Dokter Hantu yang Mempesona

Kamu Membuatku Melakukannya!



Kamu Membuatku Melakukannya!

2Boom!     

Seekor beruang hitam besar melompat ke tanah dan berjaga di depan gua. Dia memamerkan gigi-giginya yang tajam dan menatap siswa-siswa yang segera mundur. Dia memancarkan aura binatang peringkat suci yang disertai dengan raungan. Saat itu, wajah para siswa mulai pucat dan mundur karena ketakutan.     

"Ya ampun! Bagaimana mungkin ada beruang hitam peringkat suci di sini!"     

Siswa-siswa dari Divisi Mistik yang mengepung gua tampak pucat dan ketakutan. Mereka tidak berani maju selangkah pun. Mereka tidak mampu berurusan dengan binatang peringkat suci. Tapi, bagaimana mungkin binatang buas yang seharusnya ada di kedalaman Pegunungan Myriad Beast muncul di sini?     

"Roaarrr!"     

Beruang hitam besar meraung dengan marah, namun dia tidak maju. Feng Jiu telah memberikan perintah padanya agar dia tidak menyakiti orang-orang di akademi. Oleh karena itu, dia hanya mengaum untuk mengintimidasi dan menakuti mereka.     

Tak jauh dari sana, Pak Tua Putih datang dengan santai. Kuda itu mendongak dan melirik siswa-siswa yang ada di sekitarnya. Kemudian, ia mendengus. Ketika ia tidak melihat wanita cantik di kerumunan, ia mengibaskan ekornya dengan jijik dan mencari tempat untuk berbaring.     

"Ya ampun! Kuda seperti apa itu? Bagaimana mungkin ada kuda seperti itu di akademi?"     

"Lihat! Masih ada hewan peliharaan kecil di pintu masuk gua!"     

Seorang siswa berteriak. Dia juga menunjuk binatang berkaki pendek yang keluar dari gua dan berbaring di pintu masuk. Binatang Pemakan Awan Kecil terlihat sangat lemah sehingga tidak ada yang tahu bahwa dia adalah Binatang Sakral.     

"Apakah ini benar-benar tempat tinggal pemuda dari Divisi Alkimia? Apakah tempat ini bukan kandang hewan peliharaan?"     

Saat itu, Feng Jiu keluar sambil mengenakan jubah biru dan bulu mengkilap berwarna pelangi di pinggangnya. Dia melirik seratus orang yang datang dan tersenyum.      

"Apa yang sedang kalian lakukan?"     

"Hei bocah, berani-beraninya kamu tertawa!" Salah satu dari mereka melihat Feng Jiu keluar dan langsung menatapnya. "Kamu berani datang Divisi Mistik dan memamerkan kekuatanmu. Hari ini, kami tidak akan membiarkanmu lolos!"     

"Benar! Hei bocah, keluarlah! Kami akan menantangmu!"     

"Benar! Kami akan menunjukkan bahwa kekuatan kami memang layak untuk diperhitungkan!"     

Feng Jiu tersenyum lembut. Dia bersandar di gua sambil melipat kedua tangan di dadanya. "Lupakan saja! Kalian memang lemah. Bukankah terlalu memalukan bagiku untuk bertarung dengan kalian? Cepatlah kembali! Jika si Kecil Hitam kehilangan kesabaran, aku juga tidak bisa menahannya."     

"Roaarrr!"     

Beruang hitam itu meraung pelan seolah-olah dia ingin membenarkan ucapan Feng Jiu     

Para siswa dari Divisi Mistik yang hendak maju langsung mundur. Ada yang marah, ada yang malas dan sisanya hanya menatap pemuda berjubah biru.     

"Lakukan saja apa yang kalian inginkan! Aku tidak percaya jika kita tidak bisa mengalahkan bocah ini!" Seorang siswa berteriak. Dia memimpin siswa-siswa lainnya untuk maju.     

Ketika siswa lain melihatnya, mereka juga maju sambil mengepalkan tangan. Beberapa dari mereka mengepung beruang hitam besar sedangkan beberapa orang lainnya menghancurkan penghalang gua.     

Ketika Feng Jiu melihat kekacauan di luar, dia merasa sangat terkejut dan buru-buru berteriak, "Apakah kalian mau mati? Si Kecil Hitam adalah binatang suci. Ia bisa memasukkan kalian ke dalam panci untuk dimakan."     

"Huh! Kami akan menghajarmu! Kami tidak peduli makhluk suci apa itu! Akan memalukan jika kami datang ke sini tanpa hasil!"     

"Benar! Kami akan menghajarmu!"     

Feng Jiu menatap mereka dengan tajam. "Dasar pengganggu!" Ratusan pria mengepung satu orang? Orang-orang ini sudah kelewatan. Apakah mereka menganggapnya mudah diganggu?     

"Baiklah! Kalian yang membuatku melakukannya. Kalau begitu, jangan salahkan aku."     

Feng Jiu terengah-engah karena merasa sangat marah. Saat itu juga, dia menyingsingkan lengan bajunya dan hendak memukul. Namun, teriakan penuh amarah tiba-tiba terdengar dari arah langit.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.