Membuatnya Lengah
Membuatnya Lengah
"Aku harus mendapatkan hak asuh Nuonuo," tutur Ji Jinchuan.
Zhou Xianglun secara alami memahami ucapan Ji Jinchuan. Akan tetapi, lawannya kali ini adalah Michael, yang membuatnya kepercayaan dirinya agar berkurang. Dia lalu menjawab, "Saya akan mencoba yang terbaik…"
"Aku tidak ingin kamu mencoba yang terbaik. Yang aku ingin hasil akhirnya adalah aku menang." Ji Jinchuan duduk di kursi besar miliknya, dengan kemeja putih dan dasi berwarna merah anggur. Wajahnya tampak dingin dan suram.
"Itu…" Zhou Xianglun tidak bisa meyakinkannya.
Ji Jinchuan lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Cara lain bisa diambil kalau diperlukan."
"Baiklah…" Zhou Xianglun langsung mengerti apa yang Ji Jinchuan maksud.
***
Pada hari sebelum pengadilan kedua, Zhou Xianglun mengajak Michael untuk makan malam bersama. Zhou Xianglun memesan anggur paling kuat untuk membuat Michael mabuk. Kemudian, dia mengantarnya kembali ke hotel. Setelah itu, dia menghubungi Xiao Cheng. Xiao Cheng pun datang tidak lama kemudian dengan seorang wanita.
Zhou Xianglun melirik wanita dengan rambut panjang dan mata besar yang datang bersama Xiao Cheng. Dia melihat ke belakang dengan samar dan berkata, "Ketika Michael bangun besok, aku mungkin tidak akan bisa berteman dengannya lagi di masa depan."
"Jadilah musuh… Memiliki lawan yang kuat akan membuatmu lebih kuat." Xiao Cheng tersenyum di sudut mulutnya.
Zhou Xianglun berjalan ke samping dengan wajah sedih, sementara Xiao Cheng membawa wanita itu ke kamar. Wanita itu maju ke depan dengan cepat, menanggalkan pakaian Michael dan pakaiannya sendiri, lalu naik ke tempat tidur.
Keesokan harinya…
Gu Jinchen dan Chen Youran menyelesaikan sarapan dan pergi ke pengadilan. Ketika mereka turun dari mobil, sebuah Maybach hitam berhenti di sebelah mereka. Zhou Xianglun turun dari kursi pengemudi, dia lalu membuka pintu di belakang dan sosok Ji Jinchuan pun turun dari mobil.
Seorang pengawal, yang entah tidak tahu dari mana datangnya menghentikan para wartawan untuk mereka. Kamera terus memotret Chen Youran dan Ji Jinchuan. Kilatan lampu kamera terus berkedip tanpa henti. Keempat mata itu saling menatap. Chen Youran menahan suasana hatinya dan samar-samar mengesampingkan pandangannya. Ji Jinchuan sendiri mengumpulkan pandangan matanya, merapikan jas dan mantelnya, lalu berjalan menaiki tangga. Zhou Xianglun mengikutinya di belakang.
Chen Youran berdiri tak bergetar dan bulu mata yang terkulai menghalangi suasana di bagian bawah matanya. Gu Jinchen menatapnya dan berkata, "Ayo, kita masuk juga…"
"Umm…" Chen Youran membalas dengan hangat dan mereka menaiki tangga.
Sidang pengadilan dimulai pukul 10, tetapi hingga pukul 09.50, Michael belum juga datang. Gu Jinchen melakukan beberapa panggilan telepon berturut-turut kepadanya, tetapi tidak ada yang menjawab. Hatinya pun dipenuhi dengan kecemasan.
Pukul 10 tepat, penggugat dan tergugat diundang ke depan. Para hakim keluar dari belakang dan mengambil tempat duduknya masing-masing. Namun, posisi pengacara pembela di sebelah Chen Youran kosong. Hakim pun bertanya, "Penggugat, di mana pengacara pembela Anda?"
Chen Youran menatap Gu Jinchen. Lalu, Gu Jinchen mencoba menghubungi Michael lagi, tetapi tidak ada yang menjawab telepon. Melihat Chen Youran yang tidak mengatakan sepatah kata pun, hakim kembali bertanya. Dia lalu menjawab dengan pelan, "Yang Mulia, apa Anda bisa menunggu sebentar? Dia mungkin… Sedang dalam perjalanan."
Di seberang sana, Ji Jinchuan duduk dalam suasana hati yang tenang. Dia menggosok arloji di tangannya tangannya dengan jari telunjuk kanannya, dari waktu ke waktu, seolah sedang menghitung waktu.
Setelah menunggu sekitar sepuluh menit, hakim akhirnya kehilangan kesabaran di wajahnya, "Penggugat, kapan pengacara Anda akan datang?"
Chen Youran tidak bisa menjawab dan secara refleks mengepalkan jarinya. Gu Jinchen yang berada di kursi penonton pengadilan masih terus menelepon Michael dan akhirnya sambungan telepon itu berhasil tersambung. Namun, setelah mendengar kata-kata seseorang di ujung telepon, ponsel terlepas dari telapak tangannya.
Beberapa menit kemudian, salah satu petugas maju dan mengatakan sesuatu di telinga hakim. Hakim mengambil palu dan menjatuhkannya, "Karena pembela terdakwa tidak hadir, sekarang saya umumkan…"