Aku Merindukan Ibu (2)
Aku Merindukan Ibu (2)
"Tidak apa-apa kalau kamu membungkus uangnya langsung ke dalam amplop merah." Ji Jinchuan berkata dengan pelan.
"Apa Grup Zhongsheng akan bangkrut?" sahut Lu Jingnian sambil mengambil jeruk dan mengupasnya.
"Maaf kalau mengecewakanmu, tetapi hal itu tidak mungkin terjadi dalam hidupku." Ekspresi wajah Ji Jinchuan tetap tidak berubah.
"Aku pikir kamu sudah terlalu miskin untuk bisa menghidupi putramu dan memintaku untuk membantumu memberikan uang kepadanya."
"Bahkan kalau Grup Zhongsheng bangkrut, aku tidak akan berhenti untuk menghidupi putraku."
"Tetapi, berdasarkan hubungan kita, bukan masalah besar bagiku untuk membantumu membesarkanku Nuonuo kalau dia mau menganggapku ayah tirinya," balas Lu Jingnian. Dia kemudian memberi Ji Nuo jeruk yang sudah dikupas. Ji Nuo pun mengambil setengahnya dan meninggalkan setengah lagi untuknya.
Ji Jinchuan tertawa mendengarnya. Dia memberinya ekspresi yang seolah mengatakan, 'Kamu tidak perlu khawatir'. Kemudian, dia berkata, "Dengan temperamen putrimu yang manja, kamu pasti akan membesarkan Ji Nuo dengan menganggapnya sebagai seorang putri."
Lu Jingnian mengangkat alisnya dan tidak mengatakan apa-apa.
***
Setelah bekerja, Chen Youran pergi makan malam dengan Lin Mo'an di restoran yang letaknya di seberang perusahaan mereka. Setelah selesai makan, Lin Mo'an kembali ke perusahaan untuk melanjutkan bekerja lembur, sedangkan Chen Youran pergi ke rumah sakit.
Chen Youran membuka pintu kamar pasien dan melihat bahwa Lu Jingnian juga ada di sana. Dia tidak terkejut, dia hanya menganggukkan kepalanya ringan padanya dan berjalan mendekat ke tempat tidur pasien.
Melihat Chen Youran datang, Ji Nuo tampak sangat senang, "Ranran, kamu datang."
Chen Youran mengusap kepala Ji Nuo dan berkata, "Apa kamu sudah tidak marah?"
Ji Nuo menggelengkan kepalanya. Dia bangkit dengan berpegangan pada lengan Chen Youran dan dengan cepat mencium wajahnya, "Ranran, maafkan aku… Aku tidak akan pernah mengatakan itu lagi. Jangan marah padaku, ya…"
Chen Youran tercengang dan mengangkat tangannya untuk menyentuh tempat di mana Ji Nuo menciumnya. Kelembutan bibir kecilnya barusan terasa sangat nyata. Ini adalah pemandangan yang diimpikan olehnya.
Melihat Chen Youran tidak berbicara, Ji Nuo mengira wanita itu tidak mau memaafkan dirinya. Dia menggoyangkan lengan pakaian Chen Youran dan berkata, "Ranran, kalau kamu masih marah, pukul saja aku."
Bocah kecil itu menatap dirinya dengan sangat menyedihkan, hati Chen Youran pun seketika luluh dan berantakan. Dia membalas, "Aku tidak marah padamu."
Lu Jingnian mengangkat alisnya dan menatap Ji Jinchuan ketika melihat ibu dan anak yang interaktif. Pria dengan wajah dingin itu sedang menatap ibu dan anak di depannya dengan tatapan lembut saat ini, seolah ada kata-kata, 'Ini adalah istri dan anakku', yang tertulis di wajahnya.
Setelah itu, Ji Nuo memperkenalkan Lu Jingnian kepada Chen Youran dengan ekspresi wajah bahagia, "Ranran, ini pamanku, Paman Lu."
Chen Youran melihat ke samping ke arah Lu Jingnian dan berkata dengan wajah santai, "Halo, Tuan Lu."
Lu Jingnian balas melihat wanita yang tampak dingin di depannya dan menyapanya sambil tersenyum, "Nona Chen, lama tidak bertemu…"
Melihat bahwa Lu Jingnian tidak memperkenalkan diri kepada Chen Youran dan malah memanggilnya 'Nona Chen', Ji Nuo bertanya, "Paman Lu, apa kamu mengenalnya?"
"Tentu saja." Lu Jingnian berkata dengan penuh arti. Aku bahkan menghadiri pernikahannya dan ayahmu. Bagaimana mungkin kami tidak saling mengenal? Batinnya.
"Paman Lu, kamu jarang datang ke Kota A. Bagaimana kamu bisa mengenal Ranran?" tanya Ji Nuo lagi.
"Aku mengenalnya beberapa tahun yang lalu." Lu Jingnian berkata dengan malas.
"Lalu apa kamu tahu siapa mantan suami Ranran yang berengsek itu?" Ji Nuo menatap Lu Jingnian dengan tatapan yang serius.
"..."
"..."
Lu Jingnian dan Ji Jinchuan sama-sama tercengang.
Chen Youran tertegun untuk sementara waktu, kemudian kembali ke kesadarannya. Wajahnya tampak dingin.
Melihat bahwa keduanya tampak rukun, Lu Jingnian berpikir bahwa ibu dan anak itu sudah bertemu, tetapi Ji Nuo tidak mengetahui siapa Chen Youran sebenarnya. Sepertinya, bocah kecil itu juga sangat menyukainya. Dia melirik Ji Jinchuan, kemudian menatap Ji Nuo yang tampak kesal. Bibir tipisnya melengkung dan dia bertanya, "Kenapa kamu menanyakan ini?"