Mengganggunya (4)
Mengganggunya (4)
"Sang No… sudah bersih. Pergilah dulu…"
Bisiknya dengan gemetar, sembari ia menarik tangannya yang terpenjara untuk melepaskan diri.
Namun, Sang No kembali menggenggam pergelangan tangannya, bahkan semakin erat, kemudian beralih memeluk pinggang kecilnya dengan diiringi teriakan dari An Xiaoyang!
Seraya memeluk dan mendudukkan tubuh An Xiaoyang di wastafel, Sang No meremas kakinya lembut, lalu menundukkan kepala dan menciumnya dengan sedikit memaksa.
"Hmp!"
Begitu An Xiaoyang terperangkap, ia terpaksa memiringkan kepala untuk menanggung serangan Sang No yang tiba-tiba.
Tangan kecil itu memukul bahu Sang No beberapa kali untuk melawan, tetapi Sang No justru menekan bagian belakang kepala An Xiaoyang dan semakin menjarah masuk.
Bahkan serangan ini semakin dalam dan tak terbendung.
Membuat An Xiaoyang benar-benar lemah tak lama kemudian, seolah ia tidak memiliki kekuatan untuk melawan.
Awalnya, An Xiaoyang terus mengelak tiap kali Sang No membelai lembut kakinya. Tapi sekarang, setelah ia tak berdaya, belaian yang terus dilancarkan Sang No tidak sedikit pun mendapat penolakan.
Entah kenapa, sentuhan halus dari tangannya justru membuat ia sendiri merasa semakin nyaman.
Tapi tampaknya, satu sentuhan saja tidak cukup.
Alhasil, Sang No dengan berani membelai ke atas dan berlama-lama di pinggang serta punggung An Xiaoyang yang ramping.
Selain cuaca panas bulan Juni di luar.
Di dalam ruangan ini pun tak kalah membakar.
Mungkin banyak orang ingin segera lepas dari usia sekolahnya dan tumbuh dewasa, tetapi mereka tidak tahu bahwa itulah masa muda terbaik dalam hidup.
Mereka memiliki impian sendiri, visi yang indah untuk masa depan, teman-teman yang saling bekerja sama di masa sekolah, dan cinta pertama yang malu-malu sekaligus indah.
Siapa yang tidak menggila di masa-masa itu?
Seperti apa yang terjadi di dalam kamar mandi saat ini.
Tampaknya Sang No telah melepaskan sesuatu dengan satu tangannya.
Hingga jeritan lembut terdengar di detik setelahnya. Gadis itu tampak ingin mengatakan sesuatu, tapi kemudian suaranya seolah dikalahkan hasrat yang menggelora, dan tidak ada tahu apa yang terjadi di dalam sana.
Suaranya seperti tertelan.
Di dalam kamar mandi yang tertutup itu, sebuah adegan memalukan akhirnya terjadi.
Sebuah adegan yang terpantul dari cermin.
Sampai setengah jam kemudian, seorang gadis kecil dengan raut panik berlari keluar, wajahnya semerah tomat dan pakaian yang telah terkoyak itu digunakan untuk menutupi dadanya. Tidak lama kemudian, begitu shower dibuka di kamar mandi, terdengar percikan air.
Sang No sengaja berlama -lama di dalam, mungkin sekitar setengah jam ia mengguyur diri dengan air dingin.
Mulai hari ini, An Xiaoyang telah meneguhkan diri bahwa ia tidak akan berani lagi memakai pakaian yang tipis.
Sepanas apa pun, ia tidak peduli.
Apalagi, ini bukan pertama kalinya Sang No melakukan hal yang memalukan, tetapi setiap kali melihat An Xiaoyang dengan pakaian tipisnya, pria itu benar-benar tidak bisa menahan hasrat.
Dan kali ini, keduanya sama-sama hanya menggunakan sedikit kain yang menutupi tubuh.
Hingga sisa hari itu, An Xiaoyang tidak sekali pun keluar dari kamarnya. Bahkan mengabaikan Sang No yang terus mengetuk pintu di luar.
Sang No tidak akan tahu bahwa An Xiaoyang mungkin terangsang oleh kejadian mendadak malam itu.
Meskipun sebelumnya, semua ini justru membuat beban berat di hati An Xiaoyang.
Masih ada dua atau tiga hari lagi sebelum ujian masuk perguruan tinggi berlangsung. Dan meski permasalahan tentang datang bulannya belum berakhir, tapi sepertinya itu tidak akan terjadi selama satu atau dua hari ke depan.
Karena ia pasti akan kesakitan tiap dua hari sebelum datang bulannya tiba.
Apalagi jika sudah harinya.
Namun sekarang, hati An Xiaoyang sedikit lega. Lebih baik datang bulannya tidak terjadi tepat waktu hingga ujian masuk perguruan tinggi selesai.
Karena ia sangat takut jika nyeri perutnya akan mempengaruhi ujian.
Hanya saja, AC di kamarnya rusak lagi di bulan Juni yang panas ini——