Dokter Hantu yang Mempesona

Token Komando Hitam Muncul!



Token Komando Hitam Muncul!

3Feng Jiu memandang mereka dengan tatapan yang curiga. "Tuan Muda ini mencari orang yang bertanggung jawab di sini." Dia juga menyerahkan token komando sambil berbicara.     

Mata penjaga itu terbelalak ketika melihat token Feng Jiu. Dia langsung menangkapnya dan berbicara dengan hormat. "Silahkan masuk, Tuan Muda. Saya akan langsung melapor kepada atasan saya."     

Penjaga itu segera membawa token milik Feng Jiu untuk melapor kepada pelayan sedangkan penjaga lainnya mengajak mereka untuk masuk ke dalam. Penjaga itu mundur setelah mereka masuk. Kemudian, orang-orang di dalam mengantar mereka ke aula dan menyajikan teh serta makanan ringan.     

Pelayan sedang mengobrol dengan dua pria paruh baya di suatu ruangan. Ketika dia mendengar suara ketukan pintu, dia marah. "Kamu tidak punya mata, ya?! Apakah kamu tidak tahu kalau aku sedang menjamu tamu penting?"     

Suara ketukan pintu berhenti. Penjaga itu merasa agak ragu, tapi dia memutuskan untuk tetap melapor. "Pelayan, seseorang ingin bertemu dengan anda sambil membawa token komando Pasar Gelap."     

Pelayan itu terkejut saat mendengarnya. Dia memandang dua pria paruh baya yang ada di ruangan. Ketika dia melihat mereka mengangguk, dia berkata. "Masuklah!"     

Penjaga memasuki ruangan. Dia tidak berani melihat sekelilingnya tapi langsung menyerahkan token komando Pasar Gelap dengan hormat.     

"Pelayan, ini adalah token komando Pasar Gelap kita. Bawahan ini tidak berani mengabaikan mereka dan segera mengantarkan mereka ke aula."     

Pelayan memeriksa token komando itu. Dia akhirnya sadar bahwa token itu menandakan perwakilan terhormat dari Pasar Gelap. Dia terkejut sejenak dan segera menyerahkan token itu kepada dua orang yang sedang duduk di sampingnya. "Orang seperti apa yang membawa token komando hitam ini?"     

"Dia adalah Tuan Muda tampan yang berjubah merah. Dia terlihat berusia sekitar 15 hingga 16 tahun. Hanya ada dua pelayan yang menemaninya, seorang pria dan seorang wanita." Penjaga itu melapor.     

"Mm, kembalilah."      

Pelayan melambaikan tangan dan memerintahkan penjaga itu untuk pergi.     

"Baik."     

Setelah penjaga menutup pintu, tiga orang yang ada di ruangan kembali bicara.     

"Token komando ini memang milik kita. Setiap hadiah token komando hitam harus didaftarkan dan dilaporkan. Lagipula, orang awam tidak mungkin bisa mendapatkannya dengan mudah. Bagaimana anak kecil bisa punya token komando ini?"     

"Bagaimanapun cara dia mendapatkannya, aku harus menemui setiap orang yang datang sambil membawa token komando hitam." Pelayan ingin mengambil kembali token komando itu. Tapi pria paruh baya yang memegangnya langsung menarik tangannya. Pelayan itu terkejut. Dia tidak tahu apa yang dimaksud oleh pria paruh baya yang ada di sampingnya.     

"Token komando hitam ini tidak bisa mengenali orang."      

Dia tiba-tiba berbicara sambil menatap pelayan itu.     

Pelayan dan pria paruh baya di sampingnya merasa terkejut. Beberapa saat kemudian, manajer itu mengerutkan keningnya dan berkata. "Ini bukan sesuatu yang bagus. Kita semua bekerja di Pasar Gelap dan harus memahami peraturan. Jika anak muda itu bisa mendapatkan token komando hitam, maka dia pasti bukan orang sembarangan. Jika petinggi tahu, maka aku tidak bisa menanggung akibatnya."     

"Biarkan aku pergi denganmu untuk melihatnya. Aku juga ingin tahu darimana anak muda ini berasal. Bagaimana dia bisa punya token komando hitam?"     

Pria paruh baya itu berdiri sambil memandang token komando hitam di tangannya.      

"Masih belum bisa dipastikan apakah token komando hitam ini benar-benar miliknya."     

Pria yang ada di sampingnya ingin memberikan nasihat. Bibirnya bergerak, tapi dia tidak bisa mengatakan apa-apa. Akhirnya, dia juga berdiri dan ingin melihat seperti apa orang yang membawa token komando hitam.     

Pelayan tahu apa yang mereka pikirkan. Dia pun menghela nafas. "Tapi saya ingin mengingatkan anda sebelum itu. Jika orang itu membawa token komando hitam maka dia adalah tamu terhormat Pasar Gelap. Anda tidak bisa mengganggunya."     

"Mengganggu? Hahaha, kamu terlalu banyak berpikir yang tidak-tidak."      

Pria paruh baya itu tersenyum dan membuat isyarat agar pelayan pergi lebih dulu.     

Kemudian, mereka bertiga meninggalkan ruangan dan segera pergi ke aula.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.