Menunggu Mereka
Menunggu Mereka
"Guru apa? Seorang siswa dari Akademi Bintang Enam ingin menjadi guruku? Hanya tiga orang idiot yang bisa dibodohi. Aku tidak yakin mereka bahkan tahu bahwa orang yang bernama Feng Jiu adalah siswa dari Akademi Bintang Enam."
Luo Fei duduk di depan meja sambil mengetuk meja dengan ringan. Bola matanya begerak-gerak. Dia sudah memikirkan cara menyambut guru ini.
"Tuan Muda." Suara penjaga terdengar.
"Masuklah." Luo Fei memanggil dan melihat penjaga yang masuk. "Ada apa?"
"Orang-orang itu sudah pergi ke kota dan kami memperkirakan bahwa mereka akan memasuki kota di malam hari. Tolong berikan perintah selanjutnya." Penjaga melapor dengan hormat.
Luo Fei diam sejenak. Kemudian, dia memberikan perintah, "Kirimkan seseorang untuk menunggu pada jarak seratus meter di luar gerbang kota. Ketika kalian melihat mereka, kalian harus segera kembali untuk melapor. Tuan Muda ini akan mengajak orang untuk menjemput mereka."
Penjaga itu menatap Luo Fei dengan kebingungan. Ketika dia melihat Luo Fei tersenyum seperti rubah, dia segera menunduk. "Ya." Lalu, dia pun segera pergi.
Setelah penjaga itu pergi, Luo Fei berjalan menuju ke kamar. Dia berpikir sejenak kemudian bertanya, "Di mana Ayah?"
"Tuan dan Nyonya sedang bermain catur di halaman." Petugas muda di luar menjawabnya.
"Bermain catur?" Luo Fei membelai dagunya dan melangkah keluar.
Ketika dia sampai di halaman tempat tinggal orang tuanya, dia melihat mereka sedang minum teh sambil bermain catur di bawah pohon. Dia berlari ke depan sambil tersenyum. "Ayah, Ibu, kalian ternyata ada di sini!"
"Fei'er? Apa yang kamu inginkan?" Wanita itu menjawab sambil menatap putranya dengan penuh kasih sayang. Pasangan itu hanya punya satu anak. Mereka sangat mencintainya sejak dia masih kecil. Tapi karena mereka terlalu memanjakannya, anak itu membuat mereka sakit kepala setelah dia dewasa.
Pria paruh baya itu mengalihkan pandangan dari papan catur dan melirik putranya. Kemudian, dia kembali melihat papan catur. "Ini pasti bukan kabar baik. Katakan! Apakah kamu membuat masalah lagi? Apakah kamu ingin meminta orang tuamu untuk membereskannya?"
"Ayah, putra Ayah tidak pernah merepotkan. Mana mungkin aku akan membuat masalah sepanjang hari?"
Luo Fei berjalan maju sambil tersenyum polos. Dia memegang tangan ibunya dengan penuh kasih sayang dan lanjut berkata, "Ibu, aku datang untuk memberitahu sesuatu. Ngomong-ngomong, Ibu terlalu lama diam di rumah tanpa tahu apa-apa soal sumber pemandian air panas! Aku menyuruh seseorang untuk pergi ke Vila Yu Ming. Bagaimana jika Ibu tinggal di sana selama sepuluh hari dan pulang pada tengah bulan? Apakah Ibu tidak ingin pergi ke sana untuk sekedar bersantai?"
"Oh? Apakah kamu ingin mengusir orang tuamu?" Kepala Keluarga Luo mendengus. Wajahnya terlihat murung. Dia pun bertanya sambil menatap pemuda yang memegang tangan istrinya, "Apa yang ingin kamu lakukan setelah mengusir kami dari rumah?"
Nyonya Luo juga menepuk tangan putranya dan menyentuh dahinya dengan ringan. Kemudian, dia tersenyum dan turut bertanya, "Fei'er, apa yang ingin kamu lakukan? Jika kamu tidak menjelaskan kepada orang tuamu, maka kami tidak akan melakukan apa yang kamu inginkan."
Ketika Luo Fei mendengarnya, dia tersenyum malu-malu sambil menggaruk kepalanya. "Sebenarnya tidak ada masalah. Ada beberapa teman yang akan datang ke rumah, jadi aku ingin menghibur mereka sendiri. Jika Ayah dan Ibu ada di sini, maka mereka akan merasa terkekang di rumah dan tidak bisa bermain dengan bebas. Itulah mengapa..."