Dokter Hantu yang Mempesona

Biarkan Guru Memberitahumu



Biarkan Guru Memberitahumu

1Di malam hari, setelah para murid di setiap puncak melaporkan berita tersebut kepada Guru mereka, Tetua dari setiap Puncak merasa terkejut.     

"Benarkah? Tetua Matahari Ketiga benar-benar mengasingkan diri untuk membuat pil yang mampu menentang Surga?" Salah satu Tetua Puncak bertanya sambil menatap muridnya.     

"Benar. Guru, saya mendengarnya dari bibir Adik Junior Ruan sendiri." Pria paruh baya itu menjawabnya dengan hormat.     

Setelah Tetua Puncak mendengarnya, dia mengerutkan kening dan berkata, "Jika itu memang benar, lalu kenapa dia memberitahumu? Ada sesuatu yang tidak beres dengan masalah ini."     

"Guru, dia datang hanya untuk mengobrol dengan saya dan minum anggur bersama. Kakak Tertua telah bertarung dengan Guru mereka karena masalah ini sehingga dia terluka parah. Dia masih terbaring di gua dan tidak sadarkan diri sekarang. Adik Junior Ruan sedang dalam suasana hati yang tidak baik sehingga dia datang mencari saya untuk minum bersamanya. Dia hanya berbicara secara tidak sengaja setelah minum anggur."     

Murid itu lanjur berkata, "Saya merasa bahwa masalah ini sangat penting, itu sebabnya saya segera datang untuk melaporkannya kepada anda setelah saya meminta seseorang mengirimkan Adik Junior Ruan kembali. Jika benar ada pil yang mampu menentang Surga, maka reputasi Puncak Matahari Ketiga akan melampaui kita. Saya merasa bahwa apapun yang terjadi, saya masih harus melaporkan masalah ini kepada Guru dan membiarkan anda memutuskan apa yang harus dilakukan selanjutnya."     

Setelah Tetua Puncak mendengarnya, dia mengelus jenggotnya dan merenung sejenak. Dia pun berkata, "Bahkan jika masalah ini benar, alasan apa yang bisa digunakan untuk mencegahnya? Jika Pemimpin Sekte mengetahuinya, aku khawatir..."     

"Guru, Puncak Matahari Ketiga dikenal oleh dunia luar sebagai puncak terhebat Sekte. Jika kita mengizinkan Tetua Matahari Ketiga untuk membuat pil yang mampu menentang Surga, maka saya khawatir bahwa Guru harus menunduk dan membungkuk kepada beliau. Saya tidak keberatan jika saya diejek, tapi saya benar-benar tidak ingin mendengar bahwa puncak kita tidak sebanding dengan Puncak Matahari Ketiga."     

Wajah Tetua Puncak menjadi tidak senang. Ketika dia membelai jenggotnya, tangannya tiba-tiba jatuh dan menarik jenggotnya sampai dia menjerit kesakitan.     

Dia melirik muridnya dengan wajah malu. Kemudian, dia berpikir sejenak. "Kalau itu memang benar, kamu bisa datang ke sini sebentar." Dia memberi isyarat agar pria paruh baya itu mendekat. Dia pun membisikkan beberapa instruksi kepadanya dan memberi isyarat lagi. "Pergilah sekarang!"     

"Baik, murid akan segera pergi dan menyelesaikannya." Murid itu bergegas keluar dengan gembira.     

Saat ini, Shangguan Wanrong yang tidak sadarkan diri di gua Puncak Kesembilan akhirnya terbangun karena mencium aroma obat yang menyengat. Ketika membuka matanya dengan linglung, dia melihat Tetua Matahari Ketiga berjalan menghampirinya sambil membawa cambuk yang dicelupkan ke dalam obat cair.     

"Kamu sudah bangun? Baguslah."     

Tetua Matahari Ketiga berhenti sekitar tiga langkah darinya. Dia membawa cambuk di tangannya dan menatap Shangguan Wanrong. "Wanrong, kamu tidak bisa menyalahkan Guru. Jika bukan karena Guru, kamu pasti masih terjebak di Kediaman Shangguan. Benar, kan?"     

"Jangan khawatir, aku akan memastikan bahwa kamu memainkan peranmu semaksimal mungkin. Aku tidak akan membiarkanmu datang ke dunia ini tanpa alasan. Tidak ada yang tahu bahwa kamu ada di sini bersamaku jadi kamu akan tetap mempertahankan identitas yang bermartabat sebagai murid Tetua Matahari Ketiga."     

"Cih!"     

Shangguan Wanrong menatapnya dengan tajam. "Munafik! Kamu bahkan tidak sebanding dengan binatang buas! Kamu tidak punya hak untuk menyebut dirimu sebagai seorang Guru!"     

"Haha, tidak masalah. Kamu bisa memarahiku semaumu! Sebentar lagi, kamu tidak akan bisa memarahiku lagi." Tetua Matahari Ketiga tersenyum santai dan memainkan cambuk dengan tangannya. "Apakah kamu tahu ini? Aku telah merendam cambuk ini dalam obat cair sejak aku menerima kamu sebagai murid. Apakah kamu tahu kegunaannya?"     

"Aku yakin kamu tidak tahu. Tidak masalah, biarkan aku memberitahumu. Aku pasti akan memberitahumu dan tidak membiarkanmu menanggung semua ini tanpa mengetahui alasannya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.