Apa Hanya Karena Itu?
Apa Hanya Karena Itu?
***
Setelah Ji Jinchuan pergi, Chen Youran menunggunya di rumah sepanjang malam. Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul dua pagi, namun pria itu belum kembali juga. Dia jarang pulang larut malam. Apa ada sesuatu hal yang buruk? Batinnya.
Chen Youran duduk dengan selimut yang menutupi setengah tubuhnya. Dia mengambil ponselnya di meja kecil yang berada di samping tempat tidur, mencari nomor telepon suaminya, dan meneleponnya.
Di sisi lain, mobil Ji Jinchuan tengah berhenti di pinggir jalan. Ji Jinchuan turun dari mobil dan berjalan ke toko serba ada yang buka 24 jam dengan lampu yang masih menyala. Sementara Fang Yaqing duduk di dalam mobil dan menunggunya. Ponsel Ji Jinchuan di laci dasbor tiba-tiba berdering. Dia menatap layar ponsel yang menyala itu. Kenapa ada orang yang meneleponnya selarut ini? Pikirnya.
Fang Yaqing sempat ragu-ragu, namun akhirnya dia mengambilnya. Layar ponsel itu menunjukkan nama seseorang, yakni 'Youyou'. Seperti yang dia duga, orang yang menelepon itu adalah Chen Youran. Nama itu terlihat seperti panggilan sayang, yang terasa seperti pisau yang menyayat hatinya dengan rasa sakit yang sangat tajam. Ketika dia melihat Ji Jinchuan keluar dari toko serba ada, dia mengendurkan jarinya dan dengan cepat mengembalikan ponsel tersebut. Dering ponsel itu juga sudah berubah menjadi senyap.
Ji Jinchuan masuk ke mobil dan menyerahkan botol air mineral padanya. Fang Yaqing memandangnya, mengambil botol tersebut, dan mengucapkan terima kasih. Kemudian dia membuka tutup botol, menyesap air di dalamnya, dan berkata dengan lembut, "Apa kamu tidak takut akan ada kesalahpahaman dari kakak ipar ketika kamu datang kepadaku?"
Ji Jinchuan melirik arlojinya, sekarang sudah lebih dari pukul dua pagi. Dia pun meraih untuk ponselnya untuk menghubungi Chen Youran. Fang Yaqing pun diam-diam menyesal dan merasa bahwa dia telah mengatakan sesuatu yang salah. Apa dia akan pergi begitu saja? Batinnya.
Ketika melihat tangan Ji Jinchuan yang akan menyentuh ponsel, Fang Yaqing tiba-tiba mengeluarkan suara kesakitan di sela udara dingin. Ji Jinchuan pun segera menatapnya dan bertanya, "Ada apa?"
"Kakiku sakit…" kata Fang Yaqing sambil menunjukkan ekspresi kesakitan.
Ji Jinchuan menarik kembali tangannya dan segera melaju pergi menuju ke hotel terdekat.
***
Chen Youran melihat ke layar ponselnya yang gelap. Dia terus merasa tidak nyaman dan haus. Dia pun turun ke lantai bawah untuk mengambil air. Dia berdiri di depan dispenser, mengambil segelas air, dan menyesapnya perlahan. Dia melihat ke arah jam dinding yang berasal dari Eropa itu, jarum jam telah menunjuk ke angka 2:30. Di ruang tamu yang tenang itu, suara jam yang berdetak pelan terdengar dengan jelas. Ke mana dia pergi di tengah malam? Apa yang sebenarnya dia lakukan? Batinnya sambil terus menyesap air di dalam gelas.
Setelah menghabiskan sebanyak setengah gelas air, Chen Youran mengisi gelas itu lagi. Kemudian dia naik ke kamar tidurnya dan melihat ponsel di atas meja, namun tidak ada telepon dari Ji Jinchuan. Apa yang dia lakukan? Dia bahkan tidak meneleponku kembali, gumamnya dalam hati.
***
Hotel…
Ji Jinchuan membuka pintu kamar hotel tersebut dan masuk lebih dulu, diikuti oleh Fang Yaqing di belakangnya. Ji Jinchuan kemudian berbalik dan memberinya obat yang dia minta di meja resepsionis tadi, "Jangan lupa untuk mengoleskan obatnya. Aku pergi dulu."
Fang Yaqing tidak meraih obat itu. Dia lalu berkata dengan jejak kesedihan dalam suaranya yang serak, "Apa kamu tidak bisa menemaniku sebentar?"
Gerakan Ji Jinchuan yang mengulurkan tangannya untuk memberikan obat terhenti. Matanya tampak gelap seperti kolam di malam hari. Dia menatap Fang Yaqing tanpa emosi apa pun. Fang Yaqing hanya bisa menundukkan kepalanya dan berkata, "Karena kamu pergi ke makam untuk menemukanku, kamu seharusnya ingat kalau hari ini adalah hari kematian orang tuaku."
Ji Jinchuan tidak merespons ucapannya. Ketika dia pergi ke kediaman utama Keluarga Ji pagi ini, dia melihat Fang Yaqing mengenakan pakaian hitam dan jepit rambut bunga aster di kepalanya. Saat itu, dia hanya merasa ada yang aneh. Ketika pengurus rumah meneleponnya, dia pun tiba-tiba ingat ada hal penting apa hari ini.
Fang Yaqing memandang Ji Jinchuan dan berkata, "Petugas yang menjaga pemakaman mengatakan kalau ada seseorang yang berziarah dan berdoa untuk orang tuaku setiap tahun di hari kematian mereka. Apa itu kamu?"
Mendengar pertanyaan itu, Ji Jinchuan terdiam sejenak sebelum perlahan mulutnya terbuka dan berkata, "Kamu berada di luar negeri, jadi sebagai kakak iparmu, aku harus melakukannya untuk menggantikanmu."
"Apa hanya karena itu?" tanya Fang Yaqing lagi.