Mewujudkan Impian, Pernikahan (5)
Mewujudkan Impian, Pernikahan (5)
Hingga nanti ia tiba di sisi ayahnya.
Ayah bilang itu rahasia antara Ayah dan anak-anak, jadi jangan katakan itu pada Ibu.
Dengan begitu.
Tentu ia dengan senang hati berjanji pada sang Ayah.
Tapi sekarang, Xiao Ba Wanghua merasa tidak bisa melakukannya, karena ketika Ibu menangis dan terus memanggil namanya, ia merasa sangat tidak nyaman sehingga tidak ingin melihat Ibu menangis.
Itulah kenapa ia melanggar janjinya.
Dari tempatnya, hati Su Li serasa ditusuk ribuan jarum saat mendengar Xiao Ba Wanghua mengatakan itu.
Tampaknya ia sangat tidak menyangka bahwa bocah sekecil itu telah menjadi penjaga hati dan sangat mencintai ibunya.
Karena Ibu menangis, ia sudah tidak mau lagi berpura-pura.
Sedangkan perhatian Sang Xia saat ini justru bukan disitu. Kali ini, ia benar-benar khawatir jika anaknya mengalami cedera, sehingga ia terus meminta pada Xiao Ba Wanghua untuk menunjukkan padanya di mana ia terluka.
"Sayang, beritahu Ibu apakah ada yang sakit atau tidak?"
"Huaaaa, Ibu, Ibu..." Kini, Xiao Ba Wanghua duduk di pangkuan ibunya sembari merentangkan dua tangan kecilnya.
Di saat itu juga, Su Li mengambil kesempatan untuk berkata, "Saat jatuh tadi, kurasa dia mungkin terjatuh di atas lenganku."
Begitu Sang Xia mendengarnya, ia segera mencubitnya dengan lembut, "Nak, apa itu sakit, apa masih sakit?"
Sontak, Xiao Ba Wangua teringat akan tempat yang memerah di tubuhnya akibat digosok Ayahnya saat itu. Sambil menahan air matanya dan tersedak, ia menunjuk ke suatu tempat dengan tangan kecilnya, "Ini, Bu."
Dengan hati-hati, Sang Xia segera melepas pakaian dan mantelnya, membuka ikatan kemeja kecilnya, yang langsung memperlihatkan lengan putih dan lembutnya yang simetris. Air mata Xiao Ba Wanghua saat itu juga berangsur-angsur berhenti, kemudian ia ikut menundukkan kepalanya, dan melihat jejak kemerahan itu bersama dengan Ibu.
Tepat di saat itu, Sang Xia mendapati sisi lengannya yang membiru dan bengkak. Hanya saja, ia tidak tahu apakah anaknya mengalami patah tulang atau tidak.
Tapi yang pasti, hatinya benar-benar sakit sekarang.
Sembari menundukkan kepala, mau tidak mau ia meniup bagian lengan Xiao Ba Wanghua yang membengkak, sedangkan Xiao Ba Wanghua sendiri telah menghentikan air matanya meski masih menyisakan isak tangisnya. Kini, ia bersandar di pelukan ibunya seraya memperlihatkan satu sisi lengannya yang putih dan lembut. Ia seperti terlihat benar-benar terluka dan sangat lemah.
"Ibu akan segera membawamu ke rumah sakit. Seharusnya ini bukan masalah besar. Jangan khawatir. Kita akan menelepon Ayah nanti."
Melihat bahwa luka itu memang dapat dikendalikan, alhasil Sang Xia mencoba menenangkan anaknya.
Sementara Su Li di sisinya segera melihat arloji di tangannya, dan kemudian menatap ke arah pengemudi di depan melalui kaca spion. Kedua orang itu seolah berkomunikasi tanpa suara.
Dan setelah suasana hati Sang Xia sudah cukup stabil, pikirannya langsung teralihkan pada sesuatu yang telah ia lupakan.
Xiao Meibao... Monster kecil... Dan ia beserta Su Li yang akan menjadi pengiring pengantin. Entah apa yang ada di pikiran Sang Xia, sontak ia langsung menundukkan kepala.
Sekarang, ia masih mengenakan gaun pengantin indah itu.
Gaun pengantin orang lain yang tak ternilai harganya.
Untuk sesaat, Sang Xia tiba-tiba merasa semua isi kepalanya begitu kacau.
"Su Li, aku…"
Ia memandang Su Li dengan wajah kebingungan.
Tapi, Su Li justru menepuk lengannya dengan lembut, "Tidak apa-apa. Jangan khawatir. Aku sudah mengirim anak-anak. Nianbai yang akan menyambut mereka. Sudah waktunya. Aku di sini untuk semuanya."
Sesaat setelah kalimat Su Li terlontar, seolah ada sengatan listrik yang menyambar hati Sang Xia.
Bagaimana bisa baik-baik saja?
Tapi sekarang, ia tidak bisa terlalu peduli. Tidak ada yang lebih penting dari cedera yang dialami putranya saat ini.
Tunggu saja sampai tiba rumah sakit, baru ia akan mencari tempat untuk mengganti pakaian, lalu meminta Su Li pergi ke sana dulu.
Dan sekarang.
Sang Xia dengan hati-hati merapikan kembali pakaian Xiao Ba Wanghua, membelai lembut kepala kecilnya, dan menyandarkan tubuh kecil itu di lengannya.
Xiao Ba Wanghua juga telah menghentikan tangisnya dan mengusap wajah ibunya yang lebih cantik dari peri ini. Bahkan ia tidak bisa menahan diri untuk mengatakan——