Pesta Pertunangan yang Hancur (5)
Pesta Pertunangan yang Hancur (5)
Ji Jinchuan mengambil mobilnya dengan cukup cepat. Chen Youran pun menuruni tangga saat melihat mobil suaminya, berjalan ke kursi penumpang depan, membuka pintu, dan duduk di dalamnya. Meski sudah memakai jas Ji Jinchuan, tapi bagaimanapun juga, kaki bagian luarnya terbuka, jadi meskipun dia hanya menunggu sebentar, tetap saja giginya bergetar karena kedinginan.
Kemudian, Ji Jinchuan membungkuk untuk mengencangkan sabuk pengaman di kursi Chen Youran. Dia lalu mencium pipinya yang terasa dingin dan bertanya, "Dingin ya?"
"Sedikit saja…" jawab Chen Youran. Penghangat di dalam mobil menyala, jadi begitu masuk, dia merasakan sedikit hangat.
Ji Jinchuan pun mengemudikan mobil tersebut dan melaju pergi. Setelah menempuh jarak sedikit jauh, dia melihat sosok pria yang berdiri di luar ruang perjamuan melalui kaca spionnya. Pria itu tampak berdiri kaku seperti batu berukir. Matanya pun berangsur-angsur menjadi gelap.
Mobil Maybach itu akhirnya hitam menghilang dari pandangannya. Namun, Gu Jinchen masih mempertahankan postur yang sama untuk waktu yang lama, sampai seluruh tubuhnya seperti patung beku, mati rasa seluruhnya. Pria di dalam mobil itu dengan erat mengikat sabuk pengaman mantan kekasihnya dan bahkan mencium pipinya, yang dulunya merupakan hak eksklusifnya. Sekarang, orang lain telah menggantikan posisinya. Tidak peduli di mana letak wanita itu berada di dalam hatinya, tetapi dia telah menjadi orang asing di dunia wanita itu.
***
Di ruang perjamuan…
Semua tamu undangan telah pergi, hanya tersisa sekelompok reporter yang masih menetap di sana. Xue Jie memanggil penjaga keamanan untuk membujuk para reporter keluar dari lokasi acara. Pesta pertunangan tersebut telah berubah menjadi kekacauan.
Setelah semua orang pergi, ruang perjamuan menjadi sunyi. Masih terdapat beberapa foto berserakan di lantai. Tampaknya, foto itu sengaja ditinggalkan oleh orang lain, dengan jejak kaki yang berantakan tercetak di atasnya. Entah yang meninggalkannya reporter atau tamu, tapi itu bukanlah hal yang penting saat ini.
Rambut Xue Ling tampak berantakan, sementara wajahnya sangat kusam. Darah di dahinya sudah mengering. Dia terlihat sangat kacau saat ini.
"Xue Ling…" Zheng Huai berjongkok di depannya. Melihat wanita itu pucat dan tidak bisa berkata-kata, dia mencoba memanggil namanya karena bingung harus berbuat apa lagi. Dia berharap wanita itu bisa memberikan sedikit reaksi terhadap dirinya.
Sementara itu, wajah Xue Jie tampak hitam dan biru. Dia memelototi Xue Ling dengan amarah membara di matanya. Dia bahkan menampar wajah putrinya itu. Kemudian, dia berbicara dengan nada suara yang dipenuhi dengan kemarahan, "Siapa pria yang ada di dalam foto itu?"
Tidak hanya gagal menikah dengan Keluarga He, tetapi Xue Ling juga membuat masalah besar. Xue Ling membuat Keluarga Xue menjadi bahan tertawaan seluruh Kota A. Bagaimana aku bisa membesarkan putri bajingan seperti ini! teriak Xue Jie dalam hati.
Plak!
Suara tamparan terdengar jelas dan nyaring. Xue Jie merasa sangat marah. Tamparan itu sangat keras, hingga wajah Xue Ling berpindah menghadap ke satu sisi dengan cepat. Tercetak bentuk lima jari di wajahnya, yang dengan cepat menjadi merah dan bengkak.
Meskipun Jian Rui mencintai Xue Ling, tetapi dia tidak menyangka putrinya itu akan melakukan hal yang memalukan seperti ini. Bahkan jika Xue Ling ingin membujuk Xue Jie untuk tidak melakukan pernikahan dengan Keluarga He, dia tidak seharusnya melakukan hal memalukan semacam itu.
Xue Ling menutupi wajah bagian kirinya yang ditampar. Riasannya kini sudah luntur dan wajahnya mati rasa setelah mendapat tamparan itu. Dia merasa sangat putus asa. Setelah beberapa saat, dia membenamkan wajahnya di tangannya dan mulai menangis. Para reporter yang datang hari ini semuanya berasal dari surat kabar dan majalah besar. Berita utama besok pasti akan melaporkan peristiwa hari ini. Setelah hari ini, dia akan menjadi lelucon seluruh Kota A dan hidupnya akan hancur.
Zheng Huai mendengar tangisan putus asa Xue Ling dan merasakan pedih di hatinya. Dia memandang Xue Jie dengan wajah marah, lalu berkata dengan berani, "Presiden Xue, pria di dalam foto itu adalah aku. Kalau Anda ingin menyalahkan, salahkan aku saja. Dia…"
Zheng Huai sempat berhenti sejenak, lalu melanjutkan, "Dia dipaksa olehku…"
Foto itu menunjukkan malam ketika mereka sedang mabuk. Sebenanrya, Xue Ling menggodanya lebih dulu malam itu. Namun, melihat wanita itu seperti ini, Zheng Huai tidak tahu harus berbuat apa. Dia takut Xue Jie akan memukul Xue Ling lagi, jadi dia harus bertanggung jawab atas untuk wanita yang dicintainya itu.