Halo Suamiku!

Bencana Melanda (1)



Bencana Melanda (1)

1Mie yang tadinya sangat enak, tiba-tiba terasa agak hambar saat disantap di mulut Leng Xiaomo.     

Dan Leng Yunchen tidak lagi membahas topik itu sekarang, karena ia tahu apa yang sedang mereka bicarakan saat ini adalah sesuatu yang sensitif bagi adiknya.     

Faktanya, alasan mengapa mereka tetap akur seperti sekarang, karena keduanya sama-sama anak dari orang tuanya. Meskipun mereka memiliki selisih umur lima atau enam tahun, tapi keduanya tumbuh bersama dan memiliki hubungan yang baik. Terlebih lagi, Leng Yunchen juga sangat memanjakannya.     

Di saat tersulit pun, Leng Yunchen sering muncul di sampingnya, merawat dan memperhatikannya seperti saudara dan teman.     

"Tidak habis?" tanya Leng Yunchen saat melihat Leng Xiaomo meletakkan sumpitnya.     

"Uh huh," jawabnya samar.      

Sontak, Leng Yunchen meliriknya dan mengarahkan tangannya langsung di detik berikutnya. Kemudian, ia mulai menghabiskan isi dalam mangkuk Leng Xiaomo.     

Hingga kedua mangkuk itu bersih tak bersisa.     

Sementara Leng Xiaomo yang memperhatikan kakaknya menandaskan mie-nya sampai bersih hanya menunjukkan ekspresi yang sedikit rumit.     

"Sudah, istirahatlah sekarang."     

Tampak Leng Yunchen bangkit lebih dulu seraya melihat kembali ke arah ponselnya untuk menelpon seseorang.     

"Kakak, ini sudah sangat larut. Kamu tidak tidur?" tanya Leng Xiaomo dengan heran sembari ia turut bangkit dari kursi.     

Tapi Leng Yunchen hanya mengangguk santai, "Jangan khawatirkan aku. Ada sesuatu yang harus aku tangani di sini. Cepatlah tidur."     

Setelah mengatakannya, Leng Yunchen berbalik menuju ke balkon untuk menelepon.     

Meninggalkan Leng Xiaomo yang kehabisan kata, "..."     

Akhirnya, setelah ia membersihkan piring dan sumpit, lalu meletakkannya di wastafel, ia berbalik dan berjalan ke kamarnya.     

Dan saat ini, ia juga samar-samar mendengar suara kakaknya yang sedang menelpon di balkon.     

"Apa, seseorang mengambilnya? Di mana? Kamu menemukannya..."     

"Jangan biarkan mereka menemukan orang itu terlebih dulu, atau orang itu akan mati setelah dia ditemukan oleh mereka...!"     

Leng Xiaomo merasakan kelopak mata kanannya melompat ketika mendengar apa yang dikatakan kakaknya di telepon, seolah kata-kata itu telah menyentuh saraf sensitifnya lagi.     

Meski ia tampak tidak memperhatikan kali ini, tapi sosoknya langsung menuju ke kamar sambil bersandar di dinding pintu untuk mendengarkan semua percakapan kakaknya.     

Semakin Leng Xiaomo mendengarkan, semakin ia merasa ada yang tidak beres.     

Mengapa pikirannya selalu tertuju pada apa yang terjadi di bandara hari ini setiap kali ia mendengarkan kata-kata kakaknya?     

Leng Xiaomo menunggu sampai kakaknya menyelesaikan telepon, mematikan lampu dan naik ke atas, baru ia masuk ke kamar.     

Hanya saja, ia tidak tidur.     

Indra keenam yang dimilikinya membuatnya samar-samar menyadari bahwa segala sesuatu tampaknya berkembang di tempat yang tidak terduga.     

Tanpa pikir panjang, ia bergegas membuka koper, mengeluarkan laptopnya, dan meletakkannya di atas meja dengan hanya satu lampu menyala. Kemudian, ia duduk di kursi dan menyalakan laptopnya tanpa menunggu lama.     

Saat memikirkan apa yang terjadi di bandara hari ini, ia teringat akan kamera pengawas.     

Jari-jarinya kini mulai berdetak cepat di atas keyboard, mencoba mencari sebuah video pengawasan di bandara, dan segera memencet tombol hapus. Hanya saja, ilmu teknologi yang dimilikinya jauh dari level yang seharusnya dimiliki seorang peretas, jadi ketika ia melihat bahwa izin video tidak bisa diakses, ia mengutuk dengan samar.      

Sebenarnya, bukan berarti ia tidak ingin mencari Sang Xia.     

Hanya saja sekarang…     

Waktu sudah menunjukkan pukul tiga pagi saat Leng Xiaomo melihat jam. Sang Xia pasti sedang tidur dan ia tidak bisa mengganggunya saat ini.     

Apalagi hanya untuk satu hal yang ia sendiri tidak yakin.     

Tapi izin ini…     

Kenapa harus ada izin?     

Sudah jelas ini adalah otoritas yang dikerahkan oleh polisi setempat, mungkin untuk menemukan petunjuk dari video hari itu.     

Tapi Leng Xiaomo hanya ingin menghapusnya sesegera mungkin!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.