Dokter Hantu yang Mempesona

Pembelot Palsu



Pembelot Palsu

1Feng Jiu terkekeh. "Di sini, kita harus menjadi pembelot palsu. Apa pun yang mereka perintahkan, kita harus melakukannya! Kita harus bertindak sesuai dengan kondisi dan mencari tahu bagaimana situasi di sini lebih dulu."     

"Tapi kami tidak bisa mengumpulkan energi spiritual. Apa yang harus kami lakukan jika ada masalah?" Song Ming bertanya dengan cemas.     

Ketika Feng Jiu mendengarnya, dia menyindir. "Bukankah itu yang kamu inginkan? Wanita-wanita di sini terlihat cukup cantik. Lagipula, kamu adalah seorang pria, kamu pasti tidak akan rugi. Kamu bisa mengambil kesempatan ini dan mencari kenikmatan di antara para wanita. Agar kamu tidak membentangkan kedua kakimu setiap kali kamu melihat seorang wanita."     

"Feng Jiu..."     

"Baiklah. Aku tidak akan bercanda denganmu. Ambil ini! Kalian bisa menunggu sampai momen kritis. Itu bisa menghilangkan efek obat pada tubuh kalian. Jangan biarkan orang lain mengetahuinya."     

Feng Jiu mengibaskan tangan dan menyerahkan tiga pil obat kepada mereka. Dia memandang mereka dengan penuh arti dan memberikan tugas pada mereka, "Jika kalian tidak punya kekuatan, maka kalian harus menggunakan otak. Jangan hanya menggunakan kekuatan untuk menyelesaikan masalah. Kalian kadang juga perlu menggunakan kelebihan kalian sendiri."     

Hati mereka bertiga terenyuh. Mereka merenungkan makna kata-kata Feng Jiu.     

Saat ini, dua orang wanita datang dari kejauhan. Keduanya adalah wanita genit yang pertama kali mereka temui. Meskipun pesona mereka awalnya tidak terlalu tinggi, namun saat ini, daya tarik memancar dari sekujur tubuh mereka.     

Kain pada tubuh kedua wanita itu hampir transparan, sehingga pola pakaian dalam yang menutupi payudara mereka terlihat dengan jelas. Sepasang kaki ramping mengintip dari celah samping rok mereka sehingga kaki mereka tampak sangat menggoda.     

Mereka berhenti di depan kandang besi dan mengamati orang-orang yang ada di dalamnya. Tatapan mereka tertuju pada Song Ming dan Feng Jiu. Dibandingkan dengan Duan Ye yang berwajah imut dan Ning Lang yang ramah dan gemuk, pandangan mereka lebih tertarik pada Feng Jiu yang sedang menyeringai, serta Song Ming yang memancarkan pesona maskulin.     

"Kami benar-benar membuat kalian menderita karena telah mengunci kalian dalam kandang besi kecil." Salah seorang wanita tersenyum sambil menutupi bibir merahnya. Dia memandang Feng Jiu yang bersandar di dalam kandang tanpa menunjukkan rasa marah. Hatinya gemetar ketika dia melihat senyuman pemuda yang tampan di hadapannya.     

Dia berjalan maju untuk membuka kunci kandang dan memeriksa orang-orang di dalamnya. Kemudian, dia berbicara kepada mereka dengan lembut. "Jangan berpikir untuk melarikan diri. Setelah kalian sampai di tempat ini, kalian tidak akan bisa melarikan diri. Guru kami ingin melihat kalian. Ayo pergi bersama kami!"     

Feng Jiu berdiri sambil mengibaskan jubahnya. Dia berjalan keluar dari kandang besi dengan anggun dan damai, seolah-olah dia sedang berada di halaman rumahnya sendiri. Ketika tiga pemuda yang lain melihat Feng Jiu pergi, mereka mengikutinya keluar dan berjalan di belakang kedua wanita itu untuk bertemu dengan Guru mereka. Dalam perjalanan, mereka juga memerhatikan lingkungan sekitar.     

Berdasarkan tata letak dan jumlah orang yang berkeliaran, tempat ini terlihat seperti sekte kecil. Ada bukit dan sungai, serta beberapa paviliun di atas bukit. Meskipun demikian, hanya ada sekitar dua ratus orang di dalamnya.     

Feng Jiu merenung. Tempat ini jelas diduduki dan dikuasai oleh sekelompok wanita, tapi kenapa tidak ada yang mengendalikan area ini? Secara umum, sekte sesat tidak diizinkan berdiri di negeri kelas dua.     

Mereka sepertinya belum lama mendirikan sekte ini? Atau... apakah tempat ini didukung oleh orang-orang yang berkuasa?     

Feng Jiu merenung di sepanjang perjalanan. Mereka mengikuti dua wanita di depan dan dipimpin menuju ke sebuah aula besar. Setelah dia memasuki aula dan melihat orang-orang yang sedang duduk di kursi utama serta kursi bawahan, dia merasa cukup terkejut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.