudah pasti Leng Yunchen pun akan mencoba yang terbaik untuk melindungi adiknya dari angin maupun hujan.     

Meski ia telah melindungi begitu banyak orang, tetapi kenyataannya, ia tidak bisa melindungi keluarganya sendiri dengan baik.     

Dan entah kenapa, semakin Leng Xiaomo terlihat tenang, justru semakin membuat Leng Yunchen merasa bersalah dan sakit.     

Sampai noda darah di wajah kecilnya akhirnya benar-benar bersih, Leng Yunchen dengan lembut memegang wajah adiknya di satu tangan sambil bertanya, "Xiaomo, apa yang terjadi? Apa ada luka di bagian lain dari tubuhmu atau ada darah lain yang masih membekas?"     

Saat Leng Yunchen mengatakan ini, matanya jatuh tajam ke tas hitam di sisi lain dan tiba-tiba saja ia ingin mengambilnya, "Apa lagi yang ada di sini?"     

Leng Xiaomo yang melihatnya pun dengan cepat meraihnya, melemparkannya ke samping, matanya sedikit mengelak dan berbisik, "Aku tidak terluka, darahnya adalah milik orang lain dan barang-barang di dalam tas itu juga bukan milikku…"     

Sampai di titik ini, Leng Xiaomo tiba-tiba berhenti. Kemudian ia menatap kakaknya sambil perlahan berkata, "...Ini secuil dari potongan tangannya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.