Dokter Hantu yang Mempesona

Tidak Ada Rasa



Tidak Ada Rasa

3Ketika aura kental dan murni terpancar dari buah spiritual, aroma buah tersebut menjadi sangat kuat sehingga Pak Tua Putih harus menahan diri agar tidak menerkam buah dan menggigitnya. Meskipun demikian, air liurnya terus menetes ke bawah.     

Saat ini, Pak Tua Putih tidak peduli bahwa dia adalah satu-satunya yang tidak berhasil meningkatkan kultivasi dan ia tidak merasa sedih dengan hal itu. Yang ingin dilakukannya hanyalah mencicipi buah tersebut dan melihat seperti apa rasanya. Ia sudah memperhatikannya sejak Nona memindahkan pohon itu ke dalam ruang dimensi. Ia juga sering menyiram pohon dan menunggu buahnya berubah dari hijau menjadi merah. Dalam beberapa waktu terakhir, ia tidak terlalu memperhatikannya jadi ia tidak tahu bahwa buahnya sudah matang.     

Ibarat manusia yang menyaksikan menantu kecil mereka tumbuh dewasa dan akhirnya siap untuk ditelan dalam sekali makan. Saat Pak Tua Putih melihat buah yang warna merah cerah, ia menelan ludah dan bergerak maju sambil membuka mulutnya. Ia pun meraih salah satu buah dengan mulutnya dan menariknya dari pohon.     

Hari ini, tidak ada yang bisa menghentikannya memakan buah!     

"Krauk!"     

"Mmm! Sangat manis! Sangat harum! Sungguh rasa buah spiritual yang kuat!" Ketika Pak Tua Putih menggigit buahnya, rasa buah yang kaya meledak di mulutnya bersamaan dengan suara retakan. Ia segera menutup mulutnya seolah-olah ia khawatir aromanya akan menghilang.     

Saat Feng Jiu mengejar dari kejauhan, dia melihat Pak Tua Putih berdiri di bawah pohon botol dengan membelakangi mereka. Kepala kuda itu sedikit menunduk. Dia bisa melihat mulutnya mengunyah sesuatu. Dia pun langsung melotot ke arahnya. "Berani sekali, Pak Tua Putih! Aku sudah jelas menginstruksikan kalau buah dari pohon ini tidak boleh dimakan! Apa kamu tidak mendengar kata-kataku?     

Meskipun Pak Tua Putih ketakutan karena suara di belakangnya, namun ia justru mengunyah lebih cepat dan secara tidak sengaja menelan biji buah. Ia bisa merasakan biji buah itu tersangkut di tenggorokannya sehingga ia tidak bisa bernapas.     

"Ngiiikkk! Ngik! Ngik!"     

Pak Tua Putih menunduk dan mencoba meludahkan biji buah. Namun, biji buah itu tersangkut jadi dia hanya bisa meringkuk dengan sedih.     

Feng Jiu terkejut dengan apa yang terjadi di depan. Dia akhirnya melangkah maju dengan cepat. "Lihat dirimu sekarang, ini adalah hasil dari mencuri makanan!" Dia meletakkan satu tangan di dagu Pah Tua Putih untuk menopang kepalanya sedangkan tangan lainnya bergerak di sekitar tenggorokannya untuk mendorong biji buah keluar.     

"Hah! Aku selamat!"     

Pak Tua Putih jatuh ke tanah dengan keempat kakinya menghadap ke langit. Ia memandang Tuannya yang datang bersama tiga binatang kecil lainnya, lalu ia menyeringai. "Tuan, buah itu sangat harum, manis dan renyah! Sangat enak!"     

"Apanya yang enak!"     

Feng Jiu menampar kepala kuda itu. "Aku hanya punya lima buah, aku bahkan tidak tahu buah apa itu! Beraninya kamu memakan tanpa izin, apa kamu ingin mengabaikan perintah dariku?"     

"Nona tidak bisa menyalahkan saya! Buah itu terbang ke mulut saya sendiri, saya tidak bohong." Pak Tua Putih menunduk dan tidak berani menatapnya.     

"Pohon buah spiritual dipenuhi oleh sarang ular dan kamu baru saja memakan buahnya secara sembarangan. Jika sesuatu terjadi padamu, maka jangan minta bantuanku." Feng Jiu mendengus dan menyilangkan kedua tangan di depan dadanya.     

Dia bukannya tidak ingin membiarkan Pak Tua Putih memakan buahnya, dia hanya tidak tahu jenis buah apa ini dan apa efeknya. Pada saat itu, sarang ular berusaha keras melindungi pohon jadi dia belum tahu apa efeknya, tapi Pak Tua Putih justru memakan buahnya dengan santai.     

Karena Pak Tua Putih terlanjur memakan buahnya, tidak ada gunanya mengatakan apa-apa lagi. Dia akhirnya menarik nafas dalam-dalam dan berkata, "Cepat, selagi kamu masih ingat, beri tahu aku seperti apa rasanya buah itu. Apakah kamu merasakan perbedaan atau perubahan di tubuhmu setelah memakannya?"     

Pak Tua Putih tercengang mendengarnya. Ya, dia sudah memakan buahnya, tapi dia hanya tahu bahwa buahnya manis, harum dan renyah. Tidak ada yang lebih penting dari itu!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.