Dokter Hantu yang Mempesona

Kemarahan di Puncak Gunung Divisi Farmasi



Kemarahan di Puncak Gunung Divisi Farmasi

3Feng Jiu tersenyum. "Oke. Aku akan mengingatnya."     

Dia mengangkat mangkuk dengan kedua tangannya dan menatap Xiao Yihan dalam-dalam. "Kakak Xiao, aku menghormatimu."     

Aku menghormatimu karena kamu datang untuk mengundangku minum, meskipun semua orang sedang menjauhiku.     

Aku menghormatimu karena kamu berani membelaku, meskipun kita hanya kenalan biasa.     

Kejadian ini akan selalu diingat oleh Feng Jiu.     

"Hahaha, ayolah! Mari kita lakukan!"     

Xiao Yihan tertawa dengan keras. Dia mengangkat mangkuk dan mulai minum. Dua orang sedang minum, makan daging dan mengobrol di bawah pohon. Sedangkan tiga binatang buas berbaring di rumput dan menelan air liur mereka sampai kering...     

Di sisi lain, Kepala Akademi sedang minum teh bersama Wakil Kepala Akademi dan Mo Chen. Kepala Akademi dan Wakil Kepala Akademi membicarakan peristiwa baru-baru ini di akademi, sedangkan Mo Chen hanya mendengarkannya dengan tenang.     

"Huh! Ini benar-benar tidak terduga, kekuatan dan kemajuan Feng Jiu sangat luar biasa. Bagaimana dia bisa memiliki lima elemen akar spiritual yang tercemar?" Wakil Kepala Akademi menggeleng. Dia tidak bisa menerima kenyataan itu.     

"Dia mungkin hanya sedang beruntung. Kalau tidak, bagaimana kekuatannya bisa meningkat drastis? Seperti apa yang kamu dan aku ketahui, orang dengan akar spiritual lima elemen yang tercemar sulit mencapai tingkat Foundation. Aku khawatir kultivasinya akan tertahan di Great Spirit Master seumur hidupnya." Kepala Akademi berbicara dengan sedih sambil meneguk tehnya.     

"Aku tidak percaya bahwa bibit unggul itu..."     

"Sejauh yang saya tahu, akar spiritual lima elemen juga disebut akar spiritual kekacauan utama."     

Ketika Wakil Kepala Akademi mendengarnya, dia menatap Mo Chen yang sedang minum tehnya. "Akar kekacauan spiritual utama?"     

"Benar. Saya ingat bahwa akar spiritual lima elemen adalah akar spiritual yang paling utama. Itu adalah nenek moyang dari semua akar spiritual. Tapi setelah berevolusi selama bertahun-tahun, akar spiritual lima elemen jarang muncul. Saat ini, banyak akar spiritual tunggal atau ganda karena kultivasi akar spiritual lima elemen sangat lambat. Oleh karena itu, akar tersebut dikenal sebagai akar spiritual palsu atau akar spiritual yang tidak berguna."     

Kepala Akademi menjelaskan sambil menatap Mo Chen. "Itu sudah lama sekali. Bagaimana anda tahu?"     

"Saya telah membacanya di buku-buku kuno dan bertanya pada guru. Beliau pernah bilang bahwa orang dengan akar spiritual kekacauan utama sangat dicintai oleh Surga." Mo Chen menyesap tehnya dengan santai. Suaranya terdengar acuh tak acuh dan pelan, tapi dia memikirkan wajah pemuda yang sedang tersenyum itu.     

Ketika pemuda itu tahu bahwa dia punya akar spiritual lima elemen, apakah dia benar-benar akan bersembunyi dan tidak berani keluar seperti yang dikatakan oleh para siswa?     

Meskipun Mo Chen hanya berkenalan dengan pemuda itu dalam waktu yang singkat dan pertemanan mereka tidak dalam, tapi dia tahu bahwa sifat pemuda itu tidak bisa dibandingkan dengan orang biasa. Dibandingkan harus bersedih dan bersembunyi, Mo Chen merasa bahwa Feng Jiu akan memikirkan solusinya.     

Beberapa hari kemudian.     

Hari itu, para guru dari Divisi Farmasi mengunjungi Kepala Akademi dan Wakil Kepala Akademi. Amarah mereka memuncak.      

"Ada apa? Kenapa kalian sangat marah?" Wakil Kepala Akademi memandang para guru farmasi yang sedang marah. Dia merasa agak terkejut. Apakah ada yang memprovokasi guru-guru ini?     

"Kepala Akademi, Wakil Kepala Akademi, masalah ini harus diatasi dengan sangat baik! Harus diselidiki dengan ketat!" Seorang guru tiba-tiba mengeluarkan komentar dengan marah.     

"Apanya yang harus dilakukan dengan ketat?" Kepala Akademi juga terkejut.     

"Kepala Akademi, Wakil Kepala Akademi, ada pencuri yang mengambil tanaman obat ajaib kami. Tanaman obat ajaib di beberapa puncak gunung Divisi Farmasi dicuri. Buah spiritual kami juga diambil. Beberapa ginseng tua telah dicabut sampai akarnya. Bahkan lebih parahnya lagi, ginseng muda seukuran sumpit juga telah dicabut. Itu akan menghancurkan puncak gunung kami!"     

"Siapa yang berani? Siapa yang berani melakukan hal seperti itu?" Mereka merasa terkejut.      

"Apakah kamu tidak menyelidikinya? Apakah tidak ada yang mencegahnya?"     

Ketika para guru mendengarnya, wajah mereka langsung merah padam. Mereka mulai berbicara dengan marah. "Bagaimana mungkin? Kami mencegahnya dengan mengirimkan para siswa untuk berjaga. Tapi semuanya masih dicuri. Ketika kami mengirimkan para guru untuk berjaga, semuanya juga masih dicuri."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.