Serahkan Padaku
Serahkan Padaku
Feng Jiu menoleh ke arah Ye Jing. Dia melihat Ye Jing menatap pria jangkung dan kurus yang sedang berjalan menjauh dari mereka. Tatapan Feng Jiu juga tertuju pada pria itu.
"Tidak apa-apa. Ayo kita pergi!" Ye Jing menahan amarahnya dan mengalihkan pandangan.
Feng Jiu mengangkat alisnya. Dia tidak memperhatikan dan tidak tahu apa yang sedang terjadi. Namun, jika Ye Jing tidak mengatakan apa-apa, maka itu bukan masalah besar. Feng Jiu tidak bertanya lagi.
Ketika mereka kembali setelah makan dan berencana untuk mengunjungi toko obat herbal, mereka bertemu dengan pria paruh baya yang tinggi dan kurus itu lagi di jalan.
Di sebuah kios di jalan utama, ada seorang wanita gemuk berusia awal tiga puluhan yang menggunakan pakaian mewah. Dia menunjuk ke seorang penjual sambil menyilangkan kedua tangan dan memarahinya. Dia dikelilingi oleh banyak penonton, sedangkan pria paruh baya yang tinggi dan kurus itu berdiri di samping beberapa wanita. Dia mengangkat tangannya untuk menggosok dada mereka seolah-olah dia tidak sengaja.
Ketika Feng Jiu melihatnya, pandangan matanya menjadi tajam. Dia mengingat kejadian di gang sebelumnya. Pria paruh baya itu pasti menggunakan trik yang sama untuk melecehkan Ye Jing. Ternyata benar, ketika dia melirik Ye Jing, dia melihat raut wajahnya yang suram.
"Orang-orang seperti ini harus diberi pelajaran. Aku tidak tahu kejadian sebelumnya. Jika aku tahu, maka aku tidak akan membiarkannya keluar dari gang." Feng Jiu berbicara sambil memandang pria paruh baya yang tinggi dan kurus itu.
"Aku berhasil menghindarinya, tapi aku masih merasa geram."
Penampilan Ye Jing luar biasa. Karena latar belakang keluarga dan kultivasinya yang baik, orang-orang biasanya tidak berani memanfaatkan Ye Jing. Dia juga belum pernah bertemu lelaki tua yang tidak sopan seperti itu.
Ye Jing berasumsi bahwa karena pria itu sudah tua, maka dia tidak mungkin melakukan hal yang tak tahu malu seperti itu. Sayangnya, meskipun Ye Jing belum pernah mengalami hal yang sama sebelumnya, namun itu bukan berarti bahwa tidak ada orang seperti itu.
"Serahkan saja semuanya padaku."
Feng Jiu tersenyum pada Ye Jing dan berjalan menuju kerumunan. Dia berdesakan di antara kerumunan untuk mendekati pria paruh baya yang tinggi dan kurus. Dia melihat bahwa pria itu berpura-pura membungkuk ke depan untuk menyaksikan keramaian. Tapi dia diam-diam menggosokkan tangannya pada wanita di sebelahnya. Feng Jiu menyeringai dan mengulurkan tangannya untuk mencubit pantat wanita gemuk di depan. Kemudian, dia diam-doam berjalan mundur.
Wanita gemuk yang masih memaki tiba-tiba menjadi tegang. Wajahnya yang penuh amarah terlihat semakin ganas. Ketika dia berbalik badan, dia melihat pria tinggi dan kurus di belakangnya menatap seorang wanita yang ada di samping. Pria itu mengangkat sikunya seolah-olah ingin menubruk dada wanita itu.
Setelah wanita itu melihatnya, dia melotot dengan marah. Bibirnya yang merah terbuka. Dia mengamuk seperti binatang buas yang sedang menemukan mangsa.
"Dasar b*jingan, b*jingan sialan! Beraninya kamu melecehkan wanita tua ini. Kamu pasti bosan hidup!"
Wanita itu memegang kerah sang pria dengan satu tangan dan menariknya ke depan sambil mengamuk lantang. Air liurnya bahkanmenyembur ke mana-mana. "Memangnya ada yang berani menyentuh tangan gemuk wanita tua ini? Lihatlah dirimu yang seperti b*jingan. Beraninya kamu bermain-main dengan wanita?! Perhatikan wanita tua ini akan memberimu pelajaran!"
Ketika wanita itu mengamuk, dia memegang pria jangkung dan kurus dan mengangkatnya ke udara. Pria jangkung dan kurus itu hampir jatuh ke tanah. Dia langsung terkejut. Raut wajahnya berubah. "Jangan, jangan... jangan bertindak gegabah. Jangan bertindak gegabah... ahhh!"
Sebelum pria itu selesai berbicara dengan suara gemetar, dia tiba-tiba berteriak dengan suara yang nyaring. Dia dilemparkan ke tanah tanpa ampun oleh wanita gemuk itu. Tangan wanita gemuk itu bahkan juga menghantam perutnya...