Penghalang Antara 2 Orang (2)
Penghalang Antara 2 Orang (2)
Chen Youran masih berada pada posisi ketika Ji Jinchuan meninggalkan kamar. Dia menatap pintu yang tertutup, dengan mata kosong dan tanpa fokus. Dia tidak tahu sudah berapa lama dia duduk dalam posisi itu. Ketika dia sadar, tidak hanya air di gelas yang dipegangnya, tetapi juga air hangat untuk merendam kakinya sudah berubah menjadi dingin. Dia meletakkan gelas di atas meja, memakai sandal, lalu membawa baskom ke kamar mandi. Beberapa saat kemudian, dia keluar dari kamar mandi dan pergi tidur.
Chen Youran tidak tahu apa Ji Jinchuan sedang keluar atau berada di kamar tamu maupun kamar tidur lain. Dia pikir Fang Yaqing tidak akan menjadi penghalang di antara mereka, tapi ternyata ini adalah dugaan yang salah. Dia tidak tidur nyenyak malam itu. Dia sering terbangun karena mengalami mimpi aneh. Dia bahkan hampir tidak bisa membedakan antara ilusi dan kenyataan. Mungkin dia tidak tidur sampai subuh. Ketika alarm berbunyi, dia akhirnya bangkit dari tempat tidur dengan wajah yang lelah.
Setelah selesai mandi, Chen Youran turun ke lantai bahwa. Rupanya Ji Jinchuan sudah duduk di ruang makan dengan tenang. Dia lalu menghampiri Bibi Wu dan berkata, "Kemas saja sarapanku..."
Bibi Wu mengira Chen Youran sedang terburu-buru, jadi dia tidak banyak bertanya. Dia segera melakukan apa yang nyonya mudanya itu katakan dan dengan cepat mengemasi sarapannya. Dia kemudian menatap Ji Jinchuan. Pria itu menunduk ke bawah dan membaca koran di tangannya dengan tenang. Dia hanya bisa melihat garis besar wajah tampannya dari samping. Dia mengumpulkan pandangan matanya dan berjalan menghampiri Ji Jinchuan dengan membawa sarapan yang sudah dikemas. Dia memasuki ruang makan dan bertanya, "Tuan Muda, apa Anda ingin sarapan sekarang?"
"Emm..." Ji Jinchuan bergumam dengan samar.
Bibi Wu kembali pergi ke dapur, mengeluarkan sarapan, meletakkannya di atas meja, kemudian melangkah ke samping untuk berdiri dalam diam. Ji Jinchuan pun menutup korannya dan mulai sarapan. Bibi Wu menatapnya dalam diam dan tiba-tiba menyadari bahwa ketika Ji Jinchuan baru saja turun dari lantai atas, dia segera ingin menghidangkan sarapan untuknya, tetapi pria itu bilang tunggu sebentar. Ternyata, tuannya itu sedang menunggu nyonya muda untuk sarapan bersama.
Melihat wajah Ji Jinchuan yang tampak lelah, Bibi Wu bertanya, "Tuan Muda, apa Anda tidak istirahat tadi malam?"
Ji Jinchuan meletakkan roti panggangnya dan minum seteguk susu. Dia hanya mengiakan pertanyaan Bibi Wu dengan hangat dan nada acuh tak acuhnya, yang menunjukkan bahwa dia sedang dalam suasana hati yang buruk saat ini.
***
Di kantor Majalah Hongze…
Chen Youran pergi untuk mengambil segelas air dan duduk untuk menyantap sarapannya. Dia datang lebih awal, jadi belum ada satu orang pun di kantor. Sekitar dua menit kemudian, Sun Xiaoxiao datang dan melihat Chen Youran sedang sarapan. Dia melangkah maju dan meletakkan yogurt di meja Chen Youran. Namun, Chen Youran menatapnya dan berkata, "Aku tidak minum itu…"
"Aku benar-benar ingin berteman denganmu," kata Sun Xiaoxiao.
Chen Youran mengambil gelasnya dan meminum air di dalamnya. Lalu, dia berkata, "Tidak perlu, cukup jadilah rekan kerja saja."
Sun Xiaoxiao memandang Chen Youran sejenak, kemudian mengambil lagi yogurt tersebut dan kembali ke kursinya.
Di sisi lain, Ji Jinchuan tiba di perusahaan setelah sarapan. Dia naik lift dari tempat parkir menuju ke lobi di lantai pertama. Ketika pintu lift terbuka, ada Ji Shaoheng berdiri di luar sana.
"Selamat pagi, Kak…" Wajah Ji Shaoheng menunjukkan senyum jahat. Rahang Ji Jinchuan tampak tidak setegas biasanya. Ji Shaoheng memasuki lift, menekan tombol lantai yang dituju, dan lift itu naik perlahan.
"Melihat kakakku seperti ini, sepertinya kamu sedang tidak bersemangat. Apa kamu tidak beristirahat tadi malam?" tanya Ji Shaoheng. Ada sedikit kekhawatiran dalam nada suaranya, tetapi hanya dia yang tahu apa itu sungguhan atau hanya kepura-puraan.
"Putra kecilku terlalu berisik tadi malam." Ji Jinchuan berkata dengan wajah hangat dan santai. Dalam satu kalimat, dia berhasil menjelaskan alasan dirinya kurang bersemangat pagi ini dan menghindari penyelidikan dari adiknya.
Ji Shaoheng menyipitkan mata dan berkata, "Oh, benarkah? Kupikir itu karena kejadian kemarin dan kakak ipar marah padamu."
Ji Jinchuan memasukkan tangannya ke saku celananya dan berkata dengan nada yang jelas dan santai, "Itu hanya sebuah lukisan. Apa artinya lukisan itu? Youyou tidak akan bersikap berlebihan begitu."
"Toleransi kakak ipar cukup besar untukmu," kata Ji Shaoheng dengan penuh arti.
Ji Jinchuan tetap diam, tidak membalas apa pun. Suasana kaku seketika menyelimuti ruang sempit itu. Pintu lift lalu terbuka dengan diikuti suara dentingan, Ji Shaoheng pun keluar lebih dulu. Dan suasana kaku di dalam lift perlahan menghilang.