Melindungi Istri Orang Lain (2)
Melindungi Istri Orang Lain (2)
Ji Jinchuan menunggu di luar klub beberapa saat. Petugas parkir valet tak lama kemudian kembali dan memberikan kunci mobil kepadanya. Dia mengambilnya, lalu berjalan memasuki klub. Ada cukup banyak orang di klub itu, ada yang asyik minum beramai-ramai dan bercengkerama, serta ada pula yang bermain tebak dadu sehingga tempat ini terasa sedikit bising.
Saat Chen Youran berada di penjara dan dalam beberapa tahun terakhir sejak wanita itu menghilang, Ji Jinchuan jarang sekali terlibat dalam berbagai kegiatan sosial di tempat seperti ini. Jadi untuk sementara, dia tidak bisa beradaptasi dengan suasana ramai ini. Dia masih berdiri di dekat pintu masuk dan menyapukan pandangannya pada orang-orang yang ada di dalam klub. Dia kemudian melihat Lu Jingnian yang melambai padanya di sudut ruangan.
Setelah itu, Ji Jinchuan pun berjalan mendekat. Dia lalu duduk di sofa dan melirik para serigala betina, harimau betina, dan macan tutul betina, yang telah menatap Lu Jingnian untuk waktu yang lama. Dia kemudian berkata, "Pesonamu masih sama saja setelah bertahun-tahun."
Lu Jingnian tidak menanggapi ejekan Ji Jinchuan dan hanya berkata, "Di mataku, kecuali istriku, tidak peduli betapa cantiknya wanita lain, menurutku bukanlah wanita."
Ji Jinchuan menyipitkan mata. Tatapan matanya dalam dan dingin. Lu Jingnian lalu berkata, "Jangan menatapku dengan tatapan seperti ini, kalau tidak aku akan berpikir kamu sudah terlalu lama melajang sampai-sampai orientasi seksualmu menjadi tidak normal dan kamu telah jatuh cinta padaku."
Ji Jinchuan tidak berbicara dan terlihat acuh tak acuh. Ekspresi wajahnya tampak sangat kesal, seolah ada tulisan, 'jangan memprovokasi aku', di keningnya.
"Oke, oke, kecuali untuk wanitamu," ucap Lu Jingnian sambil menuangkan anggur untuk Ji Jinchuan.
Ji Jinchuan lalu mengambil gelas anggur yang diberikan Lu Jingnian dan keduanya membenturkan pelan gelas mereka. Setelah minum, Lu Jingnian bertanya, "Apa putramu benar-benar sakit?"
"Kapan kamu akan kembali ke Jiangcheng? Tolong bantu aku menemukan donor sumsum tulang belakang yang cocok untuknya." Ji Jinchuan berkata dengan lemah.
"Perjalanan bisnis ini mungkin memakan waktu setengah bulan sepuluh hari." Lu Jingnian duduk di sofa berwarna ungu tua dengan kaki terlipat. "Aku akan meminta teman-temanku di Jiangcheng untuk membantumu mencarinya."
Keduanya mengenakan setelan hitam kelas atas. Penampilan dan temperamen mereka yang terlihat tampan sangat luar biasa. Bahkan meskipun duduk dalam posisi yang tidak mencolok, tetapi mereka tetap menarik perhatian banyak orang.
"Aku dengar Chen Youran telah kembali?" tanya Lu Jingnian.
"Iya..." Memikirkan wanita yang dingin dan cantik itu, Ji Jinchuan tiba-tiba merasakan sakit di hatinya.
"Bagaimana kabarnya?"
Setelah Chen Youran menghilang, Ji Jinchuan mengalami muntah darah dan harus dirawat di rumah sakit untuk pertama kalinya. Saat itu, Lu Jingnian kebetulan sedang dalam perjalanan bisnis di Kota A. Ketika dia menjenguk Ji Jinchuan di rumah sakit, dia hampir mengira dirinya pergi ke kamar pasien yang salah. Pria yang berada di antara hidup dan mati itu seolah bukan pria dengan semangat tinggi yang dia kenal.
Dengan menekan rasa sakit di hatinya, Ji Jinchuan berkata dengan susah payah, "Dia sudah menikah."
"Kamu bahkan tidak menghenikan pernikahannya?" Lu Jingnian menatapnya dengan tatapan mata tidak percaya. Dilihat dari penampilannya selama bertahun-tahun, dia amat sangat jatuh cinta kepada Chen Youran. Bagaimana mungkin dia bisa melihatnya menikah dengan orang lain? Batinnya.
"Dia sudah menikah sebelum dia kembali dari Amerika." Ji Jinchuan bersandar di sofa. Wajahnya tersembunyi di balik bayangan sehingga orang tidak bisa melihat ekspresinya, hanya bisa terdengar bahwa suaranya agak rendah dan serak.
Lu Jingnian tercengang. Untuk sesaat, dia tidak tahu harus berkata apa karena dia tahu pukulan macam apa yang akan dirasakan oleh Ji Jinchuan. Setelah hening sejenak, dia bertanya, "Apa kamu akan menyerah begitu saja?"
Ji Jinchuan sebenarnya bisa mengikat Chen Youran untuk tetap berada di sampingnya. Entah siapa yang bisa mengalahkan Ji Jinchuan dalam hal kekuasaan dan status di Kota A.
Ji Jinchuan menyesap anggur di gelasnya. Setelah dia muntah darah untuk kedua kalinya dan masuk rumah sakit, dia jarang merokok, apalagi minum alkohol. Jadi, dia merasa sedikit tidak nyaman untuk sementara waktu. Tenggorokannya terasa sangat tidak nyaman karena ada sedikit rasa sakit dan perih. Dia lalu terbatuk beberapa kali dan berkata dengan suara serak, "Aku tidak bisa melakukan itu."