Secercah Harapan di Tengah malam
Secercah Harapan di Tengah malam
Su Xi sama sekali tidak mengerti apa itu operasi caesar. Saat ini, pikirannya sedang linglung. Dia merasa sangat lelah sehingga dia kesulitan untuk membuka matanya. Namun, dia tahu bahwa Feng Jiu berniat menyelamatkan anaknya. Akhirnya, dia langsung menyetujuinya. "Tidak apa-apa selama anak itu masih bisa selamat."
Setelah mendapatkan persetujuan, Feng Jiu memotong ginseng berusia ribuan tahun dari ruang dimensi dan menyuapkannya kepada Su Xi. Lalu, dia meminta semua orang yang ada di kamar untuk keluar. Ketika dia mendengar Leng Shuang kembali, Feng Jiu memintanya untuk masuk dan memberi bantuan.
Kepala Keluarga Feng dan Feng Xiao melihat Feng Jiu mengusir bidan dan pelayan istana. Mereka tidak tahu apa yang akan dia lakukan, tapi mereka percaya padanya dan tidak menanyakan apa-apa. Mereka hanya menunggu di luar dengan gelisah.
"Kakek." Feng Jiu berdiri di pintu dan menatap kakeknya.
"Jiu Kecil, bagaimana keadaannya?" Kepala Keluarga Feng segera bertanya.
"Kakek, aku akan melakukan operasi caesar pada Nenek. Aku akan mengambil bayinya langsung dari perutnya." Feng Jiu menjelaskan dengan santai. Operasi caesar sangat normal pada zaman modern, tapi di zaman ini justru terdengar agak menakutkan.
Setelah Kepala Keluarga Feng mendengarnya, wajahnya memucat dan butiran-butiran keringat menetes dari dahinya. Dia bertanya dengan gugup. "Apa, apa? Operasi caesar? Mengeluarkan bayi dari perut? Apakah sang ibu masih bisa tetap hidup?"
"Dia bisa tetap hidup." Feng Jiu tersenyum sambil berbicara dengan lembut. Kata-kata sederhana yang keluar dari mulutnya menenangkan hati pria tua itu.
"Jika dia bisa tetap hidup, maka lakukanlah. Kakek percaya padamu." Bahkan jika dia belum pernah mendengar soal operasi caesar, selama Feng Jiu yakin bahwa Su Xi bisa tetap hidup, maka dia pasti masih bisa bertahan!
Feng Jiu mengangguk dan menjelaskan bahwa tidak ada yang boleh masuk sampai dia keluar. Kemudian, dia kembali ke kamar dan memulai operasi untuk memotong perut.
Sepotong ginseng berusia ribuan tahun mampu mengisi kembali tenaga seseorang. Su Xi yang hampir jatuh koma berangsur-angsur sadar setelah memakannya. Dia hanya merasakan bahwa Feng Jiu menyuapkan cairan obat kepadanya sehingga tubuhnya tidak bisa bergerak. Dia berbaring di sana sambil tidak sadarkan diri, tapi dia masih bisa berpikiran jernih.
Ada suara yang samar-samar terdengar di telinga Su Xi. Feng Jiu bertanya padanya, apa nama bayi itu setelah lahir? Apa nama panggilannya? Apakah dia lebih menyukai bayi laki-laki atau perempuan?
Su Xi tidak bisa melihat apa yang dilakukan oleh Feng Jiu, tapi dia tahu bahwa Feng Jiu memang sedang sibuk. Meskipun demikian, Feng Jiu terus meliriknya sambil memberikan senyuman penyemangat. Su Xi tidak tahu sudah berapa lama waktu telah berlalu. Dalam keadaan setengah sadar, dia bisa mendengar suara tangisan bayi. Namun, dia jatuh koma dan kehilangan kesadaran dalam waktu yang singkat.
"Waa!"
Tepat sebelum tengah malam, tangisan bayi yang keras menyebar di istana. Selain menyingkirkan suasana berat yang menyelimuti istana, suara tangisan itu juga memberikan secercah harapan dan rasa sukacita...
Ketika Kepala Keluarga Feng yang berdiri di luar mendengar tangisan bayi, dia langsung tertegun. Dia meraih tangan Feng Xiao dan tubuhnya agak gemetar. "Lahir... lahir... Su Xi telah melahirkan seorang anak..."
Setelah suaranya yang dipenuhi rasa kaget mereda, dia segera memikirkan Su Xi dan berjalan maju untuk menemuinya. Namun sebelum dia bisa masuk, Feng Xiao bergegas menariknya.
"Ayah, jangan cemas. Jiu Kecil berkata agar kita menunggu sampai dia keluar. Kita tidak bisa masuk."
"Ya, ya. Jiu Kecil mengatakan bahwa kita tidak boleh masuk. Kalau begitu, kita tidak bisa masuk." Kepala Keluarga Feng berjalan dengan gelisah dan gugup. Dia berharap agar pintu segera terbuka.