Dokter Hantu yang Mempesona

0Mo Chen memandang pemuda itu. Sepertinya, dia baru ingat dengan lengan bajunya yang kotor. Seruling bambu berwarna hijau giok yang dihias dengan rumbai muncul di hadapannya. Ketika dia hendak menginjak seruling bambu dan memanggil pemuda itu, dia sadar bahwa pemuda itu sedang menatap seruling yang ada di kakinya. Pemuda itu bahkan mengulurkan tangannya untuk menyentuh hiasan rumbai pada seruling.     

"Seruling ini indah sekali. Apakah ini terbuat dari bambu? Dimana seruling ini dibuat? Warna hijaunya sangat menarik!"     

Ketika mata Feng Jiu mengarah pada seruling itu, tatapannya tidak bisa berpaling. Seruling itu membesar dan mengeluarkan aura spiritual. Meskipun pria berjubah putih itu sedang menginjak seruling, namun hal itu sama sekali tidak merusak keindahannya. Seruling itu justru hidup dan berayun dengan lembut sehingga semakin enak dilihat.     

Mo Chen hendak memanggil pemuda itu. Ketika dia melihat seruling mulai berayun, pemuda itu melompat dan meletakkan tangannya pada bahunya.     

"Berangkat."     

Mo Chen mengerutkan kening. Dia tidak suka disentuh oleh siapa pun. Namun pemuda itu terus menyentuhnya. Meskipun dia tidak merasa jijik, tapi dia tidak menyukainya. Apalagi karena pemuda itu telah merusak jubahnya.     

"Aku tidak bisa melepaskan peganganku. Bagaimana jika aku jatuh setelah aku melepaskannya? Aku tidak bisa terbang." Feng Jiu memandang seruling itu. Menurutnya, akan sangat menyenangkan jika dia memiliki sesuatu seperti ini dan menggantungnya di pinggang.     

Mo Chen mengangkat alisnya dan berkata. "Peganglah ujung lengan bajuku." Setelah dia mengatakannya, dia melihat pemuda itu menggenggam ujung lengan bajunya dengan erat. Kemudian, dia menatap seruling yang ada di atas tanah.     

Mo Chen tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia menggunakan energi spiritualnya dan menghampiri seruling itu. Mereka akhirnya terbang menuju pusat Pegunungan Myriad Beasts...     

Ini adalah pertama kalinya Feng Jiu menginjak artefak ajaib dan terbang di langit. Angin dingin menerpa wajahnya. Rasanya berbeda dengan menggunakan kapal terbang yang memiliki perisai pelindung. Dia juga khawatir akan tergelincir dari artefak terbang, tapi rasanya akan sangat menyenangkan.     

"Apa yang sedang kamu cari di sini?"     

Feng Jiu sedang melamun ketika pria berjubah putih bertanya kepadanya. Dia pun menjawabnya. "Mengumpulkan kristal api dari binatang api bertanduk satu dan mendapatkan poin kontribusi." Kemudian, dia bertanya dengan penasaran. "Kenapa kamu membutuhkan obat-obatan itu? Apakah kamu siswa dari Divisi Farmasi? Atau Divisi Spirit?"     

Feng Jiu sangat penasaran.      

Orang di depannya tidak mengatakan apa-apa seolah-olah dia tidak mendengar pertanyaan Feng Jiu. Pandangannya pun mengarah ke depan. Sampai akhirnya, mereka tiba di tengah-tengah Pegunungan Myriad Beast. Dia pun mendaratkan mereka ke atas tanah.     

Feng Jiu melompat ke tanah. Dia menyaksikan pria berjubah putih mengambil seruling dan meletakkannya di pinggangnya. Apakah dia akan menyimpannya di dalam ruang dimensi?     

Ketika Feng Jiu masih sibuk berpikir, dia melihat pria itu mengangkat tangannya dan membuat lingkaran formasi. Mata Feng Jiu langsung menyipit.     

Pria itu bukan siswa akademi!     

Siswa terbaik di Akademi Nebula bahkan tidak bisa membuat formasi dengan mudah.     

"Formasi sihir ini bisa melindungimu. Jika kamu menghadapi bahaya, maka kamu bisa masuk ke dalamnya. Binatang buas di hutan tidak bisa memasukinya." Setelah mengatakannya, pria itu menjentakkan jari kakinya dan menghilang dari hadapan Feng Jiu.     

"Hei!..." Feng Jiu berteriak, namun dia melihat bahwa pria itu sudah menghilang.      

"Dia adalah seorang guru? Ternyata ada guru muda seperti itu di akademi." Feng Jiu mengerang dan berhenti memikirkannya. Dia keluar dari formasi untuk mempersiapkan rencana jebakannya.     

Namun, ketika Feng Jiu keluar dari formasi sihir, sepasang mata haus darah menatapnya dengan tajam di balik daun-daun pepohonan. Setelah dia berdiri di jarak sepuluh meter dari formasi sihir, beberapa bayangan gelap segera melompat ke arahnya...