Kamu Memiliki Nama Margaku
Kamu Memiliki Nama Margaku
"Sayang, aku tidak bisa menandatangani dokumen kalau seperti ini. Turun dulu, ya?" Ji Jinchuan terus membujuknya dengan suara lembut. Dia bahkan membuat nada dalam suaranya yang terdengar sangat mempesona.
Mata karyawan wanita itu terbelalak karena kaget. Ketika dia memasuki perusahaan Grup Zhongsheng, dia selalu berada di Departemen Sekretariat yang kantornya terhubung langsung dengan kantor presiden. Selama itu, dia belum pernah melihat Presiden Ji berbicara dengan seorang wanita selembut itu. Jangankan dia, seluruh karyawan Departemen Sekretariat bahkan belum pernah melihat perlakuan Presiden Ji yang seperti itu. Dia menyimpulkan bahwa hubungan antara Presiden Ji dan wanita itu bukanlah hubungan biasa.
Setelah itu, Chen Youran turun dari meja dan berpindah ke samping untuk memberi ruang bagi Ji Jinchuan. Namun, dia tetap membelakangi karyawan wanita itu karena tidak berani berbalik.
Ji Jinchuan meletakkan dokumen itu di atas meja. Kemudian, dia membungkuk dan menandatanganinya, serta membubuhkan namanya di halaman terakhir. Setelah itu, dia menegakkan kembali tubuhnya, menutup pulpen dan menyerahkan dokumen itu kepada karyawan wanita.
Si sekretaris wanita itu terlalu terkejut untuk merespons dan mengambil dokumen itu. Melihat hal itu, Ji Jinchuan sedikit mengerutkan alisnya. Beberapa detik kemudian, wanita itu bereaksi, dia dengan cepat mengambil dokumen dan bergegas keluar dari kantor.
Saat pintu kantor ditutup, Chen Youran akhirnya bersandar di tepi meja. Suasana barusan menurutnya sangat berbahaya. Ji Jinchuan melirik Chen Youran sejenak, kemudian dia membawa cangkir dan berjalan menuju ke dispenser air. Dia mengambil segelas air, lalu kembali ke meja dan menyerahkannya pada wanita yang tampak terengah-engah.
Chen Youran mengambilnya dan hendak meminumnya. Saat mengambilnya, dia melihat pola cangkirnya dan bertanya, "Ini cangkir airmu?"
Ji Jinchuan menganggukkan kepalanya. Melihat ekspresi ragu-ragu Chen Youran, dia berkata, "Kalau itu punyaku, apa kamu tidak mau menggunakannya?"
Bibir Chen Youran sedikit terangkat, lalu dia berkata, "Kalau aku sih tidak peduli. Hanya saja, aku takut kamu yang tidak suka."
Ji Jinchuan mengangkat alisnya dan bertanya, "Kapan aku tidak menyukainya?"
"Aku dulu pernah salah menggunakan cangkirmu. Tapi, kamu malah membuatku malu di depan umum," ucap Chen Youran sambil tersenyum.
Tiba-tiba, muncul di benak Ji Jinchuan bahwa memang ada kejadian seperti itu. Dia pun berkata, "Mana bisa kejadian masa lalu dibandingkan dengan masa sekarang."
"Kenapa tidak bisa dibandingkan? Memang apa bedanya?" Chen Youran menatapnya dengan heran.
Ji Jinchuan meletakkan cangkirnya dan berkata, "Pada saat itu, kamu adalah Nona Kedua Keluarga Chen. Tapi sekarang, kamu memiliki nama margaku."
Chen Youran pun melontarkan candaan karena merasa Ji Jinchuan memicunya untuk berdebat, "Satu-satunya hal yang membedakan antara sebelum dan sesudah menikahimu adalah ada tambahan akta nikah secara resmi. Tapi, baik sebelum atau sesudah aku menikahimu, aku tetaplah aku."
"Sepertinya, maksud dan tujuanku tidak tersampaikan dengan baik, sampai-sampai membuatmu tidak menyadari apa perbedaan di antara keduanya. Jadi…" Ji Jichuan membungkuk dan menggigit ringan cuping telinga Chen Youran. Suara menggodanya terdengar di telinga wanita itu, "Mau dilanjutkan?"
Chen Youran sebenarnya tidak tergoda oleh suara Ji Jinchuan. Namun, ada perbedaan yang cukup jauh antara kekuatan pria dan wanita. Sekali lagi, Ji Jinchuan memeluknya erat dan mulai menciumnya.
Di akhir ciuman, saat Ji Jinchuan melepaskannya, Chen Youran segera mendorong tubuhnya menjauh karena takut pria itu akan kembali bermain-main dengannya lagi. Tubuh Ji Jinchuan terpental dan menyebabkan ada jarak di antara keduanya. Dia kemudian mengacungkan telunjuknya yang ramping dan sedikit gemetar ke arah suaminya itu, dengan wajah yang tampak merah dan menawan, dia berkata, "Kalau kamu sudah tidak memiliki pekerjaan yang harus dilakukan lagi, lebih baik kita pulang."
Ji Jinchuan melihat mata Chen Youran tampak seperti monster. Dia tercengang sejenak, kemudian tertawa terbahak-bahak. Karena ciuman yang barusan saja dilakukan, bibir Chen Youran tampak kemerahan, seperti lapisan tipis lipstik saat ini.
"Duduklah dengan tenang sebentar," ujar Ji Jinchuan. Kemudian, dia meneguk air di cangkirnya, kembali duduk dan mulai melihat-lihat dokumen. pekerjaannya.
Sementara itu, Chen Youran duduk di sofa di sebelahnya. Dia menekuk siku di sandaran tangan sofa, meletakkan dagunya di telapak tangannya, dan memperhatikan pria yang bekerja keras itu. Kepala pria itu sedikit menunduk. Dahi dan hidungnya tampak tegas, bibirnya tipis dan kemerahan, sementara dagunya juga tegas dan menawan. Terpancar pula temperamen yang tenang dan pendiam dari dalam dirinya.