Dokter Hantu yang Mempesona

Tuan Ini Siap Pergi Bersamamu



Tuan Ini Siap Pergi Bersamamu

2"Apa? Kamu masih berpikir bahwa Tuan ini enak dilihat?" Tuan Neraka memandang Feng Jiu dengan curiga. Dia bertanya dengan tajam. "Bukankah tahu milik Tuan ini terasa enak? Kamu memakan tahuku, tapi kamu justru menarik kata-katamu. Hmph!"     

"Hei, hei, aku tidak akan berani!" Feng Jiu tersenyum sambil mencibir. Tatapannya yang penuh gairah berubah menjadi tegas. "Tuan Neraka, kapan kita akan pergi?"     

Tuan Neraka tahu bahwa Feng Jiu pura-pura serius. Dia pun bersenandung dengan lembut.      

"Bukankah kamu bisa membiarkan ayahmu tetap tinggal di sini? Setelah kamu meninggalkan masalah yang ada di sini, Tuan ini bisa pergi denganmu kapan saja."     

Setelah Feng Jiu mendengar kata-kata itu, dia memutar bola matanya. [Apa yang dimaksud pergi bersama kapan saja? Bilang saja sesukamu!] Feng Jiu mencibir dalam hati.      

Meskipun demikian, senyumannya masih mempesona. "Aku akan membiarkan masalah yang ada di sini. Aku bisa meninggalkan empat Kultivator Golden Core bersama dengan ayahku. Lagipula dengan adanya Penjaga Feng, negeri-negeri kecil lainnya tidak akan berani menyerang ayah. Khususnya para klan yang ada di Kekaisaran Phoenix. Mereka tidak akan menyinggung ayah karena mereka tidak punya alasan melakukannya."     

"Selain itu, aku tahu bagaimana kemampuan dan sifat ayah. Dengan kekuatan dan kemampuannya dalam mengatasi masalah, ayah pasti bisa mengatur Kekaisaran Phoenix. Lagipula, ayah dibesarkan dan dilahirkan di sini. Kita sudah sangat akrab dengan negeri ini, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan."     

Feng Jiu sudah memikirkan semuanya. Ayahnya pasti akan aman di sini. Dia juga bisa menunjukkan kemampuannya secara maksimal. Bahkan jika Feng Jiu pergi selama setengah tahun atau satu tahun, dia pasti tidak akan merasa cemas.     

Tuan Neraka memandang Feng Jiu dan bertanya. "Kalau begitu, kenapa kita tidak pergi sekarang?"     

"Tidak perlu buru-buru. Aku harus mempersiapkan beberapa hal!" Feng Jiu berpikir sejenak. Lalu, dia berkata. "Tiga hari lagi. Kita akan pergi tiga hari lagi. Aku harus pergi ke istana dan membicarakannya dengan Ayahku."     

"Pergi ke istana? Tuan ini akan menemanimu."      

Setelah itu, Tuan Neraka merapikan jubahnya sambil berdiri.     

Feng Jiu memandangnya dan bertanya. "Aku pergi ke istana untuk memberitahu sesuatu kepada Ayahku. Apa yang akan kamu lakukan di sana? Jangan-jangan, kamu takut jika aku diam-diam pergi."     

"Uhuk!"     

Tuan Neraka batuk dengan lembut. Dia merasa agak malu tapi wajahnya sama sekali tidak terlihat canggung. Dia mengalihkan tatapannya dari wajah Feng Jiu. Kemudian, dia berbicara dengan acuh tak acuh.      

"Tuan ini harus pamitan. Bagaimanapun juga, dia lebih tua."     

"Baiklah! Mari pergi bersama." Feng Jiu menatap Tuan Neraka dengan ragu.      

"Tapi ketika kamu bertemu dengan Ayahku, jangan membicarakan omong kosong!"     

"Apa maksudmu?" Tuan Neraka bingung sejenak. Dia menatap Feng Jiu. Ketika dia melihat Feng Jiu mengedipkan mata ke arahnya, dia akhirnya paham.     

Tuan Neraka terdiam sambil memandang langit. Apakah Feng Jiu takut jika dia memberitahu ayahnya tentang dirinya yang sedang mabuk malam itu?      

"Mm, kamu mengingatkan Tuan ini. Jika Ayahmu tahu bahwa kita sudah melakukannya maka dia akan lebih yakin mengizinkanmu bersama." Tuan Neraka berbicara dengan sungguh-sungguh. Matanya yang gelap tampak melengkung karena tersenyum. Sudut bibirnya juga agak terangkat.     

Feng Jiu melihat Tuan Neraka berjalan keluar sambil menekuk kedua tangan ke belakang punggungnya. Dia sangat terkejut dan segera berlari untuk mengejarnya. "Tuan Neraka, aku merasa bahwa kamu, pak tua, terlihat sangat tampan belakangan ini! Daya tarikmu sebagai pria sangat tinggi dan melampaui batas..."     

"Pak tua lagi?"     

"Hei, hei, aku salah bicara. Kamu bukan pak tua! Kamu paman yang sangat menawan!"     

"Paman?" Tuan Neraka mendengus.      

"Tuan ini baru berusia 25 tahun. Sembilan tahun lebih tua daripada kamu."     

"Mm... kalau begitu, aku harus memanggilmu Kakak?" Feng Jiu bertanya dengan hati-hati.     

Tuan Neraka memandang Feng Jiu. Dia pun bertanya dengan santai. "Bagaimana jika lain kali kamu memanggilku Kakak ketika kamu sedang meraba-raba dan memeluk tubuhku?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.