Halo Suamiku!

Memanfaatkan Waktu Sebaik Mungkin (2)



Memanfaatkan Waktu Sebaik Mungkin (2)

3Saat kecil, ibu Sang No telah meninggal lebih dulu, sementara ayahnya yang menjabat sebagai walikota curiga jika dirinya bukan anaknya sendiri, terlebih saat melihat Sang No memiliki sikap buruk terhadapnya.     

Tak hanya itu, ibu tirinya pun selalu menggertak dirinya dan kakak perempuannya, bahkan semakin parah setelah ia menjadi pemimpin di rumah. Namun, ayahnya sama sekali tidak peduli. Kemudian, ketika ia mendorong ibu tirinya hingga jatuh dari tangga dan menyebabkan anaknya keguguran, ia dipukuli tanpa bisa berkata apa-apa. Ia juga langsung dikirim ke penjara dan disiksa dengan kekejaman yang tidak manusiawi.     

Ya, meskipun masih kecil, tapi Sang No telah mengalami lebih banyak hal daripada sebagian orang pada umumnya.     

Jadi ketika sampai di itu, ia tumbuh lebih cepat, tetapi waktu juga melatih dirinya menjadi semakin kuat.     

Hatinya berubah lebih dingin dan lebih keras, sedangkan dengan kehadiran An Xiaoyang di hidupnya seperti sentuhan sinar matahari yang hangat di musim dinginnya.     

Membuat Sang No akhirnya melihat sesuatu yang berbeda di dunia yang selama ini begitu kejam.     

Tapi An Xiaoyang selalu terlihat sangat lemah dan menyedihkan, meski ia seperti rumput yang tidak pernah goyah diterpa angin. Justru dirinya tumbuh dengan gigih meski telah menderita banyak kesulitan. Itulah salah satu alasan kenapa Sang No sangat ingin melindunginya. Dan alasan lain yang sebenarnya tidak pernah An Xiaoyang ungkap adalah bahwa ia sangat membutuhkannya     

Sama seperti Sang No yang juga membutuhkan sosoknya.     

Tentu An Xiaoyang sangat tersentuh. Ia baru menyadari semua itu ketika melihat Sang No mencarinya seperti orang kesetanan. Selama ini, ia tidak pernah berpikir bahwa dirinya sangat dibutuhkan oleh Sang No.     

Juga ia hanya satu-satunya miliknya.     

"Sang No…"     

Ia berjinjit perlahan, memeluknya, dan mencium rahangnya dengan lembut, "Aku berjanji padamu."     

Sungguh, ia tidak akan melakukan hal-hal bodoh itu lagi, tidak akan pergi meninggalkan Sang No, tidak akan dengan mudah menyerahkan hidupnya, dan yang terpenting, ia ingin hidup lebih kuat dari orang lain.     

"Aku mencintaimu."     

Ucap An Xiaoyang perlahan sembari ia menatap mata Sang No yang kemerahan.     

Sontak, mata Sang No pun tampak terbelalak.     

"Sang No, aku mencintaimu."     

Setelah sekali lagi ia menegaskan kalimat itu, An Xiaoyang kembali berjinjit untuk mencium bibir Sang No kali ini.     

Memang, saat siapa pun berada di ambang kematian, akan banyak hal yang terlewat dan tak disadari akan terlihat jelas.     

Dan jika ambang kematian itu bisa terlewati, tentu ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan lagi.     

Jadi ia harus memberitahu Sang No bahwa ia mencintainya dan tak bisa hidup tanpanya.     

Entah kapan, angin di tepi pantai terasa semakin kencang. Burung-burung yang berputar-putar di langit juga semakin banyak kawanannya. Matahari pun berangsur-angsur menyembunyikan ronanya, dan semakin banyak orang yang datang. Kini, cahaya redup keemasan menyinari kedua orang itu, yang membuat pakaian tipis mereka segera dikeringkan.     

Kemudian, Sang No mengambil tangan kecil An Xiaoyang yang lembut, lalu mereka naik dari laut menuju ke pantai, langkah demi langkah.     

Setelah An Xiaoyang selesai memakai sandalnya, alih-alih langsung pergi, mereka justru menuju ke sebuah batu besar, kemudian Sang No membantunya duduk di sana.     

Keduanya kini duduk berdampingan sambil memandang ke arah laut.     

Menyaksikan matahari yang mulai terbenam.     

Sementara dalam hati, An Xiaoyang merasa sangat bahagia karena masih diberi selamat.     

Karena kalau tidak, ia tidak akan merasakan ini lagi.     

Bahkan tidak mungkin bisa mengakui perasaannya.     

Kali ini, ia bisa dengan bebas berbaring di bahunya, bernapas panjang dan lambat.     

Sementara Sang No meraih tangan kecilnya sembari menggenggamnya erat-erat.     

Sungguh, Sang No benar-benar memohon agar Tuhan dapat memberikan waktu terbaik kepada mereka.     

Agar mereka tidak menyerah apapun yang terjadi.     

  **     

Setelah ujian masuk perguruan tinggi, waktu liburan panjang berlangsung selama tiga bulan.     

Bertepatan dengan Sang Xia yang akan mengadakan tur konser di Kota G di bulan Juli.     

Sebagai wilayah administrasi khusus dan salah satu dari empat kota ekonomi juga keuangan utama di dunia, Kota G sangat maju dan makmur.     

Dan dalam sekejap mata, dua anak dalam keluarga Sang Xia sudah berusia hampir tiga tahun.     

Kaki pendek mereka yang digunakan untuk mengambil langkah terbaik kini sudah semakin panjang, dan mereka dapat berlari dengan tergesa-gesa, terutama Xiao Ba Wanghua, yang penuh dengan kesombongan——     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.