Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Aku Menunggumu Hingga Akhir (4)



Aku Menunggumu Hingga Akhir (4)

0"Tuan Kecil adalah kesayangan Tuan dan Nyonya Besar. Seluruh orang yang ada di kediaman utama Keluarga Ji sangat menyayanginya. Dia hanya pernah dipukul sekali ketika berusia empat tahun. Tuan Muda-lah yang memukulnya." Bibi Wu memandang Chen Youran dengan ekspresi sedikit melankolis di wajahnya. "Apa Anda tahu kenapa?"     

Chen Youran mencengkeram tangannya yang tergantung di kedua sisi tubuhnya. Dia tidak tahu apa itu karena cengkeraman yang terlalu erat atau sesuatu yang lain, tetapi seluruh lengannya menjadi gemetar.     

"Tuan Kecil bertanya kenapa dia tidak punya ibu dan Tuan Muda tidak menjawabnya. Lalu Tuan Kecil kembali bertanya apa ibunya sudah meninggal. Pada saat itu, wajah Tuan Muda menjadi pucat. Dia mengatakan kepada Tuan Kecil dengan keras bahwa ibunya masih hidup."     

Bibi Wu masih ingat adegan itu. Pasalnya, itu adalah pertama kalinya dalam hidup melihat Ji Nuo dipukul.     

Pada saat itu, Ji Nuo bergumam, "Kalau dia masih hidup, kenapa dia tidak pernah kembali? Dia pasti sudah mati."     

Begitu Ji Nuo mengatakannya, Ji Jinchuan menjadi pucat dan berdiri diam di tempat. Suaranya tiba-tiba menjadi dingin, "Aku ulangi lagi, ibumu masih hidup. Kalau kamu berani berbicara omong kosong seperti itu lagi, percaya atau tidak, aku akan memukulmu!"     

Ji Nuo selalu dimanjakan sejak kecil dan tidak pernah dipukul. Dia pikir ayahnya hanya menggertak dirinya. Dia pun berkata dengan marah, "Kalau seseorang sudah mati, dia tidak akan pernah kembali. Aku rasa ibu pasti sudah mati!"     

"Bibi Wu, ambilkan tongkat!" Wajah Ji Jinchuan sangat pucat dan urat biru di pelipisnya pun menonjol.     

Pada saat itu, Bibi Wu ingin mengatakan hal-hal baik untuk membujuk Ji Jinchuan sebagai upaya melindungi Ji Nuo. Namun, dia ragu-ragu dan hanya bisa berdiri diam.     

Ji Jinchuan pun meraung, "Masih tidak bergerak dengan cepat?! Apa bibi ingin aku melakukannya sendiri?"     

Bibi Wu berlama-lama saat mengambil tongkat itu. Ji Jinchuan benar-benar tampak marah ketika menatap Ji Nuo. Sudah terlambat untuk mengubah pikirannya. Setelah kejadian itu, Ji Nuo tidak pernah berani menyebutkan kata 'mati' di depan Ji Jinchuan lagi, terutama ketika dia bertanya soal ibunya.     

***     

Saat itu, sudah pukul 11 malam ​​ketika Ji Jinchuan pulang kerja. Dia turun dari mobil dan melihat ke atas dengan acuh tak acuh. Dia melihat bahwa lampu di kamar tidur utama menyala, gordennya tidak ditutup, dan tampak sosok kurus terpantul di jendela kaca. Keningnya mengerut, dia lalu bergegas ke ruang tamu dan naik ke lantai atas.     

Sembari berjalan ke kamar tidur utama, Ji Jinchuan berpikir apa dia akan melemparkan wanita di dalam kamar itu ke luar jendela atau melemparnya dari tangga. Dia membuka pintu kamarnya, aroma anggur yang kuat seketika masuk ke hidungnya.      

Ketika melihat Chen Youran berdiri di depan jendela, Ji Jinchuan sedikit terkejut. Tadinya, dia pikir Xie Suling yang membawa Su Ning masuk ke kamarnya lagi.     

Chen Youran berdiri di depan jendela dengan mengenakan piyama sambil memegang segelas anggur merah di tangannya. Sementara itu, sebagian besar botol anggur di atas meja sudah habis. Dia meneguk habis anggur di gelasnya, berbalik, dan menatap Ji Jinchuan. Kemudian, dia mengambil botol anggur di atas meja dan mengisinya.     

Ji Jinchuan mendekat dan mengambil gelas anggur di tangan Chen Youran. Kemudian, dengan wajahnya yang memerah, dia berkata dengan suara lembut, "Apa yang terjadi?"     

Chen Youran telah minum banyak anggur, wajahnya yang cantik tampak seperti awan kemerahan. Mata hitamnya yang tenang terlihat sedikit tidak fokus. Piyama tidur ungu yang dikenakannya memiliki desain kerah V sehingga memperlihatkan tulang selangkanya yang halus dan kulitnya yang putih. Dua gundukan di dada yang seputih salju terlihat lebih menarik di bawah cahaya lampu.     

Melihat mata Chen Youran yang sedikit merah dan bengkak, Ji Jinchuan merasakan sakit di hatinya. Nada suaranya yang lembut terdengar, "Youyou, apa yang terjadi? Katakan padaku."     

Bibir cantik Chen Youran sedikit terangkat. Matanya beriak dengan kecantikan yang tidak dimodifikasi. Tubuhnya yang gemetar dicondongkannya ke depan, kepalanya kemudian bersandar di dada Ji Jinchuan.     

Ji Jinchuan tertegun sejenak. Dia heran mengapa Chen Youran tidak pulang hingga sangat larut dan menginap di sini. Dia berpikir mungkin wanita itu memiliki konflik dengan Lin Mo'an.     

"Apa dia menggertakmu?" tanya Ji Jinchuan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.