Mengidamkan Wanita Cantik
Mengidamkan Wanita Cantik
"Kamu melakukannya!" Tuan Neraka berbicara dengan penuh amarah. Api dalam tubuhnya mendidih sehingga otot-ototnya membengkak. Tubuhnya benar-benar tegang. Dia merasa bahwa api itu hanya bisa dipadamkan oleh wanita yang sedang di dekapnya.
Feng Jiu digendong oleh Tuan Neraka ke dalam kamar. Dia menggosok matanya yang buram. Setelah itu, dia memandang wajah tampan yang ada di depannya. Dia lalu mengangguk dan berbicara seperti biasa. "Mm, itu benar."
Tapi saat berikutnya, sikapnya berubah. Feng Jiu tiba-tiba tertawa seperti seorang penjahat. Kedua tangannya menyentuh seluruh tubuh Tuan Neraka secara sembarangan. "Paman, jangan hanya bicara. Ayo pakai tubuhmu. Kemarilah, biarkan aku menyentuh otot-ototmu! Aku sudah gatal ingin menyentuh otot perutmu sejak kita bertemu pertama kali. Hei, hei, hei..."
Mata Tuan Neraka tampak berapi-api. Sudut bibirnya terangkat. Dia menatap Feng Jiu yang sedang linglung sambil berkata. "Oh? Ternyata kamu sudah terpikat oleh Tuan ini sejak ada di Hutan Sembilan Jebakan?"
"Hei, hei, aku hanya ingin menyentuh..." Feng Jiu tersenyum. Dia memicingkan matanya yang buram. Dia juga menggosok lengan Tuan Neraka seperti anak kucing.
"Ketika kita sudah sampai di tempat tidur, Tuan ini akan membiarkanmu menyentuhnya sesuka hatimu." Tuan Neraka berbicara dengan tulus. Dia terus tersenyum sejak tadi. Dia akhirnya sampapi di dalam kamar hanya dengan dua hingga tiga langkah. Namun Feng Jiu justru menepuk-nepuk lengannya.
"Turunkan aku."
"Apakah kamu pikir kamu punya kesempatan untuk mundur setelah menyulut api?" Tuan Neraka mengabaikan Feng Jiu. Saat ini, dia hanya ingin melakukan hal itu!
"Hic! Cepat turunkan aku..." Feng Jiu cegukan lagi. Dia tampak tidak nyaman.
"Tidak mau."
Tempat tidur sudah dekat. Lagipula, tidak mudah membuat Feng Jiu mabuk. Mana mungkin dia akan melewatkan kesempatan ini?
Feng Jiu mengerutkan kening. Dia mendorong kerah jubah Tuan Neraka dengan kedua tangannya. Kemudian, membenamkan wajahnya yang mungil dan langsung muntah.
Awalnya Tuan Neraka tidak ingin melepaskan Feng Jiu sama sekali. Pandangannya hanya tertuju pada tempat tidur. Tapi tubuhnya membeku dan matanya tampak tidak percaya.
Tuan Neraka menatap Feng Jiu yang sedang muntah dalam waktu yang lama. Feng Jiu bahkan menyeka mulutnya dengan sudut pakaian Tuan Neraka. Dia mendongak dan menatap Tuan Neraka dengan tatapan yang polos. Raut wajahnya seakan mengatakan bahwa itu bukan urusannya. Lagipula, Tuan Neraka tidak mau menurunkan dia...
"Hic, aku tidak tahan lagi." Feng Jiu berkedip. Raut wajahnya terlihat polos. Karena dia minum anggur tadi, kelopak matanya terasa semakin berat. Dia sudah merasa nyaman setelah muntah. Saat ini, dia tersenyum tipis dan langsung tertidur...
"Feng Jiu!"
Tuan Neraka meraung dengan penuh amarah.
Teriakannya terdengar sangat lantang pada malam hari. Seluruh penghuni Kediaman Feng langsung terkejut...
Feng Jiu bangun keesokan siang. Dia terlalu banyak minum anggur semalam. Kepalanya terasa berat dan pelipisnya berkedut kesakitan.
Feng Jiu berbaring di tempat tidur dan perlahan-lahan terbangun. Dia tiba-tiba mengingat kejadian semalam. "Apa yang aku lakukan tadi malam?"
Apa yang telah Feng Jiu katakan dan lakukan mulai muncul di dalam benaknya. Raut wajahnya menjadi aneh ketika bayangannya menjadi jelas.
Feng Jiu memikirkan apa yang telah dia lakukan semalam. Dia juga memikirkan bagaimana cara menghadapi Tuan Neraka. Dia mulai berpikir apakah dia harus bersembunyi ke Peach Blossom Ridge selama beberapa hari?...