Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Apa Kamu yang Melakukannya?



Apa Kamu yang Melakukannya?

1Pintu bilik 2228 di Sands Bay Club tiba-tiba ditendang. Suara berisik di dalam bilik itu pun seketika berhenti dan berubah menjadi hening. Semua orang yang ada di dalam juga seketika melihat ke arah pintu.     

Xue Ling menatap sekeliling bilik yang penuh dengan asap rokok itu. Matanya tertuju pada He Jiashan, yang memeluk wanita di kiri dan kanannya. Dia berjalan ke arahnya dengan langkah marah dengan sepatu hak tingginya. Sebelum mendekat, dia lebih dulu melemparkan tas di tangannya. He Jiashan pun mengangkat tangannya untuk menampiknya. Tas merek Chanel yang berharga itu seketika jatuh ke lantai.     

"He Jiashan!!!" Xue Ling menunjuk ke arahnya dengan marah. Dia benar-benar hancur sekarang. Sebelumnya, dia berada di tempat yang bermartabat. Bagaimana mungkin dia bisa menerima kehancuran yang membuatnya berada di tempat rendah seperti saat ini.     

He Jiashan mendorong kedua wanita yang berada di pelukannya. Dia menatap wajah Xue Ling yang tampak sangat marah. Kemudian, dia berkata dengan nada mencibir, "Oh, bukannya ini Nona Xue?"     

Salah satu orang yang berada di dalam bilik berkata, "Tuan Muda He, apa wanita ini yang hampir menjadi tunanganmu? Kenapa dia datang ke sini? Apa karena tidak ada lagi pria yang menginginkannya sekarang, jadi dia terus menghantuimu?"     

Setelah perkataan itu jatuh, semua orang yang ada di dalam bilik tertawa terbahak-bahak.     

Dada Xue Ling naik turun dengan cepat karena terengah-engah. Dia mengambil sebotol anggur di atas meja dan menjatuhkannya ke kaki pria yang baru saja berbicara. Pecahan kaca pun terlempar ke mana-mana, sehingga wanita yang duduk di sebelah pria itu berteriak.     

Xue Ling mengambil lagi botol dan menghancurkannya di meja. Saat ini, dia memegang setengah dari kepala botol yang tersisa di tangannya. Dia menginjak puing-puing pecahan botol di lantai dan mendorong pria itu sambil menodongkan kepala botol yang masih tersisa di tangannya. Wajahnya tampak garang dan kejam.     

"Siapa yang baru saja kamu maksud dengan sudah tidak ada lagi pria yang menginginkannya?" tutur Xue Ling. Dia mengenakan sepatu hak tinggi dengan bahan kedap air yang berkualitas baik. Jadi, ketika dia berjalan di atas pecahan kaca, tidak ada apa-apa yang terjadi dengan kakinya. Hanya terdengar suara kecil yang berasal dari keretakan puing-puing kaca itu.     

Pria itu melihat senjata tajam ada di tangan Xue Ling. Kemudian, dia berkata sambil tersenyum, "Aku hanya bercanda…"     

Xue Ling mengubah posisi tangannya. Setengah dari kepala botol yang masih berada di tangannya juga berpindah posisi dengan tajam. Dia menodongkan itu kepada orang lain dan berkata, "Apa kamu baru saja tertawa? Atau kamu? Kamu juga?"     

Semua orang melihat bahwa suasana hati Xue Ling sedang benar-benar buruk. Mereka semua menahan napas dan tidak berani mengatakan apa pun. Mereka takut kata-kata yang salah akan membuatnya kehilangan kendali. Wanita yang menemani para pria untuk minum anggur juga menjadi pucat. Ada juga beberapa dari mereka yang bersembunyi di pelukan pria di sampingnya.     

"Keluar dari sini!" Xue Ling berteriak pada kerumunan itu.     

Para wanita penghibur itu satu per satu keluar dari dalam bilik. Sementara itu, para pria yang merupakan teman He Jiashan melihat ke arahnya. Saat Xue Ling melihat mereka hanya duduk diam dan tak kunjung pergi, dia kembali meraung dengan ekspresi yang lebih garang dari sebelumnya, "Kalau kalian tidak ingin mati, pergilah!"     

Para pria juga tidak bisa mempertahankan kesetiaan mereka pada teman baiknya. Pada akhirnya, mereka semua bergegas keluar dari bilik. Begitu He Jiashan berdiri, Xue Ling menodongkan setengah kepala botol yang ada di tangannya ke arahnya.      

"Duduklah!"     

He Jiashan diam-diam mengutuk wanita gila itu di dalam hatinya. Dia kembali duduk di sofa, mengangkat kedua tangannya, menatapnya dengan hati-hati dan berkata, "Jangan main-main denganku…"     

"Apa kamu yang melakukan hal pada hari pesta pertunangan kita?" tanya Xue Ling sambil mengeluarkan foto-foto dari dalam tasnya dan melemparkannya pada He Jiashan.     

He Jiashan mengambil foto-foto yang mendarat di kakinya tersebut. Foto itu menunjukkan adegan ketika dia memberikan tas kulit sapi kepada seorang pria muda. Kedua matanya pun membelalak. Sial, ada yang tahu tentang rahasia ini dan diam-diam memfotoku, batinnya.     

Xue Ling kembali mengulangi pertanyaannya, "Apa kamu yang melakukannya?!"     

Meskipun He Jiashan bersikap sinis, tetapi begitu segala sesuatunya sudah terungkap, dia adalah pria yang berani mengakui apa yang memang dia lakukan. Dia pun menjawab, "Ya…"     

Mendengar hal itu, mata Xue Ling menjadi merah. He Jiashan mencoba meraih tangan kanannya dengan ketakutan.     

Saat ini, Xue Ling benar-benar sudah gila. Dia merasa sangat marah. Dia memegang erat setengah kepala botol di tangannya dengan tatapan mata yang sangat tajam. Dia lalu berteriak, "He Jiashan, kamu sudah membuatku kehilangan wajah di Kota A. Aku akan membunuhmu!"     

Kekuatan wanita gila ini sangat besar, batin He Jiashan.      

Melihat botol tajam di tangan Xue Ling yang semakin dekat dan lebih dekat dengannya, He Jiashan tidak lagi peduli dengan belas kasihan. Dia langsung menendang perut Xue Ling dengan keras.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.