Halo Suamiku!

Mewujudkan Impian, Pernikahan (11)



Mewujudkan Impian, Pernikahan (11)

1Kemudian ia segera berbalik dan duduk di sana dengan tenang.     

Ya.     

Memang tidak mudah bagi begitu banyak orang di dunia untuk saling membahagiakan satu sama lain. Begitu pun, sangat kecil kemungkinannya untuk benar-benar beralih dari cinta ke pernikahan.     

Menikah karena cinta.     

Itu sebuah ikatan yang diidam-idamkan oleh semua orang.     

"Xiaomo, apa yang kamu pikirkan? Pernikahan telah dimulai. Aku sangat bersemangat." Ye Zi, yang duduk di sebelahnya memegang tangannya dengan gugup sekaligus bersemangat.     

Namun, Leng Xiaomo tampaknya tidak terlalu memedulikan pemandangan suci yang ada di hadapannya kini.     

 ...     

Saat ini, Sang Xia mengenakan gaun pengantin yang memukau dengan keindahan yang menggugah jiwa.     

Ketika berjalan perlahan menuju altar di mana Rong Zhan berdiri di sana, meski adegan ini seharusnya muncul dua tahun yang lalu, meski Rong Zhan telah berfantasi tentang pemandangan ini berkali-kali, tetapi sekarang, ia, seorang pria yang selalu jahat, liar, dan sulit diatur, mau tak mau mata elangnya yang sipit berubah sedikit memerah saat melihat wanita tercintanya selangkah demi selangkah menuju ke arahnya dalam gaun pengantin yang dirancangnya sendiri.     

Sorot matanya penuh dengan kasih sayang yang mendalam dan haru.     

Akhirnya, hari yang ia tunggu-tunggu akhirnya tiba.     

Akhirnya, ia bisa menikah di tempat yang penuh dengan kemuliaan, memahkotai nama Sang Xia dengan nama Keluarga Rong, menjadikannya bagian dari Keluarga Rong, dan menyematkan gelar resminya sebagai istri Rong Zhan.     

Kini, An Baisen membawa Sang Xia kepadanya dan menyerahkan tangan putrinya dengan penuh kasih.     

Sembari menepuk lengan Rong Zhan, ia sedikit mengangguk.     

Sementara Rong Zhan langsung meraih tangan Sang Xia dan keduanya telah secara resmi berdiri di depan pendeta.     

Saat mereka berdiri di sana, seluruh dunia seolah tampak sunyi. Tidak ada orang lain yang bisa merangsek masuk di mata keduanya, hanya ada satu sama lain yang semakin dalam terikat.     

Tidak ada lagi suara di gereja, dan semua orang diam.     

Dengan Alkitab di tangannya, pendeta pertama-tama memandang Rong Zhan dan bertanya, "Tuan Rong Zhan, bersediakan Engkau menikahi mempelai wanita, Sang Xia?"     

Rong Zhan menatap Sang Xia dengan binar ketulusan. Meski ia sudah tidak sabar, tetapi saat ini, ia masih bersikap sangat tenang dan rasional. Ia kemudian menatap Sang Xia dan perlahan melontarkan dua kata dengan tegas, "Saya bersedia."     

Pendeta itu melanjutkan, "Baik senang maupun susah, kaya atau miskin, sehat atau sakit, bersediakah Engkau merawatnya, menghormatinya, mencintainya, dan tinggal bersamanya hingga maut memisahkan?"     

"Saya bersedia." Suara Rong Zhan tidak pernah setenang dan seserius ini sebelumnya.     

Kemudian, pendeta berbalik untuk bertanya pada Sang Xia.     

"Nona Sang Xia, bersediakah Engkau menikahi mempelai pria, Rong Zhan?"     

Mata Sang Xia yang telah dipenuhi dengan kabut air kini memandang Rong Zhan sejenak, dan bibirnya tampak sedikit bergerak, "Saya bersedia."     

"Baik senang maupun susah, kaya atau miskin, sehat atau sakit, bersediakah Engkau merawatnya, menghormatinya, mencintainya, dan tinggal bersamanya hingga maut memisahkan?"     

"Ya, saya bersedia." jawab Sang Xia dengan tegas.     

Setelah janji pernikahan diucapkan, orang-orang bertepuk tangan satu demi satu, dan pendeta mulai berkata, "Sekarang, kedua mempelai dipersilakan untuk bertukar cincin."     

Tiba-tiba, sebagai malaikat kecil Ayah dan Ibu, baik Xiao Ba Wanghua maupun Xiao Meibao masing-masing muncul dengan setelan jas kecil yang indah dan gaun putri yang menawan. Keduanya lalu mendekat. Xiao Ba Wanghua berjalan ke sisi ayah dengan kotak beludru hitam kecil, sementara Xiao Meibao berdiri di sisi ibunya.     

Hari itu, begitu kotak beludru kecil dibuka, terlihat dua cincin pernikahan platinum sederhana dan polos. Cincin milik sisi pria sangat sederhana, tetapi cincin milik wanita bertatahkan tiga berlian yang sangat indah dan mungil.     

Cincin ini juga dirancang sendiri oleh Rong Zhan.     

Meski cincin itu terlihat sederhana, tetapi tetap tersirat sisi mewahnya yang tidak bisa dilihat oleh orang lain—--     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.