Dokter Hantu yang Mempesona

Biarkan Dia Pergi Ke Halaman Dalam



Biarkan Dia Pergi Ke Halaman Dalam

2Sementara untuk Serigala Abu-abu…     

Feng Jiu menoleh ke belakang. Bibirnya terangkat namun tidak tersenyum. Berani sekali dia memintanya membersihkan toilet? Nyali Serigala Abu-abu semakin besar.     

Pria tua itu merasa lega saat dia melihat Feng Jiu kembali ke halaman luar.     

"Kamu membuatku merasa ketakutan sampai hampir mati. Untungnya kamu baik-baik saja." Dia menepuk dadanya dan berkata, "Kenapa Kepala Pengawal memanggilmu? Apakah sedang terjadi sesuatu?"     

"Tidak ada yang terjadi. Dia dihukum oleh Tuan karena mengabaikan perintah. Dia ingin aku mengerjakan hukuman." Feng Jiu tersenyum dan bertanya, "Paman, apa yang biasanya Paman lakukan?"     

"Kamu masih baru di sini jadi kamu hanya bisa melakukan tugas-tugas aneh di halaman luar. Ayo pergi! Aku akan membawamu bertemu dengan Kepala Pelayan." Pria tua itu memberi isyarat agar Feng Jiu mengikutinya.     

'Kepala Pelayan?' Mata Feng Jiu berkedip lalu dia mengikutinya.     

Kepala Pelayan di kediaman milik Putra Mahkota bukanlah orang biasa. Oleh karena itu, Feng Jiu sangat menantikannya. Dia ingin tahu seperti apa Kepala Pelayan itu.     

Ketika pria tua itu datang ke halaman depan, mereka melihat seorang pemuda sedang membagikan pekerjaan kepada para pelayan di mansion. Ya, pemuda itu tampak berusia sekitar dua puluh lima hingga dua puluh enam tahun. Auranya berwibawa seperti seorang bangsawan yang anggun, tapi para pelayan di kediaman memanggilnya Kepala Pelayan.     

"Kepala Pelayan, ini adalah keponakan saya, Li Da Niu [1][1]." Pria tua itu berjalan maju dan memperkenalkan Feng Jiu. "Cepat, berlututlah pada Kepala Pelayan dan ucapkan terima kasih telah memberimu kesempatan."     

"Hah?" Feng Jiu berdiri tercengang seperti orang desa ketika dia memandang pemuda itu.     

"Ada apa dengan 'hah'? Aku memintamu untuk berlutut di depan Kepala Pelayan!" ucap pria tua itu.     

Setelah Feng Jiu mendengarnya, dia menggeleng dan mengedipkan matanya yang jernih dan polos. "Tidak, saya tidak bisa. Ayah saya berkata bahwa saya tidak boleh berlutut kepada siapa pun dengan mudah. Lagipula, penduduk di negeri kami hanya boleh berlutut di hadapan orang mati. Saya tidak pernah berlutut kepada orang yang masih hidup sebelumnya!"     

Pria itu hampir pingsan karena merasa ketakutan. Dia pun mengangkat tangannya untuk menepuk kepala Feng Jiu. "Dasar orang desa!" Namun, sebelum tangannya mengenai kepala Feng Jiu, dia segera menghindar.     

Ketika pria itu melihatnya, dia tersenyum sambil melambaikan tangan. "Tidak apa-apa, jangan berdebat dengan anak kecil."     

Dia berbalik badan untuk melihat Feng Jiu dan bertanya. "Apakah kamu dipanggil Li Da Niu?" Dia menganggap itu sebagai nama panggilan yang lucu. Anak sekurus ini disebut dengan banteng besar?     

"Baik." Feng Jiu berdiri dengan tegap dan menatapnya dengan agak takut.     

"Apakah kamu takut padaku?" Pria itu bertanya sambil tersenyum. Suaranya terdengar lembut.     

Feng Jiu menggeleng dan menjawab dengan jujur. "Saya tidak takut pada anda. Saya hanya takut anda akan mengusir saya. Saya tidak ingin pulang untuk bertani."     

"Hahaha, tidak, aku tidak akan melakukannya. Selama kamu bekerja keras, aku tidak akan mengirimkan kamu pulang untuk bertani." Pria itu tersenyum dan berkata, "Mulai sekarang, kamu akan dipanggil Prem Kecil di kediaman ini!"     

"Baik. Terima kasih, Kepala Pelayan." Feng Jiu tersenyum lebar. Senyumannya yang lebar membuat wajahnya samar-samar tampak sangat mempesona.     

Pria itu sedikit terkejut dengan apa yang dia lihat. Dia bertanya dalam hati: Raut wajah pemuda itu benar-benar mempesona, tapi dia tampak seperti orang yang sederhana tanpa niat yang buruk. Itu membuat orang lain berpikir bahwa dia mudah dimanfaatkan.     

Kepala Pelayan bertanya lagi. "Apakah pekerjaannya sudah diatur?" Pandangannya tertuju pada pria tua itu.     

"Hamba telah memintanya untuk melakukan beberapa pekerjaan sambilan di halaman luar. Dia adalah pendatang baru. Dia belum mempelajari banyak keterampilan. Saya khawatir dia akan membuat kesalahan jika dia bersikap canggung jadi saya pikir dia bisa melakukan beberapa pekerjaan sambilan untuk membiasakan diri terlebih dahulu."     

"Pekerjaan sambilan?"     

Pria itu berpikir sejenak dan berkata, "Kirim dia ke halaman dalam! Suruh dia menyapu lantai di halaman dalam, menyirami bunga dan menyingkirkan rumput liar di taman."     

[1] Li Da Niu: Secara harfiah berarti Banteng Besar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.