Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Dia Sangat Mencintainya (6)



Dia Sangat Mencintainya (6)

2Ji Jinchuan melihat sekeliling. Hujan turun begitu deras hingga membuat wajahnya kesakitan, tapi dia tidak peduli sama sekali. Saat ini, seluruh dunia gelap. Dia tidak dapat membedakan arah dan melihat apa pun. Lampu depan mobilnya adalah satu-satunya cahaya.     

Ji Jinchuan meneriakkan nama Chen Youran di tengah hujan, tapi tidak ada apa-apa yang terdengar di telinganya kecuali suara derak hujan. Dia kembali ke mobil dan melajukannya. Dia mengemudi sangat lambat, menjaga pengawasannya di kedua sisi jalan.      

Pakaian Ji Jinchuan sudah basah semua dan dia merasa kedinginan. Rasa dingin menembus kulitnya, tapi dia seolah sudah tidak bisa merasakannya. Perhatiannya yang tinggi ada di kedua sisi jalan sehingga tubuhnya kaku. Tetesan air mengalir di ujung rambutnya. Dia mengangkat tangannya dan menyeka air hujan di wajahnya.     

Setelah berjalan sekitar 500 meter, Ji Jinchuan memutar balik mobil dan kembali tempat tadi. Dia akhirnya sampai lagi di tempat mobil Chen Youran berada. Dia memukul kemudi dengan keras. Setelah mendengar Ji Nuo mengatakan bahwa Chen Youran pergi, dia seharusnya mengejarnya dan melarangnya pergi pada waktu itu.     

Tiba-tiba, secara tidak sengaja, Ji Jinchuan melihat sesuatu di pinggir jalan. Dia menatapnya dengan hati-hati, sepertinya seseorang tergeletak di tanah. Dia pun turun dari mobil dan melangkah maju. Saat dia mendekat dan semakin dekat, dia mengenali bahwa itu adalah seorang wanita. Kemudian, dia mempercepat langkahnya. Setelah mendekat, itu benar-benar Chen Youran.     

Ji Jinchuan yang panik buru-buru mengangkatnya, "Youyou?"     

Orang dalam pelukannya tidak merespons. Ji Jinchuan menepuk pipinya lagi, tetapi Chen Youran masih belum bangun juga. Dia mengangkatnya dan kembali ke mobil. Dia membungkuk untuk mengambil mantelnya dari kursi belakang dan mengenakannya untuk Chen Youran. Kemudian, tubuhnya membeku.     

Ji Jinchuan melihat ke tangan kanannya. Dia tidak tahu sejak kapan tangannya berlumuran darah. Dia tidak terluka, jadi darah itu pasti darah Chen Youran. Jantungnya berdetak kencang dan dia menjadi panik. Dia buru-buru mengeluarkan ponselnya, menelepon Dokter Huang, kemudian menyalakan mobil. Karena tangannya gemetar, dia tidak bisa menyalakan mobil setelah beberapa kali mencoba.     

Di mana dia terluka? Apa lukanya serius? Pertanyaan itu muncul dalam benak Ji Jinchuan.     

Ji Jinchuan tidak tahu pasti akan jawaban dari semua pertanyaannya, jadi dia tidak berani menunda perjalanan. Dia melaju kembali ke Teluk Nanhai dengan kecepatan biasanya. Jalanan di depannya tidak terlihat jelas sama sekali, tapi dia tidak begitu peduli untuk saat ini.     

Setelah kembali ke Teluk Nanhai, Ji Jinchuan bergegas ke ruang tamu dengan menggendong Chen Youran di tangannya. Dua pelayan lainnya telah tertidur, hanya ada Bibi Wu yang masih ada di sana.     

Bibi Wu melihat penampilan keduanya sangat berantakan dan Chen Youran juga digendong. Seketika wajahnya berubah ketakutan. Dia bergegas maju, "Tuan Muda, ini…"     

"Ambil kotak obat dan ikuti aku ke atas." Ji Jinchuan hanya mengucapkan sepatah kalimat dan bergegas ke atas dengan menggendong Chen Youran.     

"Baik…" jawab Bibi Wu, yang kemudian bergegas mengambil kotak obat.     

Ketika tiba di luar kamar, Ji Jinchuan langsung menendang pintu hingga terbuka. Dia meletakkan Chen Youran di tempat tidur, melepas mantelnya, dan melemparkannya ke samping. Kemudian, dia mulai memeriksa di mana wanita itu terluka. Seprai segera basah oleh air hujan di tubuh Chen Youran, warnanya berangsur-angsur berubah menjadi gelap.     

"Tuan Muda, ada yang bisa saya bantu?" tanya Bibi Wu yang datang membawa kotak obat.     

Ji Jinchuan tidak mengatakan apa-apa. Dia memeriksa dari ujung kepala sampai ujung kaki Chen Youran dengan sangat hati-hati. Wajahnya tampak tegang sepanjang waktu. Rambut pendeknya yang gelap basah oleh hujan. Semua rambutnya terkulai di kepalanya, beberapa helai rambut yang patah menempel di dahinya. Tidak ada satu pun bagian tubuhnya yang kering. Saat ini, dia tampak sangat berantakan.     

Chen Youran terluka di belakang kepalanya. Ji Jinchuan melepas semua pakaian wanita itu karena takut ada luka lain yang terlewat lalu memeriksanya lagi. Tampak goresan di kaki kanannya.     

"Handuk," ucap Ji Jinchuan.     

Bibi Wu mengeluarkan handuk baru dari lemari dan memberikannya padanya. Ji Jinchuan mengambilnya dan menyeka noda air di tubuh Chen Youran. Tubuh wanita itu yang putih dan bersih tampak sangat cerah di bawah cahaya lampu kristal, seperti karya seni yang sempurna, tanpa cacat sedikit pun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.