Dokter Hantu yang Mempesona

Tiga Jarum Perak



Tiga Jarum Perak

1"Kepala Klan Shangguan datang!"     

Seseorang berteriak dari kerumunan dan semua orang langsung menoleh. Ketika mereka melihat bahwa Keluarga Shangguan benar-benar datang, kerumunan segera mundur dan memberi jalan bagi mereka.     

Wanita yang terbaring mendengarnya dan ingin berdiri. Namun setelah dia berhasil berdiri, kakinya ditangkap dan ditarik oleh cambuk sampai dia jatuh kembali ke tanah dan menerima cambukan lagi di punggungnya.     

"Ah! Ayah, bantu aku… bantu aku…"     

Wanita itu menangis dengan sedih sedangkan Kepala Keluarga Shangguan dan Tetua Ketiga bergegas datang dengan terkejut. Ketika Kepala Keluarga Shangguan menyaksikan kejadian itu, dia segera berteriak.     

"Hentikan!"     

'Plak!'     

Suara cambukan terdengar tepat setelah dia berteriak dan jeritan sengsara menggema lagi. Saat jeritan itu sampai ke telinga Kepala Keluarga Shangguan, kemarahan melonjak di dalam hatinya.     

"Aku bilang berhenti!"     

Teriakan penuh amarah itu menyadarkan dua Kultivator Golden Core untuk berjalan maju dan merebut cambuk dari tangan Feng Jiu. Tanpa diduga, Feng Jiu tiba-tiba mencambuk kedua pria itu sampai mereka mundur karena merasa kesakitan.     

"Tuan Muda Feng, tolong jaga tangan anda." Tetua Ketiga maju untuk menghalangi Feng Jiu. Dia memandang pemuda yang mengerikan itu sambil tersenyum. "Dia adalah putri muda dari Kepala Keluarga. Sejak kecil, dia memang orang yang sombong dan keras kepala. Sekarang, Tuan Muda Feng telah memberinya pelajaran. Saya harap Tuan Muda Feng untuk bersikap murah hati dan berhenti menyerangnya."     

Feng Jiu langsung berhenti ketika dia sadar bahwa pria tua di depannya adalah Tetua Ketiga yang pernah dia temui. Dia pun menjatuhkan cambuk di tangannya dan berjalan menghampiri Bi Shan.     

Bi Shan menahan pemimpin kelompok prajurit bayaran tanpa membunuhnya. Setelah Bi Shan meliriknya dengan tajam, dia menarik pedang dari tenggorokannya dan berteriak. "Enyahlah!"     

Teriakan yang menyuruh dia enyah dari sini membuatnya benar-benar merasa malu. Terutama ketika orang yang mengatakannya adalah anak buahnya dulu, bagaimana mungkin dia tidak marah?     

Kemarahan dalam hatinya mendidih kembali akibat rasa sakit dari tangannya yang terluka. Pemimpin kelompok prajurit bayaran yang belum mati hanya bisa melolong kesakitan dan tidak bisa berdiri. Ketika dia melihat Bi Shan meletakkan pedangnya dan berbalik badan untuk pergi, dia menggerakkan tangannya untuk mengeluarkan belati. Dia segera maju dan menusukkan belati tajam ke belakang leher Bi Shan.     

Kerumunan di sekitarnya tersentak ketika mereka menyaksikan kejadian itu. Pemimpin kelompok prajurit bayaran sangat tidak bermoral. Pria itu bersedia mengasihani dia, tapi dia justru membalasnya dengan menyerang secara diam-diam. Orang seperti itu memang sangat buruk.     

Bi Shan sepertinya menyadari sesuatu dan berbalik badan.     

Namun sebelum Bi Shan bertindak, pemuda berjubah merah yang berdiri di depan segera berbalik badan serta mengangkat tangannya seolah-olah sedang menembakkan sesuatu. Dalam waktu singkat, pemimpin kelompok prajurit bayaran mengerang dengan mata terbelalak dan tubuhnya merosot ke tanah.     

Tiga jarum perak menancap di antara kedua alisnya.     

"Jangan mengasihani orang yang mengincar nyawamu. Bunuh orang yang harus dibunuh." Feng Jiu yang mengenakan jubah merah menoleh pada Bi Shan dan berbicara tanpa basa-basi. Raut wajahnya terlihat serius dan dipenuhi dengan niat membunuh.     

Bi Shan memandang pria yang jatuh sambil memegang belati di tangannya. Kemudian, dia mengangguk dan menjawab, "Baik." Dia seharusnya tidak berhati lembut dan langsung membunuh pemimpin itu setelah menyadari niat membunuh darinya.     

Ketika orang-orang di sekeliling melihat pemandangan itu, suasana langsung menjadi hening. Tidak ada yang berbicara karena mereka tahu bahwa Bi Shan menyelamatkan pria itu, sedangkan pria itu justru berniat membunuh Bi Shan. Dia pantas ditusuk oleh tiga jarum perak di antara kedua alisnya.     

Pemuda berjubah merah tidak hanya pemberani, tapi juga memiliki keterampilan yang sangat hebat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.